Kontroversi Perosotan di Bendungan Pleret Banjir Kanal Barat Semarang
Oleh: Suyito Basuki
Akhirnya, sebagaimana yang disiarkan Kompas.tv, ada sekelompok orang yang ternyata para juru parkir menyampaikan permohonan maaf kepada TNI dan janji tidak lagi menggunakan Bendungan Pleret Kaligarang Semarang sebagai wahana permainan perosotan.
Nampak dalam siaran, sekelompok orang dengan diapit oleh anggota TNI menyampaikan pernyataan itu. Pernyataan disampaikan seorang yang mewakili.
Padahal sebelumnya TNI saat mengingatkan bahayanya perosotan di Bendungan Pleret Banjir Kanal Barat Semarang itu, sejumlah orang menolak.
Bahkan seseorang yang kemungkinan merekam video tersebut, jelas menantang dan berkata bahwa tindakan TNI melarang itu hanya mencari muka dan akan diviralkan.
Mungkin dengan memviralkan pelarangan oleh TNI itu diyakini berdampak mereka akan didukung netizen dan masyarakat. Video tersebut diunggah di jagad twitter.
Permainan Warga Sejak Kecil
Dalam percakapan di video pelarangan oleh TNI itu, si perekam video terdengar memberi komentar bahwa perosotan di Bendungan Pleret Banjir Kanal Barat itu dilakukannya sejak masih kecil. Pertanyaannya, mengapa sekarang dilarang?
Saya yang menghabiskan masa kecil di Kampung yang dulu bernama Karangkumpul Kecamatan Semarang Selatan, paham dengan apa yang diucapkan oleh perekam video itu, bahwa permainan perosotan di Bendungan Pleret Banjir Kanal itu dilakukan anak-anak sekitar bendungan sejak tahun 1970-an.