Saya memiliki teman, saat dia sekolah di sebuah STM di kota kami, dia harus berjalan kaki ke sekolahnya berkisar 10 Km.
Jadi kalau dihitung jarak berangkat dan pulang, maka jarak yang ia tempuh dengan berjalan kaki berkisar 20 Km. Hal itu dia lakukan dengan satu tekad bahwa pendidikan akan mengubah nasib seseorang. Empat tahun kemudian dia lulus dari sekolahnya.
Saat saya bertemu 30 tahun kemudian, dia sudah memiliki usaha alat timbang di kota besar, memiliki sebuah PT yang berkembang usahanya di Kalimantan.
Dia sudah membeli rumah yang dulu ia kontrak. Selain rumah yang ia kontrak, ia juga membeli rumah di sebelahnya, digunakan untuk perkantoran.
Terakhir bertemu 2 tahun yang lalu, dia bercerita mengembangkan usaha dengan membeli sebuah lahan beberapa hektar dan ditanami pohon durian, selain masih juga beternak anjing jenis yang mahal.
Cuma hebatnya teman saya ini, sampai sekarang dia tidak pernah menunjukkan keberhasilannya itu di dunia medsos.
Saya pernah menulis kisah keberhasilannya itu di sebuah majalah dan setelah itu diterbitkan pula dalam buku antologi kisah-kisah yang menginspirasi.
Waspada saat flexing
Flexing atau memamerkan keberhasilan hidup di dunia medsos saat ini perlu dipertimbangkan.
Jika memang harus flexing, sebaiknya flexing yang menginspirasi orang lain supaya gigih berusaha dan melecut semangat hidup orang lain yang sedang terpuruk.
Oleh karena itu, flexing yang dilakukan tidak fokus pada benda-benda atau properti yang dimiliki secara lengkap.Â