Kami tidak pernah secara khusus pergi ke suatu tempat untuk "healing" seperti sekarang ini orang menyebutnya.Â
Healing kami saat itu adalah ketika kami pergi ke desa untuk memenuhi tugas pelayanan di sebuah gereja desa karena saya juga tengah mengambil studi teologis di kampus kami yang mewajibkan mahasiswa melakukan tugas pelayanan di desa hingga selesainya studi.Â
Kebutuhan sandang untuk kami secukupnya saja. Untunglah istri bukan tipe orang pesolek dan neko-neko. Hidup kami saat menyicil rumah itu saya rasa benar-benar sederhana bahkan mungkin sangat-sangat sederhana.
Akhirnya Dijual
Sedikit review, kami kemudian pindah di sebuah kota, dimana saya dipanggil untuk menjadi pelayan di sebuah gereja. Kami kemudian menempati rumah dinas yang oleh umat sering menyebut sebagai rumah pastori. Lepaslah kami dari status "kontraktor" itu hehehe....
Anak-anak kuliah di luar kota. Menghadapi masa pensiun kami kemudian menentukan pilihan untuk menjual tanah hasil cicilan kami sebelumnya.
Saat ini tanah hasil cicilan itu sudah kami jual 3 tahun yang lalu. Lumayanlah, dari nominal pembelian dulu, hasil penjualan meningkat menjadi sekitar 40 kali nilai nominalnya dari nilai nominal sebelumnya!Â
Uang hasil penjualan itu kami belikan rumah di sebuah perumahan di pinggir kota tempat anak-anak kami kuliah dan tempat rencana kami menghabiskan masa pensiun kami.
Rumah itu sudah kami renovasi dari dua kamar menjadi empat kamar dengan menambah dua kamar di atas. Hal itu kami lakukan supaya rumah terasa lebih longgar dan memadai.
Hikmah Nyicil
Hikmah nyicil tanah bagi kami adalah: