Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kepergian Pelukis Godod Sutejo, Tak Bisa Hapus Kesan Mendalam Para Rekan

30 Agustus 2024   22:39 Diperbarui: 30 Agustus 2024   23:36 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nanang Widjaya (dokumen Nanang Widjaya) 

Lukisan Nanang Widjaya (dokumen Nanang Widjaya) 
Lukisan Nanang Widjaya (dokumen Nanang Widjaya) 

"Obsesi beliau sebetulnya sederhana dan tidak muluk-muluk dalam proses berkesenian beliau banyak mengenalkan  serta membina banyak para pecinta seni lukis baru yang dia tanamkan kepercayaan serta keyakinan akan investasi dalam dunia seni rupa khususnya dunia seni lukis di Indonesia dan saya adalah salah satu perupa yang juga akhirnya bisa menikmati banyak hal tentang itu dan sampai saat ini banyak mengkoleksi karya teman-teman pelukis baik yang senior maupun yunior untuk diinvestasikan sebagai koleksi pribadi dan menjlarkan banyak hal juga kepada yang lain termasuk para pecinta seni lukis baik di Jogja maupun di Jakarta hingga memicu keinginan mendirikan beberapa ruang alternatif sebagai bentuk tanggung jawab kepada diri saya maupun seni rupa ke depan sebagai ruang pajang yang bisa dimanfaatkan oleh banyak pelukis maupun seniman yang lain."

"Godod Sutejo sudah berhasil mewujudkan itu kepada saya dan termasuk kepada  perupa yang lain termasuk para dosen Seni Rupa baik yang sudah almarhum mendahuluinya maupun yang saat ini masih ada dan kita semua sangat  merasa kehilangan beliau, masih banyak cerita-cerita yang lain perjuangan saya dengan almarhum suka duka yang dulu kami jalankan di Jakarta, Jogja dan Bali bersama.  Selamat jalan sahabat, kakak, sekaligus Guru dalam Berjuang di Seni Rupa Indonesia."

2. Subroto Sm

Subroto Sm duduk dengan latar belakang lukisan karyanya (dokumen: Subroto Sm) 
Subroto Sm duduk dengan latar belakang lukisan karyanya (dokumen: Subroto Sm) 

"Godod Matang Digembleng di ASRI dan di Medan Sosial Seni Rupa Indonesia. Di lingkungan keluarga, Godod Sutejo mendapat pendidikan karakter yang kuat oleh orang tuanya, dan terkhusus neneknya banyak mengajarkan laku prihatin, olah batin, dan mencintai ritual-ritual tradisional yang terkait dengan kehidupan masyarakat pedesaan.

Kedekatan keluarga dengan Kadipaten Mangkunegaran menjadikan Godod memiliki karakter sebagai pribadi tangguh, suka prihatin,  kerja keras, dan ulet/pantang menyerah."

"Di lingkungan pendidikan, Godod Sutejo masuk Jurusan Seni Lukis STSRI ASRI tahun 1972 dan lulus sebagai Sarjana Muda tahun 1977.  Sesudah aktif di Pasar Seni Ancol, ia melanjutkan kuliah tingkat sarjananya tahun 1979, dan lulus tahun 1982. Di Jurusan Seni Lukis ASRI inilah mahasiswa digembleng untuk mampu menampilkan karakter personal atau gaya pribadinya.

Sebab dalam belajar seni, apalagi Fine Art, prosesnya diawali dengan meniru, belajar mencipta, dan sampai dengan diarahkan menampilkan karakter pribadi yang khas."

Lukisan Subroto Sm (dokumen: Subroto Sm) 
Lukisan Subroto Sm (dokumen: Subroto Sm) 

"Pada saat masa kuliah Godod sudah aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi senirupa, baik sebagai anggota maupun inisiator, antara lain di Pasar Seni Ancol, di kelompok pelukis batik Galar Manunggal, mendirikan Koperasi Seniman Yogyakarta (Sakata), di IKAISYO, Pameran dan Bursa Seni di FKY (Festival Kesenian Yogyakarta), dan sebagainya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun