Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Di Sebalik Srikandi-Bisma (Episode 18)

8 Juni 2024   07:17 Diperbarui: 8 Juni 2024   07:23 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagas menenangkan Fitri,"Tenanglah Fitri, soal hidup dan mati seseorang, Tuhanlah yang menentukan.  Kalau memang sudah Tuhan kehendaki maut menjemputku saat ini, kita harus siap.  Soal cara seseorang mati, dapat bermacam-macam."

Bramastho berkata kali ini benar-benar kasar,"Cukup.  Tidak usah khotbah macam-macam.  Hei tuan!  Aku tidak ingin kamu mati. Aku hanya ingin kamu menderita dan cacat seumur hidup.  Apa yang kau cita-citakan untuk main wayang dan bergerak ke sana kemari untuk kerja menjadi terhalang.  Kamu akan tetap hidup, tetapi itu hanya semu."

Bagas sigap berkata,"Tetapi dengan demikian aku akan mencari kamu dan membawamu ke pengadilan."

Bramastho tidak main-main, berteriak,"Sebelum sempat itu terjadi, yakinlah kamu dan teman-temanmu sudah kuhabisi sama sekali.  Dengar, aku punya jaringan yang kuat untuk urusan ini." Fitri mencoba menghalangi Bramastho.  Bramastho menyingkirkannya.  Fitri di tangkap oleh Gembrot.  Fitri meronta.  Bramastho lantas mengacungkan pistol ke mata Bagas.  Reserse-reserse polisi masuk dengan pistol di tangan.

Reserse 1 berteriak,"Angkat tangan, letakkan senjata!" Bramastho kaget.  Saat itulah Bagas melakukan tendangan ke arah tangan Bramastho yang tengah membawa pistol.  Pistol terlepas.  Fitri melakukan sebuah gerakan yang membuatnya terlepas dari cengkeraman Gembrot.  Reserse-reserse segera menyergap Bramastho dan teman-temannya.

Bramastho mengumpat,"Setan, kenapa polisi kenapa menangkap saya?  Saya protes!"

Reserse 1 berkata sambil menunjukkan selembar kertas,"Ada perintah penangkapan ini surat penangkapannya.  Anda dicurigai terlibat peredaran narkoba dan pembunuhan Tommy, teman Anda."

Bramastho meronta saat tangannya hendak diborgol,"Saya menolak tuduhan itu."

Reserse1 berhasil memborgol kedua tangan Bramastho,"Anda bisa memberi keterangan di kantor.  Setidaknya keberanian Anda membawa pistol dan menggunakannya untuk mengancam seseorang, bisa dijadikan alasan penahanan."

Kepada rekannya reserse 1 berkata,"Ambil tas cangklong itu!  Periksa!"

Reserse 3 mengambil tas Bramastho dan memeriksa isinya.  Terdapat berbungkus-bungkus sabu-sabu dan pil-pil yang mengandung narkotik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun