Subroto Sm adalah pelukis senior Yogyakarta yang pernah berpameran bersama Agus Yusuf  memberi kesannya tentang AgusYusuf.
"Saya mulai mengenal Agus Yusuf pada bulan Oktober 2018 di Jakarta. Pada waktu itu kita sama-sama menjadi peserta Pameran Seni Rupa Festival Bebas Batas/FBB, sebuah pameran diperuntukkan bagi para seniman disabilitas Indonesia dan mancanegara."
"Saya dibuat kagum oleh keterampilannya menggunakan HP yg kecil, hanya dengan bantuan kedua tangan buntungnya  seukuran 15cm, tanpa jemari, dagu dan mulutnya. Dia dengan mudahnya mengambil-memasukkan HP di saku baju bagian kiri, dan menyentuh layarnya dengan ujung tangannya, yang  bagai sebuah jari tangan. Dan saya ketahui Agus hanya memiliki satu kaki utuh normal; kaki kanan pendek tidak utuh."
"Kekaguman kedua, adalah pada lukisan-lukisannya, yang ia lukis menggunakan kaki dan mulutnya, dalam gaya realistis. Kami bertemu dalam tiga event pameran di FBB Jakarta th 2018, dan di Solo, th 2019, dan di Omahe Kartika th 2019. Â Salah satu lukisan yang saya kagumi adalah berjudul 'Menjelang Panen', Â 2018, cat minyak di kanvas berukuran 80x100cm, dipamerkan dalam FBB Solo 2019."
Beberapa aspek kehebatan lukisan 'Menjelang Panen', Â yang dibuat Agus Yusuf di tahun 2018 tersebut menurut Subroto Sm adalah:
1. Ide jelas, kuat sejalan dengan tema/judul
2. Keterampilan teknik tinggi, bagaimana bulir-bulir padi dilukiskan dengan cermat dan indah, padahal pakai mulut. Orang normal pun sulit melaksanakan.
3. Komposisi: perspektif warna dan kegarisan (linier) sangat indah. Pusat perhatian (aspek dominan/eye catcher) jelas dan kuat.
"Dia melukis menggunakan jari-jari kakinya saat melukiskan bentuk-bentuk global dengan kuas berukuran agak besar. Namun pada bagian-bagian yang bentuk-bentuknya kecil ia menggunakan mulutnya."
"Dalam lukisan itu Agus berhasil menggambarkan keluasan pemandangan sawah dengan padi menguningnya. Â Pada bagian cakrawala dilukiskan pedesaan di kejauhan dalam warna lembut. Sementara di bagian depan (foreground), ia lukiskan bulir-bulir padi menguning dengan detil yang akurat, dengan keterampilan teknik tinggi; yang saya yakin ia lukis dengan mulutnya. Â Nah, pada bagian foreground inilah menjadi pusat daya tarik dan kekuatan lukisan Agus Yusuf."
"Kekaguman ketiga adalah kepada Mbak Sri Rohmatiah, sang istri tercinta Agus. Dalam pandangan saya, Sri Rohmatiah adalah seorang istri yang dengan tulus ikhlas telah menumpahkan segala kasih sayang, cinta, penghargaan dan dorongan spiritnya kepada Agus demi tercapainya kehidupan keluarga yang harmonis dan eksistensi Agus sebagai seniman disabilitas yang punya prestasi dan reputasi."
Temu darat rekan kompasianer