Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Jalan Moses, Perjalanan Hidup Sekejap yang Menginspirasi

15 Oktober 2024   12:30 Diperbarui: 16 Oktober 2024   07:27 19965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

Selamat Jalan Moses, Perjalanan Hidup Sekejap yang Menginspirasi

Oleh: Suyito Basuki


Saat melakukan perjalanan ke Jepara Jumat 11 Oktober 2024 yang baru lalu, masih di Semarang, saya mendapat kabar bahwa Moses, yang memiliki nama lengkap Christian Moses Natanael meninggal dunia karena sebuah kecelakaan motor.  Saya yang sedang dalam kondisi menyetir mobil tiba-tiba sedikit merasakan sebuah kekosongan.  Kepala saya sandarkan di jok, mata melihat lurus ke depan, di kegelapan malam, wajah Moses remaja 16 tahun itu terbayang.

Tiba-tiba kesadaran kuat muncul supaya berhati-hati memegang setir kendaraan.  Di daerah Sukun Semarang, berkisar jam 20.00, kendaraan, motor, mobil, besar kecil lumayan padat melintas ke arah Semarang dan sebaliknya ke arah Ungaran.  Memasuki tol Tembalang, saya bercakap dengan istri dan dengan dua anak kami, berbincang berita duka yang baru kami dengar itu benar apa tidak?

Sedang Naik Daun

Moses sebagai remaja yang memiliki potensi bakat menyanyi dan bermusik menurut info saat ini sedang naik daun.  Tidak saja dia aktif menyanyi di gereja, tetapi juga aktif menyanyi mengikuti lomba-lomba, baik lomba lagu pop maupun tradisional.

"Sekarang ini sebenarnya saatnya dia memetik hasil dari latihan-latihan vokalnya sejak kecil," demikian keterangan seorang rekan yang melatih vokal Moses saat usia kanak. 

Perasaan kehilangan juga dirasakan tidak saja oleh pihak rekan-rekan remaja gerejanya tetapi juga oleh teman-teman sekolahnya juga.  Kesan-kesan yang disampaikan, Moses adalah anak yang sabar dan baik hati serta memiliki potensi besar dalam olah vokal dan bermain musik.  Moses yang adalah anak semata wayang keluarga Ristiyanto dan Nuning ini adalah berkat yang terindah selama ini.  Di tengah keluarga, kehidupan anak remaja ini selalu menyukakan hati kedua orang tuanya itu.

Perjalanan Mengikuti Lomba

Sebagai Ketua Lembaga Pengembangan Pesparawi Daerah (LPPD) Kab. Jepara, sekaligus pendeta jemaat tempat Moses bergereja, saya merasakan kehangatan hubungan kami.  Ketika keluarga Ristiyanto dan Nuning mengadakan acara menamakan anak mereka yang kemudian dipanggil akarab 'Moses' itu 16 tahun yang lalu, saya bersama istri dan tetangga sekitar diundang untuk menjadi saksi dan mendoakannya.

Saat Moses kanak-kanak mengikuti ibadah Sekolah Minggu, kami mengikuti perkembangan anak itu.  Kebetulan juga istri ikut mengajar Sekolah Minggu pada waktu itu.

Pada saat diadakan lomba Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) tingkat Jateng di Semarang tahun 2020, LPPD Kab. Jepara mengirim Moses yang berusia 12 tahun mengikuti lomba cabang Solo Anak.  Saat itu karena masa Covid, maka lomba diadakan secara virtual kecuali lomba solo anak dan solo remaja. 

Hasilnya, Moses belum dapat juara.  Tetapi lumayanlah masih mendapat medali perak dan sertifikat kejuaraan.

Bersama Pengurus LPPD dan Oficial, Moses bersama Velicia di tengah (dokumen pribadi) 
Bersama Pengurus LPPD dan Oficial, Moses bersama Velicia di tengah (dokumen pribadi) 

Pada Lomba Pesparawi Jateng tgl. 4-6 Juli 2024 lalu di Wonogiri, Moses bersama rekan-rekannya dikirim LPPD Kab. Jepara mengikuti cabang lomba Musik Pop Gereja (MPG).  Moses bersama Jhon dan Velicia menjadi vokalis.  Teman-temannya memegang alat musik organ, kencrung akustik, gitar dan bass elektrik serta drum. 

Dengan didampingi pelatihnya Kristiyan Dedy Yohanes mereka mulai berlatih sejak awal tahun 2024.  Saat diadakan performance menjelang keberangkatan lomba yang diadakan di GPdI Calvary Chappel Jepara, antusias Moses terlihat meski tidak vulgar, maklum pembawaan anak ini malu-malu. 

Kami LPPD Kab. Jepara saat Pesparawi Jateng di Wonogiri itu hanya mengirim cabang lomba Solo Anak, Solo Remaja Putra dan Putri, Paduan Suara Anak, Vocal Grup dan MPG.  Saat pengiriman peserta dana belum terkumpul semua sehingga peserta cabang-cabang lomba tidak semua mendapat subsidi pembelian pakaian. 

Cabang lomba MPG-lah, Moses dan kawan-kawan tidak mendapat subsidi lomba, sehingga personilnya meminjam batik lengan panjang milik peserta Paduan Suara Pria (PSP) LPPD Kab. Jepara yang pada tahun 2022 tampil mewakili Jateng di Pesparawi Tingkat Nasional di Yogyakarta.  Seragam yang mereka pinjam itu batik troso warna merah lengan panjang, kok kebetulan pas semua.  Velicia atas inisiatif orang tuanya membeli batik troso warna merah dan menjahitnya sendiri.  Setelah usai lomba, pengurus LPPD Kab. Jepara mendapatkan tambahan dana, personil MPG semuanya tetap diberi subsidi, bukan untuk membeli kain atau baju, tetapi untuk beli sepatu.


Yuri Personil Gong 2000

Yang sangat mengesan adalah saat Moses dan kawan-kawan tampil di panggung Pesparawi Jateng yang berada di GKI Wonogiri.  Menurut saya penampilan mereka tidak ada beban.  Para vokalis, Moses, Jhon, dan Velicia tampil luar biasa.  Musik juga rancak, tidak ada kesalahan saat mereka memainkannya.

Salah satu personil Dewan Yuri yang menilai adalah Harry Anggoman salah satu personil grup band Gong 2000 dengan vokalisnya Achmad Albar pada waktu itu.  Saya perhatikan Harry Anggoman dan rekan yuri lainnya sangat menikmati penampilan Moses dan kawan-kawan.  Mereka ikut bergoyang di tempat duduk sambil menggerak-gerakkan tangan mereka.

Usai pementasan, saya sempat wawancara dengan Harry Anggoman. Grup MPG, Moses dan kawan-kawan serta oficial sempat foto bersama Harry Anggoman. Harry Anggoman ketika itu memberi petuah supaya grup MPG kami terus berlatih dan lomba Pesparawi 3 tahun lagi diharapkan mengikuti lagi.

Saya pikir Moses dan kawan-kawan akan mendapatkan kejuaraan, setidaknya nomor 2 atau 3, namun nyatanya perkiraan kami meleset.  Saya baca komentar yuri kelemahan MPG kami di bagian arransemen.  Ya sudahlah, kami menerima.

Meski kontingen LPPD Kab. Jepara pulang tidak membawa kejuaraan apa-apa, namun keberangkatan kami ke Lomba Pesparawi Jateng di Wonogiri 2024 itu tetap kami syukuri.  Pada bulan Agustus 2024 yang baru lalu, kami mengadakan acara syukuran sekaligus peringatan hari kemerdekaan Indonesia.  Semua peserta yang hadir, lengannya diikat dengan pita merah putih, sayang Moses tidak hadir saat itu. 

Silakan klik dan lihat Link You Tube: https://youtu.be/NU-Mdi-o9tI 

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun