Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Pameran Lukisan 9 Perupa di Semarang, Coba Bangkitkan Gairah Ekonomi Kreatif

11 September 2024   12:12 Diperbarui: 11 September 2024   12:16 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Tradisional karya Nanang Widjaya (dokpri) 

Pengunjung amati dan apresiasi lukisan (dokpri)
Pengunjung amati dan apresiasi lukisan (dokpri)

Harga Terjangkau

"Kami para perupa bermaksud ikut memberikan gairah ekonomi kreatif di bidang seni rupa dengan menampilkan karya-karya lukisan yang masing-masing menampilkan karya-karya lukisan yang terjangkau.  Agar bisa lebih familiar dan dapat dikoleksi oleh banyak orang tentunya.  Harga karya lukisan yang kami buat tentunya tidak mengurangi kwalitas dari karya tersebut, justru kami membuat semuanya sebagaimana layaknya karya-karya lukis kami pada umumnya dengan harga bursa seni lukis agar membangkitkan minat dan gairah membeli dengan harga maksimum Rp. 3.500.000 paling mahal.  Hal ini tentunya sangatlah dimungkinkan untuk dikoleksi atau diadopsi oleh para pecinta seni pada umumnya sebagai mana hal dimaksud di atas," demikian ujar Nanang dalam sambutannya.

"Pameran ini diikuti oleh 9 pelukis yang sudah terkemuka di Indonesia dan internasional yang tentunya sudah memiliki harga yang fantastis dan sulit untuk diadopsi atau dikoleksi, maka dengan pameran small is beautiful, dengan harga bursa ini diharapkan dapat menggairahkan ekonomi kreatif khususnya dan menumbuhkembangkan para pecinta Seni Rupa pada umumnya," demikian lanjut Nanang Widjaya yang memiliki NW Galery di Yogyakarta ini.

Pasar Tradisional karya Nanang Widjaya (dokpri) 
Pasar Tradisional karya Nanang Widjaya (dokpri) 

Nikmati Kopi, Nikmati Lukisan

Pameran lukisan di sebuah kafe memang menarik untuk sering-sering diadakan.  Pengunjung bisa menikmati sajian kopi dan menu kafe lainnya sembari melayangkan pandangannya di lukisan-lukisan yang dipajang di dinding.  Kemudian saat tertarik dengan sebuah lukisan, pengunjung bisa membawa pulang lukisan yang harganya ramah di kantong.

Konsep elegan ini memang menarik untuk dikembangkan yang tentunya ada beberapa catatan.  Yang pertama diperlukan sebuah kafe yang memiliki ruang yang lebih luas.  Coba saja yang datang mengunjungi pameran berduyun-duyun, tentunya ruangan seluas kurang lebih 75 hingga 100 meter tidak bisa mewadahi pengunjung dengan baik disebabkan ruangan juga sudah terpakai untuk kursi dan meja yang ditata.

Seorang pengunjung, Yahya Kumarawangi, mahasiswa Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Yogyakarta memberikan kesannya,"Pameran lukisan ini menyajikan suasana pameran seni yg santai karena diadakan di sebuah cafe.  Karya-karya yg dipamerkan berukuran kecil yang keindahannya sangat bisa dinikmati, sesuai judul pameran small is beautiful. Display karya cukup baik, dengan memaksimalkan ruangan cafe yg terdapat meja kursi sehingga pengunjung cafe dapat menikmati pameran sembari duduk sambil makan & minum," demikian Yahya yang menyebut karya Tatas Sehono yang berjudul Vista sebagai lukisan favoritnya di pameran lukis itu.

Amati lukisan Vista karya Tatas Sehono (Dokpri) 
Amati lukisan Vista karya Tatas Sehono (Dokpri) 

Usulan Aktifitas 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun