Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang Kiprah Ardiyanto Pranata dalam Bursa Seni FKY 1997

26 Oktober 2022   10:57 Diperbarui: 26 Oktober 2022   20:37 1280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof. Dr. Tulus Warsito (Sumber Foto: Dokumen Pribadi)

Di masa lalu, ditahun 50-an dan 60-an banyak seniman Yogya berpameran di Malioboro menggantungkan karya-karyanya di sepanjang tembok di tepi jalan yang ketika itu  masih ada tersisa di sana dengan maksud agar siapa saja yang lewat akan sempat barang sejenak menyaksikannya.

Prof. Dr. Tulus Warsito (Sumber Foto: Dokumen Pribadi)
Prof. Dr. Tulus Warsito (Sumber Foto: Dokumen Pribadi)

Seorang seniman lukis dan dosen di Universitas Muhamadiyah Yogyakarta Prof. Dr. Tulus Warsito juga memberikan komentarnya.  Menurutnya," Ardiyanto Pranataadalah tokoh lokal (Jogja) yang sangat peduli dengan perkembangan seni rupa, dari lukisan batik hingga senirupa kontemporer, dari nglukis sendiri (batik maupun cat minyak dan akrilik) hingga menyelenggarakan pameran dan mengkoleksi karya2 seniman senior maupun junior. Mengilhami dan menyemangati dunia seni rupa Yogykarta." Demikian Tulus Warsito.

Bahkan seorang dokter gigi yang juga pengamat seni, drg. Hutomo memberikan kesannya," Ardiyanto Pranata kukenal kira-kira  32 th yang lalu sekitar th 1990. Saat itu dia merupakan salah seorang pengusaha batik mda yg sukses dan mulai menyukai karya2 rupa untuk dikoleksinya.   Hampir setiap akhir minggu kami selalu membincangkan  mengobrol tentang karya-karya lukis dan patung seniman muda, baik di rumahku atau di studionya di jl. Magelang yang kadang-kadang hingga sampai pagi," demikian jelas dokter gigi ini.  

Selanjutnya Hutomo menjelaskan bahwa  sosok Ardiyanto Pranata menarik bagi seniman-seniman muda dan berharap Ardiyanto Pranata  untuk bisa menjadi salah seorang kolektornya.  "Memang Ardiyanto mendorong pelukis muda untuk selalu berkarya dan kadng-kadang sekaligus memamerkan karya-karya tersebut di galerinya," begitu jelas Hutomo.

drg. Hutomo (Sumber Foto: Dokumen Pribadi)
drg. Hutomo (Sumber Foto: Dokumen Pribadi)

Diundi sampai Diadu

Godod Sutejo yang saat Bursa Seni FKY 1997 bertindak sebagai penanggung jawab mengatakan dengan tulisan: Apabila anda berminat dengan karya karya yang kebetulan karya tersebut terpampang di katalogus, maka silahkan menghubungi panitia.  Menurut Godod, setiap minggu saat itu dijadwal 25 pelukis dan selanjutnya lukisan bisa dilihat di Sekretariat Pameran di Jl. Suryodiningratan Mj ll/641.

"Untuk lukisan yang peminatnya lebih dari satu akan diundi tetapi khusus lukisan-lukisan yang banyak peminatnya, padahal pelukisnya hanya mengeluarkan satu/dua lukisan maka akan diterapkan sistem paket.Yaitu para peminat akan diadu satu dengan yang lainnya, siapa yang paling banyak mengoleksi lukisan, dan diutamakan untuk mengoleksi karya-karya pelukis yang belum terjual." Demikian Godod menjelaskan kesepakatan yang diambil para seniman lukis saat itu.

Pada waktu itu, menurut Godod Sutejo, acara bursa dapat terselenggara atas dukungan harian Republika lewat Pak Joko Santoso, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) , Museum Haji Widayat, Ca Sa Ca Sinta Gallery Aneka Indah (perlengkapan seni rupa), Sambung Frame (melayani ragam Frame dan packing) dan Posnya seni Art Spot OTOGOT.

Pribadi Multitalenta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun