Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Pameran Lukisan "Greng '76", Greng-nya Lukisan, Greng-nya Pengunjung

26 Juni 2024   14:36 Diperbarui: 27 Juni 2024   15:20 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melukis sketsa model awali pameran lukisan (dokumen pribadi) 

Kemudian bagaimana agar lukisan mampu nyetrum penonton? 

Salah satu syaratnya lukisan itu harus "ngrenyem". Apa itu "ngrenyem??" Subroto menjelaskan, berdasar pendapat Pak Widayat bahwa "ngrenyem" itu bagai rasa dan aroma rokok klembak menyan, saat disulut dan disedot: "Hmmmm...ngrenyem!"

Menurut Subroto Sm dalam kata sambutannya lebih lanjut, "ngrenyem" dalam praktik melukis ala Widayat adalah menciptakan komposisi warna yang harmonis dengan membubuhkan sedikit saja warna-warna primer di atas susunan warna-warna tersier atau netral.

"Menurut hemat saya 'greng' merupakan salah satu syarat sebuah karya seni rupa yang dianggap berhasil atau berbobot. Syarat-syarat yang lain antara lain: memiliki gagasan/pesan yang jelas, berbentuk artistik dan unik, mampu membaca tanda-tanda zaman, mampu menggetarkan perasaan dan memerkaya batin penikmatnya," demikian urai Subroto Sm. 

Tentang lukisan yang 'greng' menurut Subroto Sm lebih lanjut, Bb Sugiharto menambahkan satu syarat soal 'lukisan yang greng' itu, yaitu memiliki metafora yang kuat.

Subroto Sm selanjutnya menilai bahwa karya Edhi Sunarso "Pembebasan Irian Barat" 1962 dan lukisan Djoko Pekik "Berburu Celeng" 1998, merupakan dua contoh adikarya/masterpiece yang pastinya memiliki "greng" itu.


"Terkait istilah 'greng' ini, Bentara Budaya Yogyakarta pernah menggelar pameran bertema "Greng" dalam rangka 100 tahun Widayat, pada 22-30 Oktober 2019," demikian Ilham Khoiri General Manager Bentara Budaya & Communication Management, Corporate Communication Kompas Gramedia.

Hani, seorang pengunjung 'greng' melihat lukisan akrilik karya Syaiful Adnan
Hani, seorang pengunjung 'greng' melihat lukisan akrilik karya Syaiful Adnan "Dinamika Kaligrafi" (dokumen pribadi)

Menurut Ilham Khoiri, tema "Greng" diusung oleh komunitas "L76" karena dianggap cukup mewakili warisan spirit berkesenian semasa mereka kuliah di ASRI. Meski pernah belajar seni lukis, menurut Ilham, tak semua mereka kemudian benar-benar menekuni jalur kesenian secara murni dan profesional. 

Sebuah fakta yang bisa dilihat di dalam katalog, ditunjukkan bahwa sebagian dari mereka berkarier sebagai guru, pegawai negeri sipil, TNI, atau pegawai swasta. Profesi kadang bukan soal pilihan, tapi soal jalan takdir.

"Meski memiliki profesi berbeda-beda, mereka semua masih menjaga spirit berkarya seni rupa. Warisan semangat 'greng' dihidupkan dalam karya-karya baru. Sebagian karya itu masih menampakkan jejak visual lama 40-an tahun silam, sebagian lagi telah berkembang dalam bentuk-bentuk yang lebih segar," demikian Ilham Khoiri mengkritisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun