Sebuah istilah, mungkin bisa diambil dari bahan makanan yang dibuat, tempat lokasi warung atau tempat yang digunakan untuk mewadahi makanan tersebut. Â Misal saja bicara perihal soto. Â Ada soto ayam atau soto sapi, itu berarti bahannya terbuat dari daging ayam atau sapi. Â Kemudian ada sebutan Soto Kudus, itu berarti soto khas dari kota Kudus yang bersantan kuahnya. Â Atau ada juga sebutan Soto Bangkong, itu sebutan sebuah warung soto di daerah Bangkong di kota Semarang.
Lha ini Soto Bathok. Â Ternyata sebutan ini bermula dari mangkuk soto yang menggunakan bathok atau tempurung kelapa. Â Bathok kelapa didapat setelah orang mengambil daging kelapa, kemudian bathok kelapa tersebut bisanya digunakan untuk alat pembakaran. Â Tetapi rupanya bathok kepala ini bisa digunakan sebagaimana fungsinya sebuah mangkuk tempat makanan. Â Ketika bathok kelapa yang sudah dirapikan ini digunakan sebagai tempat makanan soto, maka jadilah istilah "Soto Bathok" disebutkan.
Unik sih, tetapi soto itu tidak akan melebihi kapasitas bathok tersebut. Â Besar kecilnya bathok tergantung jenis kelapa yang diambil. Â Kalau jenis kelapa kampung biasa, bathok kelapanya akan besar, tetapi kalau jenis kelapa kecil, seperti kelapa gadhing dan sejenisnya, maka bathok kelapanya juga akan kecil.
Sepertinya bathok kelapa yang digunakan sebagai mangkok makanan soto yang saya makan pagi ini ukuran kelapa jenis kelapa kecil. Â Sehingga nasi berikut sotonya juga tidak begitu banyak, cukup untuk sarapan. Â Harga soto bathok di Warung Soto Kantong ini murah. Â Soto bathok dengan daging ayam Rp. 6.000; sedang soto dengan daging sapi Rp. 8.000. Â Lebih lezat lagi makan dengan tambahan lauk, tahu dan tempe goreng dan sate ayam atau sate usus yang disediakan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H