Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Potifar dalam Persidangan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi

2 November 2022   09:52 Diperbarui: 2 November 2022   10:00 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedua saksi orang tua almarhum Brigadir Josua di persidangan (Sumber foto: kompas.tv)

Potifar dalam Persidangan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi

Oleh: Suyito Basuki

Saat persidangan kasus terbunuhnya Brigadir Josua menghadirkan kedua orang tua Josua Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak sebagai saksi tercetuslah kalimat ini dari ibu Josua, Putri Candrawathi disebut,"Jangan bagaikan Potifar." (https://www.youtube.com/watch?v=ouS3ybi0exA) Siapakah Potifar yang disebut oleh ibu almarhum Brigadir Josua tersebut?

Mungkin ini yang dimaksud Potifar yang dimaksud Rosti Simanjuntak tersebut.  Nama Potifar ini disebut dalam Alkitab Perjanjian Lama, Kejadian pada pasal 37 dan 39.

Tokoh Yusuf

Sebelum sampai kepada Potifar lebih dahulu perlu diceritakan tokoh Yusuf.  Yusuf adalah anak dari Yakub, sedang Yakub adalah anak dari Iskak, sementara Iskak anak dari Abraham.  Dari antara 12 bersaudara, Yusuf inilah yang paling disayang sama bapaknya.  Bapaknya selalu memberikan pemberian yang paling baik kepada Yusuf dibanding saudara-saudaranya, sehingga mendatangkan iri hati dan kebencian di hati saudara-saudaranya itu.

Suatu ketika Yusuf diminta Yakub sang ayah untuk mengantar makanan kepada saudara-saudaranya yang sedang menggembalakan ternak di padang.  Pada saat Yusuf mengantar makanan inilah, saudara-saudaranya berniat membunuh Yusuf.  Yusuf ditangkap kemudian dijebloskan ke dalam sebuah sumur.

Namun saat ada kafilah para pedagang dari Midian lewat menuju ke Mesir, berubah pikiranlah mereka.  Yusuf kemudian dijual kepada para pedagang itu.  Kitab Kejadian 37:36 menulis: "Adapun Yusuf, ia dijual oleh orang Midian itu ke Mesir, kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja." Saudara-saudara Yusuf pulang dan melaporkan kepada ayah mereka kalau Yusuf sudah mati diterkam binatang buas.  Mereka membawa baju Yusuf yang sudah dilumuri dengan darah.

Tak terbayangkan sedihnya hati Yakub, karena Yusuf ini anak dari Ribka, wanita yang sangat dicintainya.  Selain Yusuf, terdapatlah Benyamin yang juga lahir dari rahim Ribka.  Anak-anak Yakub yang lain berasal dari Lea dan budak-budaknya.

Sesampainya di Mesir, oleh pedagang Midian ini, Yusuf dijual kepada seorang pegawai raja yang bernama Potifar.  Kitab Kejadian 39:1 menulis "Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, kepala pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ."  Oleh karena itulah, Yusuf yang masih muda ini menjadi milik Potifar dan bekerja kepadanya.  Arti nama Potifar itu sangat indah, yakni milik (dewa) matahari. 

Yusuf kemudian bekerja dengan sangat baik di rumah Potifar, sehingga segala urusan rumah tangga Potifar, Yusuflah yang mengerjakannya.  Diceritakan bahwa akibat Yusuf inilah, maka rumah tangga Potifar diberkati dengan berlimpah.

Istri Potifar

Sebagai seorang pejabat tinggi, Potifar memiliki seorang istri.  Tidak disebutkan namanya siapa, tetapi yang jelas pasti terpilih dan cantiklah orangnya.  Mungkin karena kebiasaan atau keadaan, istri Potifar ini menggoda Yusuf untuk mau tidur dengannya.  Ditulis dalam Kejadian 39: 7 "Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: "Marilah tidur dengan aku."  Rupanya upaya istri Potifar itu berhari-hari.  Ditulis pula dalam Kejadian 39: 10 "Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia."

Suatu hari istri Potifar memaksa Yusuf untuk tidur dengannya.  Yusuf tetap tidak bersedia, larilah Yusuf keluar.  Istri Potifar kemudian memfitnah Yusuf, ia berkata bahwa Yusuf mau memperkosanya.  Barang bukti yang ditunjukkan oleh istri Potifar ini adalah baju Yusuf yang tersandera di tangannya.  Akhirnya semua orang tahu, Potifar yang marah, menangkap Yusuf dan menjebloskannya ke penjara.  Ditulis dalam kitab Kejadian 39:19-20 demikian," Baru saja didengar oleh tuannya perkataan yang diceritakan isterinya kepadanya: begini begitulah aku diperlakukan oleh hambamu itu, maka bangkitlah amarahnya.  Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana."

Akhirnya Yusuf dipenjara.  Tetapi episode cerita Yusuf  masih berlanjut.  Yusuf kemudian dapat menafsirkan mimpi Firaun, sehingga Yusuf diangkat menjadi pejabat Mesir hanya setingkat saja lebih rendah dari Firaun.  Yusuf mempunyai kekuatan dan kekuasaan untuk membalas kejahatan saudara-saudaranya dan juga kepada Potifar serta istrinya, tetapi itu tidak dilakukannya!

Sama dengan Potifar?

Apakah penyebutan Potifar pada terdakwa Putri Candrawathi oleh ibunda almarhum Brigadir Josua untuk menunjukkan bahwa Brigadir Josua hanyalah korban fitnah yang mengatakan bahwa Brigadir Josua melecehkan Putri Candrawathi?  Menyebut apa yang diyakini oleh pengacara keluarga almarhum Brigadir Josua, Kamarudin Simanjuntak, bahwa justru Josua yang hendak diperkosa oleh Putri Candrawathi (https://www.youtube.com/watch?v=4yAOA9fItZE), seperti Yusuf oleh istri Potifar?

Persidangan pembunuhan terhadap Brigadir Josua masih bergulir.  Jalan masih panjang untuk menentukan kesalahan dan hukuman terhadap pihak-pihak tersangka.  Semoga pengadilan berjalan dengan lancar dan memutuskan keadilan seadil-adilnya.  Bahwa kemudian muncul nama 'Potifar' dalam persidangan kasus yang melibatkan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi ini, mungkin secara spontanitas dari pihak saksi yang dihadirkan, barangkali untuk memperjelas cerita yang mereka yakini yang sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun