Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saparan Rebo Pungkasan, Kembul Sewu Dulur Kulon Progo Jogja

22 September 2022   09:32 Diperbarui: 23 September 2022   04:32 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Peringatan Rebo Pungkasan, Kembul Sewu Dulur (Sumber Foto: Mas Budi Yogya)

Saparan Rebo Pungkasan, Kembul Sewu Dulur Kulon Progo Jogja

Oleh: Suyito Basuki

Pada hari Rabu, tepatnya Rabu Kliwon perhitungan pasaran Jawa, 21 September 2022 yang baru lalu diadakan sebuah acara gelar kebudayaan di Bendung Kayangan desa Pendoworejo Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta.  

Acara yang setiap tahun diadakan ini dimaksudkan untuk mengakhiri Rabu Kliwon terakhir di bulan Sapar, tahun Jawa.  Setelahnya akan ada hari dan pasaran Rabu Kliwon lagi, tetapi sudah masuk di bulan berikutnya, yakni bulan Mulud.

Setiap tahun hal tersebut dilaksanakan dengan upacara adat.  Godod Sutejo seorang seniman lukis Jogja pemerhati budaya menyampaikan bahwa acara yang berwujud "Kenduri" itu diberi nama "Kembul Sewu Dulur" oleh budayawan Purwatmadi alm di tahun 2000-an awal kegiatan ini dilaksanakan.  

Oleh karenanya acara gelar budaya tersebut diberi nama: Saparan Rebo Pungkasan Kembul Sewu Dulur.

Keunikan Acara

Acara tersebut memiliki berbagai kunikan, misalnya ada acara ngguyang (memandikan) jaran kepang.  Sebelum acara memandikan atau menyiraminya, jaran kepang diminta untuk melakukan  kibar atau atraksi  lebih dulu.

Aksi ngguyang Jaran Kepang oleh Bapak Mulyono (Sumber Foto: Bu Ari Yogya)
Aksi ngguyang Jaran Kepang oleh Bapak Mulyono (Sumber Foto: Bu Ari Yogya)

Di awal acara ada beberapa sambutan, mulai kepala kelurahan Pendoworejo, wakil pejabat Kabupaten Kulonprogo dalam hal ini  Untung Waluyo sebagai staf ahli dan juga staf dari Dinas Kebudayaan Kulon Progo,  Ari Hargiatmi, S.Sn, S.Pd. staf Analis Kesenian dan Budaya Daerah, Adat Tradisi dan Lembaga Budaya yang hadir dan memberikan sambutan.  Untung Waluyo dalam sambutannya menyatakan bahwa acara ini harus  berlangsung terus, karena acara ini kegiatan merupakan budaya yang bisa menarik wisatawan untuk mengunjungi Bendung Kayangan khususnya  karena ada alam yang menarik dengan adanya batu yang menjulang ke langit diapit dua kali yaitu Kali Ngiwo dan Kali Kayangan dan di dekatnya ada petilasan Prabu Brawijaya V, Raja Majapahit.

Dalam acara tersebut, tampak juga beberapa budayawan seperti: Satrio Wibowo, tokoh nyentrik  dan juga beberapa budayawan serta masyarakat sekitar.  Satrio wibowo budayawan asal kotagede ini mengatakan dengan adanya acara kembul sewu dulur ini  keindahan alam di kisaran Pendoworejo dapat dinikmati dan menjadi meriah sehingga akhirnya berdirilah kafe-kafe yang top, diantaranya kafe Kopi Ampirono, Kopi Ingkar Janji, Dadap Sumilir, Kopi Menoreh, Teraloka, Banyu Bening, Geblek Pari dan lain-lain.  Menurut Godod Sutejo, pernah juga kegiatan ini sebelumnya mendapat dukungan pengelolaan oleh Priyo Mustiko dan dukungan dari Dinas Kebudayaan Kulon Progo.

Keterlibatan Berbagai Pihak

Peringatan Rebo Pungkasan Kembul Sewu Dulur ini mendapat dukungan dari berbagai pihak.  Mereka yang terlibat adalah para pengusaha kafe di lingkungan desa Pendowoharjo, seperti Dapur Kayangan, Kopi Ampirono, Kopi Ingkar Janji dan dari BPD desa Pendowoharjo.

Adapun proses peringatan tersebut adalah sebagai berikut: setelah tumpeng dan segala uba- rampenya didoakan oleh oleh Rois setempat, maka dimulailah kembul sewu dulur dan jaran kepang pun mulai dimandikan.  Mulyono selaku ketua adat Pendoworejolah yang kemudian melakukan penyiraman atau memandikan jaran kepang tersebut.

Lebih Tertata

Godod Sutejo yang ikut menikmati acara tersebut menilai bahwa penyelenggaraan Saparan Rebo Pungkasan, Kembul Sewu Dulur di tahun 2022 ini lebih tertata.  

Hal ini menurut penilaian pelukis alam sepi tersebut bahwa para petugas dari kelurahan terlihat sigap melakukan kewajiban-kewajibannya.  Dan tak kalah pentingnya menurut Godod Sutejo adalah kepandaian pengatur acara atau MC  yang selalu menyelipkan tembang-tembang selama acara berlangsung.

Kembul Sewu Dulur, ditengah nampak Ibu Ari Hargiatmi, Godod Sutejo dan Untung Waluyo (Sumber Foto: Bu Ari Yogya)
Kembul Sewu Dulur, ditengah nampak Ibu Ari Hargiatmi, Godod Sutejo dan Untung Waluyo (Sumber Foto: Bu Ari Yogya)

Urai Godod Sutejo lebih lanjut, diharapkan untuk penyelenggaraan pada tahun-tahun yang akan datang akan lebih maju lagi.  

Pelaksanaan kegiatan ini sebelumnya menurut Godod Sutejo diawali dari uang hasil patungan para seniman Hari Pribadi, Godod Sutejo, Satrio Wibowo, dan  Pak Waluyo Ancol.  Menurut Godod Sutejo, pernah juga kegiatan ini sebelumnya mendapat dukungan pengelolaan oleh Priyo Mustiko dan dukungan dari Dinas Kebudayaan Kulonprogo.

"Saya rasa hal ini telah berjalan baik atas kepedulian dinas terkait di Kulon Progo kerjasama dengan masyarakat yang punya gawe acara ini.  Semoga ke depan tetap terselenggara dan lebih baik lagi," demikian harap Godod Sutejo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun