Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Endorse Jokowi atas Farel Prayoga Memang Ampuh

1 September 2022   08:18 Diperbarui: 1 September 2022   08:21 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi dan Farel Prayoga (Sumber Foto: tribunnews.com)

Kata "endorse" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia belum dimasukkan, maklum kata yang baru, mungkin edisi cetak yang berikutnya kata ini akan dimasukkan bersama dengan kata-kata baru lainnya.  Kata endorse adalah promosi dengan menggunakan orang lain untuk mendukung  produk atau jasa yang ditawarkan.  Menurut Cambridge Dictionary, arti endorse yaitu untuk membuat pernyataan publik tentang persetujuan atau dukungan.  Arti lain endorse adalah suatu produk yang muncul dalam iklan dan konsumen menyukainya. (katadata.co.id, 10/3/2022)

Saya baru tiga tahun ini mendnegar kata endorse.  Saat pertama kali saya dengar dari seorang penceramah dari Jakarta dalam sebuah acara seminar Badan Musyawarah Gereja-gereja Jawa (BMGJ) yang membicarakan mengenai pengembangan ekonomi bertempat di gereja kami.  Saat itu saya sampaikan bahwa saya ingin menerbitkan sebuah buku.  Penceramah itu berkomentar sangat baik dengan rencana tersebut dan dia siap untuk mengendorse.  Awal mula saya pikir endorse itu berarti membantu pendanaan dalam penerbitan atau memberikan sponsor, ternyata dia bersedia mendukung dan memberi komentar atas terbitnya buku itu nantinya.

Dukung Capres, Aja Kesusu

Dalam pertemuannya dengan para relawan belum lama ini Jokowi kembali ditanya siapa kira-kira yang diendorse Jokowi.  Pertanyaan relawan Sapulidi di Surabaya itu sederhana, "Pak niki dukung sinten nggih Pak?" (Pak, ini mendukung siapa ya pak?).  Terhadap pertanyaan itu, Jokowi menjawab supaya aja kesusu (jangan tergesa-gesa).  Sebelumnya terhadap relawan Bravo Lima di Ancol Jakarta, Jokowi juga ditanya pertanyaan serupa.  Jokowi menjawab samar, masalah politik jangan kesusu, yang penting saat ini menurut Jokowi kerja, kerja, kerja. (Kompas.com, 26/8/2022)

Sebagaimana diketahui melalui pemberitaan media massa, para tokoh nasional yang disebut-sebut mencalonkan diri sebagai presiden adalah: Prabowo Subianto, Puan Maharani, Ganjar Pranowo, Anis Baswedan, Muhaimin Iskandar dan lain-lain.  Menurut survei Litbang Kompas, Prabowo bertengger pada urutan teratas dengan elektabilitas sebesar 25,3 persen disusul Ganjar dengan elektabilitas sebesar 22,0 persen dan Anies dengan 12,6 persen. (Kompas.com, 22/6/2022)  Nama yang muncul sebagai capres selain ketiga tokoh itu adalah Puan Maharani, Airlangga Hartarto dan Ridwan Kamil.

Survei terbaru yang dilakukan oleh Arus Survei menyebut tiga nama yang memiliki elektabilitas tinggi yakni: Ganjar Pranowo 31,7 persen, disusuk Prabowo Subianto 30,3 persen dan Anies baswedan 22,6 persen.  Sedangkan pasangan Capres dan Cawapres yang diminati oleh masyarakat menurut Arus Survei,  Prabowo Subianto-A. Muhaimin Iskandar 27,1 persen, Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 24,8 persen, Ganjar Pranowo-Puan Maharani 23,9 persen dan Airlangga Hartarto-Erick Thohir 16,1 persen. (detik.com, 31/8/2022)

Ditunggu Endorse Selanjutnya

Keampuhan endorse Jokowi terhadap Farel Prayoga juga saat ini ditunggu di dunia politik.  Beberapa orang yang digadang-gadang menjadi presiden di tahun 2024 tentu mengharap endorse Jokowi ini.  Oleh karena itu beberapa nama yang memiliki elektabilitas dalam bursa capres saat-saat ini tidak ada yang berani mengkritik kebijakan Jokowi.  Bahkan ada yang terkesan memuji-muji Jokowi, padahal dulunya partainya suka mngkritisi kebijakan Jokowi.  Bahkan ketika Istana Negara digoyang oleh suara Farel Prayoga, para pejabat dan para calon Capres damn Cawapres ikut bergoyang, entah karena merasa suka cita di hari merdeka atau sekedar menyenangkan Pak Jokowi yang hatinya lagi bersuka ria saat itu.

Ketika Jokowi pada saatnya mengendorse salah satu dari mereka menjadi capres, maka tentu diyakini pendulum akan bergerak ke arah capres tersebut.  Banyak orang meyakini bahwa di belakang Presiden Jokowi banyak relawan di berbagai daerah sedang menunggu arahan Presiden Jokowi.  Demikian juga kemungkinan besar anggota PDIP pun, meski kebijakan penentuan capres di tangan Ketua Umum partai, yakni Megawati, tetapi dukungan anggota partai dengan lambang banteng bermoncong putih ini akan mengarah kemana tangan Jokowi menunjuk, mengendorse capres yang diharapkan bisa melanjutkan kebijakan-kebijakan Jokowi sebagai presiden.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun