Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

HUT PEPABRI ke-65 Hibur Masyarakat Ambarawa

13 September 2024   11:56 Diperbarui: 13 September 2024   11:59 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agum Gumelar beri sambutan (foto: dokumen pribadi)

HUT PEPABRI ke-65 Hibur Masyarakat Ambarawa

Oleh: Suyito Basuki

"PEPABRI adalah gabungan dari anggota TNI POLRI yang telah purna bertugas, tetapi meski demikian belum purna dalam penngabdian kepada negara," demikian penjelasan Jendral TNI (Purn) H. Agum Gumelar sebagai Ketua Umum (Ketum) PEPABRI Pusat di atas panggung pagelaran seni di Lapangan Panglima Besar Jendral Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Kamis malam 12 September 2024 hari lalu.  Agum Gumelar yang malam itu didampingi oleh Pengurus PEPABRI Pusat, Wakil Ketum Laksmana TNI Purn. Ahmad Sucipto, serta Sekjen PEPABRI Komjen Pol (Purn) Drs. Yun Mulyana, serta Ketua DPD PEPABRI Jateng Mayjen  TNI (Pun) Nur Ahmad, menyatakan PEPABRI sengaja mengadakan malam hiburan dalam rangka peringatan HUT PEPABRI ke-65 bagi masyarakat Ambarawa.  Sebelumnya, siang hari Agum Gumelar memimpin peringatan HUT PEPABRI ini dengan mengadakan upacara di lokasi Monumen Palagan Ambarawa.

Ambarawa Bersejarah

"Mengapa di Ambarawa?" demikian pertanyaan Agum Gumelar kepada para penonton yang duduk lesehan di depan panggung.  Agum Gumelar yang memulai karier militer dengan masuk  Akademi Militer Indonesia di Magelang, Jawa Tengah pada tahun 1969 selanjutnya berkata,"Ambarawa adalah tempat yang sangat bersejarah yang harus diingat selalu.  Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenali sejarah bangsanya dan menghormati jasa pahlawannya."

"Di tahun 1945 di Ambarwa terjadi peristiwa dimana  Tentara Keamanan Rakyat dibawah pimpinan Jendral Sudirman berhasil mengusir penjajah Belanda dan Jepang dengan patriaotisme yang tinggi meski terbatas dalam persenjataan.  Semangat seperti inlah yang harus dilestarikan, yakni semangat untuk mengabdi kepada bangsa dan negara," demikian Agum Gumelar yang hadir malam itu didampingi oleh istri, Linda Agum Gumelar. 

Malam itu Agum Gumelar yang pernah menjadi Menteri Perhubungan Kabinet Gotong Royong (2001--2004), Menteri Koordinator Politik, Sosial dan Keamanan Kabinet Persatuan Nasional (2001), Ketua Umum PSSI (1999--2003), Menteri Perhubungan dan Telekomunikasi Kabinet Persatuan Nasional (2000--2001), dan Menteri Perhubungan Kabinet Persatuan Nasional (1999--2000) mengajak masyarakat Ambarawa yang menonton pertunjukan seni campur sari Sinar Baskara Surabaya pimpinan Suprapto itu untuk bergembira.  "Kita harus gembira karena keberhasilan milik orang-orang yang gembira bukan orang yang murung," demikian ucap Agum Gumelar malam itu dengan penuh semangat.

Hadir dalam kesempatan malam syukuran PEPABRI antara lain Laksmana TNI Purn. Yudo Margono mantan Panglima TNI sebagai tamu kehormatan. 

Paduan Suara Universitas Atma Jaya (foto: dokumen pribadi)
Paduan Suara Universitas Atma Jaya (foto: dokumen pribadi)

Panggung hiburan malam itu dimeriahkan oleh penampilan Paduan Suara Mahasiswa Universitas Atmajaya Yogyakarta yang memenangi festival Paduan Suara Mahasiswa se- ASEAN di Bangkok Thailand belum lama ini.  Acara dimeriahkan pula dengan penampilan tari Bambangan - Cakil dari ISI Surakarta.  Penampilan tari ini terasa istimewa karena seorang bambangan atau kestria dikeroyok oleh 5 orang cakil. Acara malam ini semakin meriah dengan kehadiran  pelawak mantan pemain Srimulat Tarzan.

Sekilas PEPABRI

PEPABRI yang memiliki kepanjangan Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan POLRI menurut laman https://PEPABRI.or.id, memiliki 350000 anggota, 31 DPW Propinsi, 329 DPC Kab/ Kota mempunyai sejarah yang panjang. Cikal bakal PEPABRI terjadi di masa pemerintahan Presiden Soekarno.  Dari keprihatinan pada nasib pejuang dan mantan prajurit APRI, maka terbentuklah mulai lokal di Solo lebih dulu yakni PPAPRI 1 September 1953.  Kemudian Pada tanggal 12 April 1957 para pensiunan TNI di Jakarta membentuk organisasi Persatuan Pensiunan Angkatan Perang Republik Indonesia disingkat PERPAPRI yang juga masih bersifat lokal. Kelahiran PERPAPRI di Jakarta didorong oleh semangat juang yang tidak mengenal pensiun.

Pada tanggal 10 sampai dengan 12 September 1959, PERPAPRI menyelenggarakan Kongres Nasional -- I di Kaliurang Yogyakarta yang juga dihadiri oleh perwakilan dari Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan PPAPRI Solo.

Campur Sari Sinar Baskara Surabaya (Foto: dokumen pribadi) 
Campur Sari Sinar Baskara Surabaya (Foto: dokumen pribadi) 

Kongres ini menghasilkan keputusan yang sangat monumental yakni sepakat mempersatukan seluruh organisasi pensiunan dan Janda APRI/Janda pensiunan dalam satu wadah, dengan nama Persatuan Pensiunan Angkatan Perang Republik Indonesia disingkat PERPAPRI serta menyepakati landasan perjuangan dan identitas organisasi, yang kemudian dirumuskan dalam kode kehormatan "Catur Dharma."

Organisasi pensiunan dan janda APRI/janda pensiunan, telah lahir di bumi Indonesia. Inilah cikal bakal organisasi PEPABRI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun