Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Saat di Ambang Perceraian, Seberapa Pentingkah Keluarga bagi Anda?

9 Agustus 2024   12:37 Diperbarui: 9 Agustus 2024   14:04 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat di Ambang Perceraian, Seberapa Pentingkah Keluarga bagi Anda?

Oleh: Suyito Basuki

Terbetik kabar Andre Taulany (50) ajukan gugat cerai istrinya, Rien Wartia Trigina (39).  Alasan Andre Taulany artis penyanyi group musik Stinky dulunya dan populer sebagai artis komedian bersama Sule dan kawan-kawan ini menurut kuasa hukumnya, sebagaimana yang dikutip detik.com adalah karena tidak adanya kecocokan lagi dalam rumah tangga mereka.  Secara detail tidak diungkap ketidakcocokan dalam masalah apa oleh pengacara Andre Taulany ini. (detik.com 8/8/2024)

Di Platform X, banyak komentar netizen tentang rencana Andre Taulany ini.  Rata-rata menyayangkan gugatan cerai itu, sebab selama ini banyak yang menilai rumah tangga mereka adem ayem saja.  Oleh karenanya banyak yang kaget, setelah 18 tahun membina rumah tangga kenapa tiba-tiba ajukan gugatan perceraian di Pengadilan Agama Tigaraksa Tangerang?  Sidang gugatan cerai sejak 4 April 2024 sudah 8 kali digelar dan mediasi yang dilakukan gagal.

Ada sebuah akun Platform X yang memberi dua pilihan kepada Andre Taulany: mempertahankan keluarga atau menuruti keinginan hati?  Mempertahankan keluarga, Andre dan Rien sudah memiliki 3 anak dari pernikahan mereka, bukan hal yang gampang karena mereka sudah merasa kekringan dalam cinta dan kasih sayang.  Menuruti keinginan hati belum juga nanti mendapatkan kebahagiaan yang hakiki.  Bagai buah simalakama saja.

Keluarga lembaga yang diberkati Tuhan

Dalam keyakinan Kristen yang saya anut, keluarga adalah lembaga yang diberkati Tuhan.  Melalui Adam dan Hawa, Tuhan merencanakan sebuah keluarga.  Adam dan Hawa setelah diberkati Tuhan diberikan sebuah mandat supaya memenuhi bumi.  Konsekuensi dari pernikahan, maka seorang lelaki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya.

Dalam Injil Perjanjian Baru, Yesus memberikan perintah supaya orang yang berumah tangga janganlah diceraikan oleh manusia.  Alasannya adalah mereka telah disatukan oleh Allah. (Matius 19:6) Hal ini memang sepertinya bertentangan dengan Hukum Musa.  Sebetulnya tidak bertentangan, karena Musa sebenarnya tidak mengijinkan adanya perceraian. Musa terpaksa mengijinkan perceraian disebabkan tegar tengkuknya bangsa Israel pada waktu itu.

Keluarga sebagai lembaga yang diberkati Tuhan dinyatakan dalam upacara perkawinan di gereja yang sering disebut sebagai pemberkatan nikah/ perkawinan.  Seorang pendeta jemaat yang diyakini sebagai wakil Tuhan mempersatukan dan memberkati pasangan perkawinan itu.

 

Anak-anak yang lahir

Anak-anak yang lahir di dalam keluarga merupakan berkat yang diterima oleh pasangan dalam keluarga. Melalui anak-anak merekalah tujuan hidup dan keturunan sebuah keluarga dilanjutkan.  Oleh karenanyalah pasangan dalam keluarga mempunyai kewajiban mendidik, membesarkan dan mempersiapkan anak-anak mereka menjadi anak-anak yang siap menyongsong masa depan mereka masing-masing.

Ada pepatah "banyak anak banyak rejeki".  Pepatah ini tidak bisa dipahami secara literal saja sehingga pasangan dalam keluarga melahirkan banyak anak dalam keluarga mereka.  Filosofinya adalah kehadiran anak akan membawa berkat bagi sebuah keluarga.  Oleh karenanya, tidak benar jika sebuah keluarga justru merencanakan tidak mempunyai anak karena pertimbangan kehidupan ekonomi yang sulit serta kesibukan masing-masing dalam pekerjaan.

Anak-anak akan bertumbuh sesuai dengan talenta mereka.  Meski secara genetika, orang tua mereka akan mewariskan talenta dan kemampuan kepada mereka.  Namun sebagai makhluk yang unik, anak-anak akan berkembang sesuai dengan pengaruh lingkungan mereka masing-masing.  Ada seorang saudara yang menjadi pelukis terkenal.  Tetapi tiga anaknya tidak satupun menjadi seorang pelukis.

Memang ada juga seorang dalang terkenal Ki Anom Suroto, anaknya Ki Bayu Aji menjadi dalang yang populer juga.  Belum lama ini ada seorang rekan pianis yang mahir memainkan piano.  Dia bercerita bahwa dia dan kakaknya sejak kecil dikursuskan berbagai alat musik oleh ayahnya.  Meski sebenarnya terpaksa, rekan ini mengikuti keinginan ayahnya.  Kakaknya saat ini menjadi pelatih koor dan ahli musik lulus ISI Yogyakarta.  Kadang talenta dan keinginan orang tua terwujud pada kemampuan anak, tetapi tidak selalu demikian.

Pentingnya keluarga bagi orang tua

Orang tua pada akhirnya akan memasuki masa tua.  Setelah 60 tahun menapaki usia dengan segala suka dukanya maka akan tiba saatnya mendapat memasuki masa lanjut usia atau lansia.  Saat memasuki masa lansia inilah maka orang tua akan merasakan sebuah keluarga, istri dan anak-anak menjadi sesuatu yang sangat berharga.

Dalam alkitab Kristen dituliskan bagaimana anak-anak wajib menghormati orang tua mereka supaya mereka pun lanjut usia. (Keluaran 20:12)  Bagi anak-anak mungkin ayat ini dipahami sebagai sebuah kesulitan.  Tetapi bagi para orang tua, ayat ini adalah ayat emas bagi mereka.  Ketika anak-anak mereka menaati ayat ini, maka kehidupan orang tua akan terjamin, sejahtera hingga alam maut menjemputnya.

Oleh karenanya, para orang tua yang menghadapi berbagai persoalan dalam rumah tangga, bijaksana sekali kalau segala sesuatu dipertimbangkan dari segi ketergantungan mereka pada masa tua kepada anak-anak mereka.  Sepantasnyalah segala masalah diurai dengan bijaksana, tidak grusa-grusu hanya mengikuti keinginan hati sesaat.

Perceraian ibarat api

Adik ipar saya seorang hakim.  Dia paling tidak disenangi oleh orang-orang yang mau bercerai.  Saat sidang adik ipar ini berkata kepada pasangan rumah tangga yang akan bercerai. 

Katanya,"Jika anak Anda berada di dalam rumah, tiba-tiba ada api yang berkobar, apa yang akan Anda lakukan?" 

Spontan jawaban pasangan itu,"Saya akan menyelamatkan anak saya dari kobaran api dan saya akan mematikan api itu pak." 

"Nah, ketika Anda menceraikan pasangan Anda, Anda sebetulnya sedang menaruh api di dekat anak-anak Anda.  Yang menjadi korban perceraian Anda itu terutama adalah anak-anak Anda," ujar adik hakim ini.

Memang benarlah korban perceraian yang paling berat adalah anak-anak.  Dalam perceraian nanti akan diatur hak asuh anak pada siapa, pembiayaan sekolah dan hidup anak-anak bagaimana, adalah merupakan percakapan yang pelik, belum lagi pembagian harta gono-gini dan masalah-masalah rumit lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun