Pentingnya Hati Gembira bagi Lansia
Oleh: Suyito Basuki
Siang ini saya mendapat kiriman video Tik-Tok yang dibuat oleh Pak Kris. Â Pak Kris Winoto yang sering menyebut dirinya Kris Gendut adalah pelatih pembesut Paduan Suara Pria Jateng saat mewakili maju Pesparawi Tingkat Nasional di Yogyakarta, tahun 2022 yang lalu. Â Pak Kris di video Tik-Tok yang dikirimkannya itu memainkan organ bernyanyi bersama istri membawakan sebuah lagu: Cinta Ini. Menyertai lagu ini, Pak Kris menulis: Saat-saat berdua nyanyi bareng hiburane kakek-nenek.
Begitu Pak Kris menyebut istilah "kakek-nenek" pikiran langsung melayang pada istilah lansia. Â Lansia sebagai kependekan dari lanjut usia mempunyai padanan kata lain yakni "manula" kependekan dari manusia lanjut usia. Â Dalam bahasa Jawa biasa kami sebut dengan istilah "adi yuswa" yang dalam bahasa Indonesianya kadang disebut dengan istilah "usia yang indah".
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang kemudian disebut lansia atau manula ini. Â WHO menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 -- 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Sejarah mencatat bahwa Hari Lanjut Usia Nasional dicanangkan secara resmi oleh Presiden Soeharto di Semarang pada 29 Mei 1996 untuk menghormati jasa Dr KRT Radjiman Wedyodiningrat yang di usia lanjutnya memimpin sidang pertama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).Â
Sementara Hari Lanjut Usia Internasional (International Day of Older Persons) ditetapkan Sidang Umum PBB setiap 1 Oktober berdasarkan resolusi No. 45/106 tanggal 14 Desember 1990. Â Bulan September ini sebenarnya persiapan menyongsong hari lansia secara internasional di tahun 2024 ini.
Â
Persoalan yang Dihadapi
Lansia dalam kenyataannya banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Â Mengapa demikian? Â Karena orang-orang lansia biasanya memiliki ciri-ciri: a. Penurunan massa otot, b. Penurunan fungsi metabolisme, c.Penurunan kemampuan bernafas karena elastisitas paru-paru menurun, d. Penurunan kepadatan tulang, sehingga gampang cidera, e. Penuruan sistem kekebalan tubuh, f. Penurunan kemampuan pencernaan, karena tanggalnya gigi, g. Penurunan indera pencecap dan pembau, sehingga selera makan turun.
Saat saya pertama kali melihat pelayanan kesehatan lansia di gereja kami agak bingung juga, karena selain timbangan untuk mengetahui berat badan seorang lansia, tetapi juga ada alat ukur tinggi badan. Â Yang mengherankan, bukan mengukur pertambahan tinggi badan, tetapi mengukur penurunan tinggi badan. Â Ternyata tinggi badan lansia itu lambat laun mengalami penurunan karena faktor kebungkukan badan. Â Setelah timbang badan, ukur tinggi badan, biasanya lalu diukur tensinya dan ditanya keluhannya kemudian tenaga kesehatan dari puskesmas akan memberikan obat yang bersifat untuk penyakit ringan.
Sebelum proses semuanya itu, biasanya para lansia akan melakukan senam ringan. Â Setelah itu saya sesuai dengan jadwal, diminta untuk memberikan siraman rohani penyegaran berdasarkan ayat-ayat alkitab. Â Jadi kloplah, pelayanan kepada lansia, mendapat asupan rohani kemudian mendapat pelayanan secara jasmani.
Yang Saya Amati
Dari beberapa interaksi dengan lansia di dalam pelayanan diakonia kepada lansia di gereja, maka menemukan beberapa kenyataan kebiasaan yakni lansia biasanya tidak melihat waktu secara rinci. Â Yang terjadi di rumah-rumah lansia jam dinding rumah mati, baterai yang seharusnya diganti tidak segera diganti. Â
Hal ini mungkin karena beberap faktor, mungkin masalah keuangan dan masalah keengganan lansia naik pada ketinggian. Â Biasanya jam dinding diletakkan di dinding yang cukup tinggi dari jangkauan. Â Hal ini yang menyebabkan mereka tidak bisa memerinci waktu dengan baik. Â Mereka hanya melihat bahwa hari itu terdiri dari pagi, siang, sore dan malam.
Yang berikutnya mereka tidak lagi memerlukan perhitungan saat, hari tanggal dan bulan. Â Yang terjadi, di tahun 2024 ini misalnya, kalender tahun 2024 misalnya belum dibuka, masih terlihat di bulan Januari, sementara bulan sudah beranjak ke bulan September. Â
Beda sekali saat mereka masih muda, sangat perhatian pada saat atau waktu, mungkin berkaitan dengan hari-hari mendapatkan gajian, hari-hari membayar sekolah atau kuliah anak, kepentingan sosial menyumbang orang yang punya hajat, kegiatan organisasi yang diikuti dan sebagainya.
Lansia juga sepertinya tidak begitu memerlukan kegiatan malam hari. Â Hal ini terlihat dari penggunaan penerangan listrik yang minim. Mereka yang sudah mengalami gangguan mata karena katarak misalnya, tidak lagi memiliki aktivitas membaca. Â
Berbincang dengan tetangga yang datang pun biasa dilakukan siang atau sore hari. Â Tapi memang tidak bisa dipungkiri bahwa penerangan yang sengaja dibiarkan minim tersebut karena bisa juga terkait dengan efisiensi biaya pembelian pulsa listrik atau langganan setiap bulannya.
Obat itu Gembiranya hati
Lansia secara alami akan terpisahkan dengan anak-anak yang mereka asuh dan besarkan. Â Lansia yang tinggal di daerah biasanya akan ditinggalkan oleh anak-anak mereka bekerja di luar kota bahkan luar pulau. Â Pemahaman "mangan ora mangan asal kumpul" sudah tidak diyakini lagi oleh anak-anak muda pada masa kini.
Oleh karena itu para lansia merasa sangat senang dengan paguyuban mereka demi terciptanya interaksi di antara mereka dan juga sarana mereka terawat, baik secara jasmani maupun rohani. Â
Paguyuban lansia di gereja kami memiliki beberapa kegiatan, antara lain refreshing ke pantai. Â Pernah kami ajak ke pantai dengan naik mobil "odong-odong" yang disainnya mirip sepur. Â Wah mereka gembiranya bukan main.
Maka ketika saya menerima kiriman video Tik-Tok Pak Kris yang pensiunan guru ini, dalam hati ikut berbahagia. Â Memang seharusnyalah lansia memiliki aktifitas sesuai dengan kemampuaannya yang menimbulkan kegembiraan dalam hidupnya. Â
Mungkin mereka bernyanyi, menari, membaca geguritan atau puisi, nembang macapat, masa menu masakan kegemaran dan lain-lain. Â Hati yang gembira adalah obat. Â Semoga para lansia di Indonesia menyongsong hari lansia internasional 1 Oktober 2024 tetap panjang usia dan bergembira setiap harinya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H