Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Bahagianya Orangtua Saat Anak Yudisium Kelulusan Jelang Wisuda

22 Juni 2024   11:47 Diperbarui: 22 Juni 2024   23:09 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahagianya Orang Tua Saat Anak Yudisium Kelulusan Jelang Wisuda

Oleh: Suyito Basuki

Kemarin saya mengantar anak ke kampus Universitas Kristen Satyawacana (UKSW) Salatiga gedung Fakultas Teknologi dan Informatika (TI). Anak saya yang kuliah mengambil program studi (prodi) TI akan mengambil hasil yudisium. 

Pengambilan yudisium itu berarti menandakan kuliahnya sudah selesai dan dinyatakan lulus. Tinggal me

nunggu wisuda di bulan Juli 2024 nanti. Pulang dari yudisium, malamnya keluarga besar pada memberi ucapan selamat melalui grup WA. Suasana jadi ceria.

Tiga Setengah Tahun

Anak saya menyelesaikan kuliahnya selama tiga setengah tahun. Dia masuk pada pertengahan tahun 2020 sekitar bulan Oktober. Relatif sangat singkat waktu yang ia gunakan untuk meraih gelar kesarjanaannya.

Kalau saya bandingkan dengan saat saya menyelesaikan kuliah strata satu saya, jadi malu jadinya. Saya menyelesaikan kuliah strata satu membutuhkan waktu sekitar enam (6) tahun. 

Kalau ditanya mengapa demikian sampai lama, saya seringkali memberi alasan karena kuliah sambil nyambi kerja apa saja, padahal mungkin yang benar karena otak kurang encer saja... hehehe

Penerimaan yudisium persiapan wisuda (dokumen pribadi)
Penerimaan yudisium persiapan wisuda (dokumen pribadi)

Perjuangan Luar Biasa

Anak saya masuk ke UKSW dan mengambil Fakultas TI dan prodi TI memang atas pilihannya sendiri. Sejak lulus dari SMA, tidak seperti teman-temannya yang sibuk mendaftar Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sana-sini, dia hanya fokus pengin mendaftar ke universitas, fakultas dan prodi yang diinginkannya.

Saat diterima, uang gedung masuk ke Fakultas TI UKSW, sebelum ada Fakultas Kedokteran, lebih mahal dibanding fakultas-fakultas lainnya. Kebetulan pada waktu yang sama, kakaknya masuk juga ke UKSW Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Kami bisa membandingkan uang gedung itu di antara keduanya dan juga dengan uang gedung fakultas-fakultas yang lain. 

Setelah masa covid 19 selesai, hampir setiap hari kemudian anak saya menempuh jarak kurang lebih 50 km pulang pergi dari rumah ke kampus untuk mengikuti kuliah. Pada saat covid 19, pengajaran berlangsung daring (dalam jaringan). Oleh karenanya kami kemudian memasang jaringan internet di rumah untuk memudahkan ia mengikuti kuliah dan mengerjakan tugas-tugas setiap harinya.

Banyak rekan-rekannya yang datang ke rumah untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah atau mengikuti kuliah daring bersama-sama. Kalau tidak pergi ke kampus, maka seringkali ia duduk berjam-jam di depan laptopnya untuk mengerjakan tugas-tugasnya atau zoom meeting dengan teman-temannya terkait dengan kuliah mereka.

Akibat fisik yang kelelahan dalam belajar, sementara asupan makanan agak kurang karena enggan makan, maka anak saya pernah sakit.

Ia menderita sakit asam lambung dan vertigo. Karena obat jenis metoclopramide yang diberikan oleh tenaga medis sebuah klinik kesehatan di kota kami terlalu berlebihan mengakibatkan anak saya menderita penyakit yang dinamakan neuroleptic malignant syndrom. 

Penyakit ini menyebabkan leher anak saya bisa bergerak sendiri tanpa bisa dikendalikan, demikian juga mata melotot dan bibir tersenyum dengan sendirinya. Aneh bukan? Sempat akhirnya masuk ke rumah sakit untuk perawatan beberapa hari. Bersyukur akhirnya ia sembuh dari penyakitnya.

Praktik Kerja

Saat kampus memberi tugas praktik magang kerja kepada para mahasiswa, bersama dua orang rekannya, anak saya melakukan praktik magang kerja di sebuah PT yang bergerak dibidang produksi semen di kota Gresik Jawa Timur.

Kami mengantar saat awal dan mencari kost bersama-sama. Saya bersama anak lelaki saya, kakaknya, bergantian menyopir mobil. Kami membutuhkan waktu berkisar tujuh (7) jam perjalanan lewat jalan tol untuk sampai di kota tempat anak saya praktek magang kerja.

Saya pikir wah, pasti dapat uang lelah setiap bulannya nih, karena kakak kelasnya yang praktek magang di kota Kudus Jawa Tengah dapat uang lelah setiap bulannya. Lumayanlah bisa untuk membeli keperluan alat cuci dan mandi.

Praktik magang yang ia lakukan selama 10 bulan, ternyata tidak mendapat uang lelah dari perusahaan tempat ia praktek magang kerja. Ya sudahlah, yang penting anak saya mendapatkan pengalaman berharga dalam kerja perkantoran, bisa menerapkan ilmu teknologi informatika yang ia pelajari selama ini.

Senyum bahagia (dokumen pribadi)
Senyum bahagia (dokumen pribadi)
Mendapat Beasiswa

Bersyukur, anak saya mendapatkan beasiswa prestasi setiap semesternya. Di kampus terdapat berbagai macam beasiswa yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa. 

Anak saya mengajukan beasiswa prestasi karena Indeks Prestasinya memenuhi persyaratan. Indeks Prestasi semester akhir kuliahnya sekarang ini rata-rata 4. Sedang akumulasi Indeks Prestasinya rata-rata 3,91.

Dengan didapatkannya beasiswa, sangat meringankan beban orang tua. Di UKSW tempat ia kuliah menerapkan program Tri Semester, bukan Dua Semester seperti sekolah-sekolah tinggi atau universitas pada umumnya. Dengan demikian, setiap tiga bulan sekali orang tua mahasiswa harus menyiapkan uang kuliah semesteran bagi putra-putrinya.

Sebelum adanya Fakultas Kedokteran, Fakultas TI tempat anak saya mengambil kuliah, terhitung sebagai fakultas yang memiliki biaya kuliah yang paling tinggi dibanding uang kuliah di fakultas-fakultas lainnya.

Kami bersyukur, selain anak saya mendapat beasiswa, ia juga tidak menuntut macam-macam dalam menjalani kuliahnya. Memang di awal kuliah, ia minta dibelikan lap top yang memiliki spek tinggi sebagaimana lazimnya mahasiswa TI. 

Namun dalam kebutuhan sehari-hari, kami hanya memberi uang transport secukupnya dan uang jajan yang tidak begitu banyak setiap harinya. Pernah suatu ketika ia protes karena ternyata uang transportnya sangat kecil dibanding teman-temannya.

Merasa Lega

Tentu saja dengan anak saya menerima yudisium kelulusan yang nanti di bulan Juli 2024 ini akan diwisuda kami sebagai orang tua merasa lega. Selangkah lagi anak saya akan bekerja.

Doa dan harapan kami, saya dan istri, semoga ia dapat diterima bekerja di perusahaan yang memberi apresiasi tinggi terhadap sarjana bidang teknologi dan informatika. Dengan demikian ilmu yang dipelajari anak kami tidak sia-sia.

Kami merasa lega karena tidak lagi membiayai kuliahnya. Tetapi tunggu dulu, ada dua orang kakaknya dan satu adiknya yang masih menyelesaikan kuliahnya.

Kakaknya laki-laki yang di awal saya ceritakan ikut menyopir mobil saat mengantar adiknya ke Gresik dan nanti juga saya ajak menjemput adiknya pulang dari praktek magang kerja di kota Gresik, masih menyesaikan skripsinya di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Semoga tahun ini bisa selesai seperti yang kami harapkan.

Kakaknya wanita masih berjuang untuk bisa yudisium di bulan Juli 2024 ini sehingga bisa wisuda di UKSW di bulan Oktober 2024 nanti. Sedang adiknya yang bungsu, masih asyik berjuang menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya di UKSW Fakultas TI prodi Sistem Informasi (SI). Sedikit merasa lega dan bahagia sih memang iya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun