Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Di Sebalik Srikandi-Bisma (Episode 18)

8 Juni 2024   07:17 Diperbarui: 8 Juni 2024   07:23 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadis menari (IG-Kumarawangi Art)

Bramastho tiba-tiba mengeluarkan sebuah senjata, pistol soft gun,"Bagaimana kalau kupaksa dengan ini?" Bramastho mengacungkannya ke Joko.  Joko tidak berkutik.

Bramastho dan Gembrot masuk, sementara kapuk mengamankan Joko dengan menodongkan pisau belatinya.  Baik Fitri maupun bagas kaget melihat kedatangan Bramastho dan teman-temannya.

 Bramastho tiba-tiba tertawa,"Ha...ha...ha...inilah drama yang sangat menarik.  Fitri, kamu sekarang tidak dapat mengingkari bahwa Bagaslah yang menjadi penyebab hubungan kita menjadi hancur."

Fitri menghardik,"Bram, kau mau apa datang kemari?  Kamu telah menganiaya Bagas.  Ternyata kamu lebih jahat dari yang aku bayangkan.  Tidak berperikemanusiaan!"

Bramastho mengelus-elus pistolnya,"Cukup.  Kepadamu aku sangat berperikemanusiaan bahkan sangat sayang, tetapi kepada manusia di sampingmu itu aku tidak bisa.  Keputusanku sudah bulat, kekasih barumu itu akan kubuat cacat atau bahkan akan kuhabisi sama sekali!"

Fitri berteriak panik,"Bramastho!  Gila kau!"

Bramastho maju ke arah Bagas,"Ha...ha...ha, jangan marah sayang.  Aku hanya akan sedikit memberi pelajaran pada pak dhalang kita." Mendekati Fitri, mengelus rambut Fitri, tetapi Fitri menepis dengan tangannya.  Kemudian Bramastho mendekati Bagas sambil menodongkan pistolnya."Kakimu akan kulumpuhkan," kata Bramastho kalem, tapi terdengar sadis.

"Kenapa hanya kakiku saja, bukan sekalian jantungku?" Bagas berkata tidak ada rasa takut.

"Hei, kamu tidak takut pada kematian?" Bramastho bertanya dengan nada heran.

"Bagiku, kematian adalah awal dari suatu kehidupan yang lebih kekal.  Aku tahu kemana aku akan pergi.  Lakukanlah sesuai dengan kehendakmu." Bagas tenang menjawab.

Fitri melihat Bagas, sangat cemas,"Mas Bagas."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun