Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membangun Komunikasi yang Efektif dalam Pergaulan

15 September 2022   10:58 Diperbarui: 15 September 2022   11:19 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rapat (Sumber Foto: www.kibrispdr.org)

Membangun Komunikasi yang Efektif dalam Pergaulan

Oleh: Suyito Basuki

Selain sebagai makhluk individu, kita ini juga sebagai makhluk sosial.  Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa melepaskan diri dari pergaulan dengan orang lain.

Dalam pergaulan itu, kita tentu melakukan komunikasi.  Bagaimana sebaiknya kita melakukan komunikasi tersebut?

Arti Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa Inggris communication (kata benda) dan communicate (kata kerja) yang keduanya mempunyai arti yang sama yakni "membuat sama" (to make common).  Secara lebih rinci communicate berarti: (a) untuk bertukar pikiran, perasaan, informasi, (b) untuk membuat mengerti, (c) untuk membuat sama, (d) untuk mempunyai hubungan yang simpatik.

Sementara itu, communication berarti: (a) pertukaran simbol, pesan-pesan atau informasi yang sama, (b) proses pertukaran di antara individu-individu melalui sistem simbol yang sama, (c) seni untuk mengekspresikan gagasan, (d) ilmu pengetahuan tentang pengiriman pesan.

Dengan demikian, kata komunikasi dalam praktiknya selalu melibatkan: (a) adanya pesan sebagai alat untuk tukar menukar informasi, (b) terciptanya kebersamaan antara komunikator (pengirim pesan) dengan komunikan (penerima pesan).

Seseorang yang sedang terlibat dalam proses komunikasi tak lain mencoba untuk menumbuhkan kebersamaan atau commones (dalam pesan) pada orang lain yang diajak berkomunikasi.  Ide, gagasan, dan perilaku yang kita libatkan dalam komunikasi diharapkan dipahami secara sama oleh penerima pesan.

Tujuan Berkomunikasi

Beberapa tujuan berkomunikasi adalah:

(1) Menemukan jati diri.  Semakin banyak kita berkomunikasi dengan orang lain, semakin banyak kita mendapat umpan balik, maka kita menjadi semakin sadar akan diri sendiri dan apa yang harus dilakukan di lingkungan kita.  Hasilnya, kita akan mudah menempatkan diri dimana kita berada, mudah untuk menerima perbedaan, lebih bisa menghargai karena lebih kaya pengalaman dengan banyak orang.

(2) Berhubungan dengan orang lain. Dengan melakukan komunikasi kita dapat membina dan memelihara hubungan kita dengan orang lain.  Kita merasa dicintai dan disukai, begitu juga ingin menyintai dan menyukai.  Sering orang harus menghabiskan waktunya dalam waktu yang agak lama dalam rangka memelihara hubungan dengan orang lain dan secara sosial.

(3) Meyakinkan orang lain.  Kita berkomunikasi tentu membawa pesan tertentu yang dapat meyakinkan suatu pendapat, keyakinan, gagasan kepada orang lain, sehingga orang lain itu setuju dan memiliki pemahaman seperti pesan yang kita sampaikan.

(4) membentuk citra diri.  Dengan berkomunikasi, kita sedang membangun citra diri atau personal branding.  Maka orang akan mengatakan kita ini rendah hati atau sebaliknya angkuh; murah hati atau sebaliknya pelit itu dari komunikasi yang kita lakukan.

(5) Bermain.  Berkomunikasi dengan menyebabkan orang terhibur karena diselipkan cerita jenaka, cerita-cerita menarik, humor-humor maka itulah makna berkomunikasi dengan tujuan bermain.  Berkomunikasi tidak selalu harus serius.

Berkomunikasi yang Efektif

Aktifitas yang kita lakukan di manapun tidak bisa lepas dari peran komunikasi.  Kita perlu menyampaikan pendapat atau keinginan kepada orang lain.  Oleh karena itu kita perlu berkomunikasi.  Rapat-rapat yang kita adakan di kantor, paguyuban dan kemasyarakatan yang lain juga tidak bisa lepas dari komunikasi.   Oleh karena itu perlu diperhatikan berkomunikasi yang efektif.

Berkomunikasi yang efektif itu dimaksudkan berkomunikasi yang tahu akan apa yang hendak kita sampaikan.  Dengan demikian, maka kita tidak akan melantur-lantur dalam berbicara.  Pembicaraan akan berfokus bagaimana pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh pendengar.

Berkomunikasi yang efektif itu dimaksudkan berkomunikasi untuk bertukar informasi atau pendapat sehingga pada akhirnya dicapai kesepakatan terbaik bersama-sama.  Sebaiknya dalam komunikasi ini, seseorang tidak merasa pendapatnya selalu benar dan dapat menghargai pendapat orang lain.

Berkomunikasi yang efektif itu dimaksudkan berkomunikasi yang dapat membangun hubungan lebih simpatik.  Tidak dapat dipungkiri misal dalam rapat akan terjadi argumentasi.  

Sepanjang adu argumentasi itu dilakukan dengan dasar-dasar yang jelas, kalimat-kalimat yang sopan, hati yang tulus untuk kemuliaan Tuhan, maka hubungan personal akan menjadi lebih simpatik.  Sudah banyak contoh hubungan personal menjadi terputus hanya karena masalah komunikasi yang tidak membangun hubungan lebih simpatik ini.

Berkomunikasi yang efektif  itu dimaksudkan berkomunikasi yang memiliki tujuan-tujuan yang jelas disadari.  Tujuan-tujuan itu adalah untuk menemukan jati diri, berhubungan dengan orang lain, meyakinkan orang lain, membentuk citra diri dan bermain dalam arti menyenangkan orang lain.  Dengan demikian, komunikasi yang dilakukan akan lebih cermat dan berhati-hati.

Berkomunikasi yang efektif itu dimaksudkan berkomunikasi yang memperhatikan waktu yang digunakan.  Kalimat-kalimat yang ringkas, tidak diulang-ulang membuat waktu rapat misalnya tidak bertele-tele.  Perencanaan rapat yang baik juga menolong penggunaan waktu yang efektif.  Waktu rapat yang efektif itu maksimal 3 jam.  

Lebih dari itu karena pikiran sudah capai biasanya akan terjadi komunikasi yang tidak membangun; misalnya marah karena pendapat tidak diterima, tersinggung dengan ucapan pihak lain, tidak sengaja memilih kalimat-kalimat yang merendahkan orang lain dan sebagainya.

Hambatan dalam Berkomunikasi

Hambatan berkomunikasi bisa berasal dari sumber informasi, mungkin karena sumber informasi kurang menguasai bahan yang akan diinformasikan sehingga penyampaiannya tidak fokus dan jelas.  Misal seorang yang bukan dokter menyampaikan tentang suatu penyakit kepada orang lain.

Hambatan berkomunikasi juga bisa bersumber dari penerima pesan komunikasi.  Mungkin penerima komunikasi sedang dalam kondisi lelah, kurang konsentrasi misalnya, itu bisa menghambat proses berkomunikasi.

Hambatan berkomunikasi juga bisa berasal dari materi yang dikomunikasikan itu sendiri.  Mungkin materinya terlalu sulit dan sensitif misalnya.  Materi tentang informatika dan teknologi dengan jargon-jargonnya yang khas, tentu akan sulit dipahami oleh masyarakat kebanyakan.  

Masalah keagamaan juga bisa sulit diterima jika penerima pesan kurang siap apalagi penerima pesan itu berbeda keyakinan dengan materi agama yang sedang disampaikan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun