Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Pameran Seni Rupa "Sindhen" Purwadmadi Bukan Sekedar Vignette

22 Juli 2023   08:07 Diperbarui: 28 Juli 2023   12:14 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Katalog, dokumen pribadi

Sumber gambar Katalog, dokumen pribadi 
Sumber gambar Katalog, dokumen pribadi 

Pada lukisan Purwadmadi yang berjudul "Sudamala" terlihat bagaimana perhatian Purwadmadi pada masalah sosial yang berada di sekitarnya.  Pada lukisan "Sudamala" itu tergambar beberapa obyek seperti puntung-puntung rokok, benda-benda tajam, cangkir yang merelasikan dengan minuman dan benda-benda lain.  Seolah Purwadmadi ingin memberi peringatan supaya orang bisa mengurangi memala atau penyakit, hendaknya dengan memperhatikan penggunaan benda-benda yang dilukisnya tersebut. "Suda" itu bahasa Jawa yang artinya "kurang" atau "berkurang" dan "mala" bahasa Jawa yang berarti "penyakit".

Dalam lukisan yang berjudul "Lirak-lirik", nampaknya Purwadmadi hendak memotret bagaimana dua orang berlainan jenis memulai sebuah relasi yang lebih erat nantinya yakni pacaran, pertunangan akhirnya melangsungkan perkawinan sebagai suami -- istri. Proses awal dari itu semua adalah "lirak-lirik" atau dalam bahasa Indonesianya "saling melirik satu sama lain."

Sebagai seorang yang pernah belajar di sekolah pedhalangan Habiranda Kraton Yogyakarta, saya pernah mendengar seorang dwija atau guru yang mengatakan bahwa kalau memakai pakaian kejawen diharuskan "jangkep" atau sempurna.  Misal jika pakai surjan ya seharusnya memakai blangkon dan jarik dengan sebagai  kelengkapannya.  Nampaknya semangat berpakaian kejawen sempurna itu juga menjadi obsesi Purwadmadi atau mungkin tidak sekedar berpakaian saja, tetapi unggah-ungguhnya juga?  Dalam lukisannya yang berjudul "Padamu Aku Berjanji", pada obyek lukisan orang dengan baju lurik ada tulisan latin yang dibuat pelukis: "padamu aku berjanji kenakan busana kejawen murni dan konsekuen, ya begitulah."

Karya yang Terjual

Beberapa karya sketsa Purwadmadi terjual dalam pameran.  Karya-karya tersebut adalah  "Antologi Reformasi" dikoleksi bapak Priyo
 Mustiko; "Sepasang kekasih" dikoleksi bakmi mbah Gito; "Golek ayem" dikoleksi bapak Satrio Wibowo; dan "Sudamala" dikoleksi bapak Satrio Wibowo.

Mungkin kalau durasi waktu pameran lebih diperpanjang, barangkali kolektor-kolektor lukisan dari luar kota akan lebih banyak berdatangan dan berkesempatan mengoleksi lukisan, sehingga semakin banyaklah lukisan Purwadmadi yang terjual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun