Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Es Pung-Pung, Bikin Anak Terjaga dari Tidurnya

2 Agustus 2024   12:19 Diperbarui: 2 Agustus 2024   12:24 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Es Pung-pung siap saji (Sumber gambar: Kompas.com) 

Es Pung-pung, Bikin Anak Terjaga dari Tidurnya

Oleh: Suyito Basuki

 

Salah satu es krim tradisional yang kami kenal sejak tahun 1970-an adalah Es Pung-pung.  Mungkin di daerah lain bisa disebut dengan nama Es Dung-dung atau bahkan muncul dengan nama lainnya.

Cara berjualannya, si bapak penjual es bertopi laken, dengan gerobak dorong yang ditangkai dorongnya tergantung sebuah bilah alat musik jawa bonang.  Sambil mendorong gerobaknya, si bapak penjual akan memukulkan tabuh yang terbuat dari tangkai mambu yang dilapisi ban dalam sepeda.  Sehingga menghasilkan bunyi "Pung-pung...pung-pung...pung...pung..."

Bunyi itu khas sekali, sehingga anak-anak di kampung saya, Karang Kumpul Kecamatan Semarang Selatan, kampungnya bu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sri Mulyani hehehe...langsung bisa mengenali bahwa penjual es pung-pung lewat.  Anak-anak yang sedang tidur siang pun menjadi terjaga gara-gara bunyi "Pung-pung" tadi.

Saya lupa berapa harganya ya waktu itu?  Tetapi soal rasa tidak lupa.  Rasanya legendaris banget.  Rasa gurih kelapa, manis dingin...maknyes di bibir dan tenggorokan. 

Membuatnya Diputer

Saat saya sekolah pendidikan guru di Salatiga, pada tahun pertama tinggal di rumah budhe.  Budhe memiliki rumah sewaan buat pedagang di pasar.  Rumah sewaan sekaligus untuk tempat tinggal keluarga budhe itu disebut Pondok Boro.  Rumah sewaan harian itu terdiri dari banyak kamar-kamar sederhana.  Tempat tidur berupa dipan beralaskan tikar.  Kamar hanya disekat dengan gedhek atau dinding anyaman bambu.  Salah seorang pedagang yang menyewa itu adalah pedagang es pung-pung.  Dari pedagang itulah saya jadi tahu bagaimana es pung-pung itu dibuat secara sederhana pada waktu itu.

Model gerobak dorong (sumber gambar: Suara.com)
Model gerobak dorong (sumber gambar: Suara.com)

Bahan pembuatan es pung-pung itu terdiri dari: tepung hunkwee, tepung kanji, santan kelapa, gula, garam, air kelapa.

Cara membuatnya tepung hunkwee dan tepung kanji diberi air kemudian dimasak.  Harus diaduk-aduk supaya tidak terlalu kental.  Setelah agak kental kemudian dicampur dengan santan dan gula di tempat yang telah disiapkan.  Kemudian diaduk sehingga menjadi sebuah adonan.  Sesudah itu diberi garam secukupnya.

Tempat yang digunakan untuk adonan itu adalah wadah yang lonjong, terbuka di atasnya, yang biasa digunakan untuk berjualan.  Di sekeliling wadah itu diberi es batu bongkahan kecil-kecil dan ditaburi garam.  Setelah itu mulailah proses memutar wadah itu sampai adonan itu menjadi agak keras.  Memutarnya tentu memakai tangan, manual.  Bunyinya krasak-krasak.

Setelah es itu jadi kemudian ditutup, es batu masih berada di sekitar wadah.  Es pung-pung atau es puter siap dijajakan dengan gerobak dorong.  Bilahan bonang ditabuh: pung...pung...pung...pung.

Model Pikulan

Di Semarang bagian kota, cara menjual es pung-pung itu ada yang dijajakan dengan cara pikulan.  Model pikulan ini biasanya dilakukan di malam hari.  Penjualnya menggunakan lonceng sebagai penanda keberadaannya, sehingga setiap kali berjalan akan terdengar bunyi klinting-klinting dari tangan bapak penjualnya.  Itu penanda bakul pikulan es puter lewat.

Jika es pung-pung menggunakan tube atau conthong untuk mewadahi es krimnya; maka model pikulan menggunakan gelas seperti mangkok kecil yang memiliki leher dan kaki bundar.

Rupanya kenikmatan es krim puter tidak saja dinikmati oleh anak-anak, tetapi juga orang-orang dewasa.  Sampai hari ini pun es krim puter itu masih eksis.  Bahan pembuatan dasar sama tetapi dikembangkan dengan toping rasa bermacam-macam tergantung selera.  Bisa rasa coklat, strawbery dan lain-lain. 

Di hajatan orang punya kerja perkawinan, jika cara makannya dilayani atau istilahnya piring terbang, maka es puter disajikan sebagai penutup, sebagai pencuci mulut.  Namun apabila makanan disajikan secara prasmanan, maka bebas saja tamu menikmati es krim puter ini sebelum makan soto (jika ada soto lho ya) atau sesudahnya.  Ketika menghadiri hajatan, jarang saya mengambil es krim puter ini karena mengingat kandungan gulanya yang tinggi.  Atau sesekali saya mengambil, menikmatinya berdua dengan istri, hanya untuk mengenang masa kanak, aduhainya makan es puter atau es pung-pung ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun