Kakek menyapa,"Tumben, agak cepet datang."
"Iya pak, nggonceng sepeda teman," Bagas menyebut kakeknya dengan sebutan pak atau bapak, sudah terbiasa begitu sejak kecil.
Kakek melihat ke cucunya,"Kamu harus prihatin...sejak kecil kamu sudah ditinggal ayahmu ya harus sabar menghadapi nasib."
Bagas memandang kakeknya,"Sejak saya umur berapa tahun ayah tidak ada?"
Kakek Bagas menjawab sambil meletakkan cangkulnya,"Ya, saat kamu baru satu tahun."
"Sebenarnya ayah mati atau masih hidup ya kek...," Bagas bertanya memelas.
"Itulah yang aku tidak tahu. Â Dulu hanya dibawa begitu saja sama petugas," Kakeknya tidak jadi meneruskan kalimatnya, ada air mata yang kemudian diusapnya. Â Menyulut rokok tingwe, menghisap dan menyemburkan asapnya ke langit-langit rumah.
Nenek di dapur, menyenandungkan tembang macapat durma sambil menanak nasi dengan kendil.
Paman-paman
Apa wartane ing ndalan
Ing ndalan keh wong mati