Hati-hati Penipuan Jual-Beli Kendaraan On-Line
Oleh: Suyito Basuki
Seorang rekan anak saya menjual kendaraan motornya. Â Dia mengiklankan kendaraannya di sebuah situs market place. Â Tidak selang berapa lama dia didatangi oleh pembeli yang katanya dari Jogja. Â Pembeli tersebut katanya sudah mentransfer ke rekening 'penjual' motornya, dan anehnya rekan anak saya itu tidak tahu penjual yang dimaksud. Â Tentu saja rekan anak saya yang tinggal di Salatiga bersikukuh tidak melepaskan motor berikut surat-suratnya, karena memang tidak pernah melakukan transaksi sebelumnya.
Akhirnya pembeli dari Jogja melaporkan kasusnya ke polisi. Usut punya usut, pembeli tadi rupanya telah melakukan transaksi dengan seorang 'penjual' motor di situs market place. Â Motor rekan anak sayalah yang ditawarkan. Â Pembeli yang dari Jogja itu rupanya tertarik dengan motor dan barangkali ditawarkan dengan harga murah. Â Maka tanpa cek unit kendaraan lebih dulu, langsung terjadi kesepakatan harga dan segera ditrasfer sejumlah uang yang menurut pembeli dari Jogja tersebut kurang lebih 20 juta. Â Saat pembeli dari Jogja menghubungi no hp 'penjual' yang telah menerima transferannya, nomor hp tersebut serta akun market placenya tidak bisa dihubungi.
Pihak yang dirugikan dalam hal ini: pembeli yang sudah transfer sejumlah uang ke 'penjual'fiktif. Â Selain rugi uang juga rugi waktu dan tenaga karena sudah payah-payah datang dari Jogja ke Salatiga, bahkan membuat laporan ke polisi juga. Â Tentunya juga ada perasaan jengkel, kecewa, sakit hati dan merasa dibodohi. Â Rekan anak saya juga mengalami kerugian walau tidak seberapa, yakni berurusan dengan pihak kepolisian, meski pada akhirnya tidak dipersalahkan. Â Tetapi rasa kaget ketika tiba-tiba didatangi oleh 'pembeli' motornya. Â Sempat takut juga kalau-kalau mereka adalah sindikat sehingga berujung pemaksaaan agar dia melepas motornya karena sudah 'dibeli'.
Terjadi Tidak Hanya Sekali
Peristiwa semacam ini tidak hanya terjadi sekali dua kali saja, tetapi berkali-kali dengan modus yang berbeda. Â Oleh karena itu, pihak polisi memperingatkan supaya masyarakat waspada.
Setahun yang lalu polisi Sragen menangkap dua orang pelaku penipuan pembelian motor. Â Sebagaimana yang diberitakan Kompas.com 6/2/2023, setelah korban mengiklankan motornya di media sosial, pelaku melakukan penawaran dan mendatangi korban. Â Pelaku menunjukkan bukti transfer palsu dan KTP palsu yang diakuinya milik sang paman yang sudah transfer kepadanya. Â Setelah korban mengecek rekeningnya ternyata tidak ada uang yang masuk. Â Sementara motor beserta STNK dan BPKB kendaraan sudah dibawa pelaku.
Awas Lihainya Pelaku
Akun Twitter Radio Elshinta 24 Januari 2024 Â mencuitkan sebuah peristiwa penipuan pembeli motor. Â Ada seseorang di Depok yang menjual motor, mengiklankan di OLX. Â Kemudian datang pelaku yang berpura-pura mau membeli motornya lebih dahulu survey kendaraan. Pelaku ini datang dengan seorang driver yang dicarter. Â Sebelumnya pelaku tidak kenal dengan pelaku. Tentunya driver ini senang karena pulang-pergi dapat carteran. Â Driver diminta ikut ke rumah penjual motor. Â Karena takut pelaku kabur tidak bayar, driver akhirnya mengikuti pelaku ke rumah penjual motor. Â Di rumah korban, driver dimintai pendapat tentang keadaan motor. Â Surat-surat telah dilihat dan harga telah disepakati, namun belum ada pembayaran. Â Pelaku berinisiatif membawa motor ke bengkel terdekat untuk diservis. Â Driver yang diajak pelaku ditinggal di rumah korban, sementara pelaku disertai Pak RT yang masih ada hubungan saudara dengan korban. Â Setelah motor diservis, pelaku kabur dengan motornya sementara Pak RT ditinggal di bengkel motor.
Penipu yang datang seorang diri ini kelihatan lihai. Â Nampak di CCTV dia berkaca mata, wajahnya jelas, sehingga polisi lebih mudah mengenali dan berharap segera dapat ditangkap. Â Penipu ini lihai. Â Mengapa demikian? Â Korban merasa bahwa driver ini adalah rekan dari penipu, padahal bukan. Â Sehingga saat driver ini ditinggal, korban merasa bahwa penipu tidak mungkin meninggalkan temannya, sehingga ia dengan rela melepas motornya untuk diservis. Â Pemilik bengkel motor juga tidak merasa akan ditipu karena Pak RT dikiranya teman dari pelaku penipuan, padahal bukan. Â Jadinya yang kena tipu ada 4 pihak, yakni pihak pemilik motor yang adalah korban, driver, Pak RT, dan pemilik bengkel motor.Â
Komentar netizen terhadap peristiwa ini, rata-rata kasihan kepada pemilik motor. Â Tetapi juga ada yang memberi saran supaya melepas motor untuk tes drive itu kalau sudah ada pembayaran, jika belum maka jangan diberi izin tes kendaraan, cukup cek suara mesin di lokasi.Â
Seorang netizen yang bernama Penggemar Bantal Leher memberi respon: "Pake prinsip motor cuma tes hidup di rumah, keluar rumah mau tes drive ato ke bengkel monggo tp transfer/bayar dulu nanti perkara di bengkel ada yg perlu diganti gak masalah kita yg bayar, klo keberatan dgn aturan kita gak apa2 gak jadi." Â Akun yang lain Agus Irawan, justru memberi testimoni saat ayahnya tertipu: "Bokap pernah kek gini,, di tinggal di jalan,,mau Foto copy katanya,,dah sampe 3 jam bokkap baru sadar klo dia gak balik balik,,yg bikin nyesek itu,, orangnya yg bawa kabur yg udah keluarga gw bantuin dari numpang makan tidur di rumah gw.."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H