Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Komentar Pembaca, Semoga "Dilah Kasukman" Semakin Memesona

1 September 2024   23:18 Diperbarui: 1 September 2024   23:20 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komentar Pembaca, Semoga "Dilah Kasukman" Semakin Mempesona

Oleh: Suyito Basuki

Berbahagia sekali ketika mendapati berita dari rekan bahwa Dilah Kasukman, renungan harian berbahasa Jawa terbitan Lembaga Pekabaran Injil Sinode (LPIS) Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ) edisi September 2024 sudah terbit bahkan telah beredar di pelanggan, jemaat gereja-gereja kami.  Kali ini covernya mengambil gambar GITJ Puring Jepara serta Gembala Jemaatnya Pemb. Pdt. Eko Nugroho Susanto, S.Th.dan majelis gereja.

Dibilang jumlah terbit ideal sebenarnya belum juga.  Kami redaksi hanya bisa menerbitkan maksimal 1000 eksemplar tiap bulannya, sementara jumlah jemaat gereja kami yang awal pertumbuhannya dari budaya Jawa ini sekarang berkisar 50.000 jemaat yang terdapat di sekitar Gunung Muria  yakni di daerah Pati, Kudus, Jepara, dan Semarang.  Sementara itu juga ada jemaat yang tersebar di Sumatra, wilayah Lampung dan Palembang.  Jemaat di perkotaan besar, beberapa ada di Salatiga dan Yogyakarta.

 

Masih Minim

Mengapa penerbitan jumlah eksemplarnya masih sangat minim?  Saya pernah ungkapkan di tulisan bulan-bulan sebelumnya bahwa masalah dana dan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi masalah utama yang masih terus diurai.  Sebagai pemimpin redaksi dan editor, saya terus berusaha mencari orang-orang berpengaruh dan mencintai budaya dan bahasa Jawa untuk ikut memikirkan perkembangan penerbitan renungan harian rutin setiap bulan dengan bahasa Jawa populer yang menurut pengamatan, satu-satunya di Indonesia bahkan di dunia, hehehe...

Untuk menjangkau pembaca yang tidak sempat berlangganan karena lokasi yang jauh dan dorongan untuk menjadi berkat bagi mereka, maka saya sudah 6 tahun berjalan, seiring usia penerbitan, saya membuat akun Dilah Kasukman di Facebook dan juga membuat group WA-nya.  Setiap hari saya mengunggah artikel-artikel renungan itu.  Rata-rata 10-15 orang menjadi komentator di Grup Facebook.  Jumlah akun Facebook yang menjadi anggota sih 900 orang lebih.  Mantap kan?

Sengaja saya minta pembaca Dilah Kasukman lewat Facebook saya mintai komentarnya terhadap penerbitan ini.  Hal ini untuk umpan balik perbaikan penulisan, kemasan buku, pendistribusiannya dan lain-lain.  Semoga semakin ke depan akan semakin baik, semakin mempesona dan memberi manfaat kepada pembaca baik dari sisi rohani maupun dari segi bahasa Jawa.

Komentar-komentar yang Memberi Semangat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun