Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Waskita Seni Yogyakarta, Sang Guru Seniman Deras Berkarya

21 Agustus 2022   06:32 Diperbarui: 21 Agustus 2022   20:24 1495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fadjar Sidik , Dinamika Garis #1, spidol warna di kertas, 28x22 cm  (foto: dokumen pribadi)

Wardoyo, Potret Diri, 1967, cat minyak di kanvas, 50x40 cm (foto: dokumen pribadi)
Wardoyo, Potret Diri, 1967, cat minyak di kanvas, 50x40 cm (foto: dokumen pribadi)

Dalam visualisasinya, Subroto Sm berusaha menampilkan bentuk esensial dalam warna hitam monokromatik, dibubuhi aksen warna merah-putih sebagai pusat perhatian,  dengan mengutamakan tarikan garis ekspresif spontan, menggunakan teknik potlot yang dibasuh air untuk mengekspresikan kesan dinamik artistik. Dengan demikian, sifat dan bentuk lukisan terkesan tampil lebih nyata, kuat, dan unik dalam mewujudkan ide sesuai pesan yang dibawakan.

Effendi, Roro Mendut, 2001, cat minyak di kanvas, 50x60 cm (foto: dokumen pribadi)
Effendi, Roro Mendut, 2001, cat minyak di kanvas, 50x60 cm (foto: dokumen pribadi)

Perupa yang menampilkan karyanya dalam pameran tersebut antara lain: Suwaji dengan lukisan yang berjudul  Penjual Menong, 2017, pengerjaan dengan cat minyak di atas kanvas, 145x100cm; Sudarisman, dengan lukisan berjudul Penari ,2021 di atas kanvas  140 cmx 100 cm dan dikerjakan dengan cat minyak dan acrylic; Soewardi dengan karya patungnya dan lain-lain.

Suwaji, Penjual Menong, cat minyak di kanvas, 145x100 cm  (foto: dokumen pribadi)
Suwaji, Penjual Menong, cat minyak di kanvas, 145x100 cm  (foto: dokumen pribadi)

Luar Biasa!

Adalah Yogi, mahasiswa Seni Lukis FSR ISI Yogyakarta, alumnus tahun 2004 yang hadir di pameran memberi tanggapan.  "Menurut saya Waskita Seni sebagai pameran  penghormatan juga penghargaan bagi para dosen-guru.  Ini sebuah dedikasi seorang murid yang sudah semakin jarang dilakukan di zaman sekarang ini, sudah banyak seniman yang sukses dan terkenal saat ini, namun  tentu juga tak lepas dari bimbingan ajaran seorang guru di masa lalu. Pameran Besar Waskita Seni ini menurut saya sebagai ujud nyata seorang murid yang bisa 'Mikul dhuwur mendem Jero'. "  Lanjutnya,"Semoga acara pameran semacam ini tidak hanya berhenti di sini, tapi menjadi acara yang terus dan terus berlanjut di masa yang akan datang tentu dalam bentuk dan format yang lebih berkembang," demikian Yogi berharap.

Widayat, Abstraksi Dekoramagis, 2001, cat minyak di kanvas (foto: dokumen pribadi)
Widayat, Abstraksi Dekoramagis, 2001, cat minyak di kanvas (foto: dokumen pribadi)

Eko Birowo, alumnus jurusan Fotografi FSMR ISI Yogyakarta tahun 2003 yang hadir di pameran menilai,"Jujur, ketika melihat karya-karya yg dipamerkan saya tidak bisa berkata apa-apa.  Yang ada cuma kata 'luar biasa"! Karena yang berpameran adalah para legenda, yang notabene para suhu yang sangat luar biasa jagoan pada genrenya masing-masing.  Sedikit atau banyak jumlah karya yang dipamerkan, besar atau kecil ukuran karyanya tetap luar biasa."

Aming Prayitno, Pamor, 1982, cat minyak di hardboard, 83x60 cm (foto: dokumen pribadi)
Aming Prayitno, Pamor, 1982, cat minyak di hardboard, 83x60 cm (foto: dokumen pribadi)

Sebagai salah satu peserta pameran, Subroto Sm juga memberikan apresiasinya.  Menurutnya, sebagai mantan dosen FSR ISI Yogyakarta, ia merasa terharu dengan pameran yang diselenggarakan ini.  Subroto Sm berkata," Saya merasa terharu, bersyukur, dan berterima kasih, diminta ikut pameran ini. Ini berarti apa yang kami kerjakan tidak sia-sia, dihormati dan tak ternilai harganya.  Pameran penghormatan bagi para dosen yang diprakarsai oleh Nyoman Darya yang diikuti oleh para guru dan dosen yang menjalani hidup sebagai seniman ini sebagai sebuah hadiah bagi para dosen, pun bagi almamater yg sudah melahirkan dan menyiapkan bibit-bibit unggul di bidang seni.  Pameran ini sungguh suatu tindakan terpuji dan mulia, serta bernilai edukatif bagi setiap generasi yang mengikuti pendidikan tinggi seni." Subroto Sm juga merasa bersyukur karena saat sekarang ini bisa menyaksikan anak-anak didik yang berhasil di bidang seni yang digelutinya dari lingkup nasional sampai dengan internasional.  Subroto Sm pun menyebut nama alumnus Heri Dono dan Entang Winarsa yang membanggakannya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun