Ikaisyo, di balik Kesuksesan Para Maestro Perupa  Yogyakarta
Oleh: Suyito Basuki
Tentu kita mengenal para perupa atau pelukis Yogyakarta, setidaknya pernah mendengar nama mereka. Â Sebut saja di antara mereka: Affandi, Widayat, Edhi Sunarso, Saptoto, Bagong Kusudiardjo, Batara Lubis, Djokopekik, Wardoyo dan lain-lain. Â
Affandi memiliki museum lukis yang menjadi destinasi masyarakat atau anak-anak sekolah yang sedang berkarya wisata di Yogyakarta. Â Widayat adalah perupa serba bisa yang bahkan bisa menguasai seni kubisme Pablo Piccaso. Â Edhi Sunarso adalah pematung terkenal di Indonesia.Â
Berikutnya, Saptoto adalah seniman patung yang membuat patung monumen serangan serangan umum 1 Maret yang terletak di area Benteng Vredeburg, tepat di depan Kantor Pos Besar Yogyakarta. Â
Bagong Kusudiardjo adalah koreografer sekaligus seniman lukis yang terkenal. Â Batara Lubis adalah seniman lukis yang memiliki corak warna yang kontras. Â
Djoko Pekik adalah pelukis realis ekspresif yang terkenal dengan lukisannya "Berburu Celeng" yang terjual 1 milyar. Â Wardoyo adalah pelukis realisme, dosen STSRI-ASRI Yogyakarta.
Sejarah Lahirnya Ikaisyo
Di balik ketekunan para perupa itu berkarya, ternyata mereka mendapat dukungan istri tercinta mereka masing-masing. Â Para istri perupa itu membentuk sebuah paguyuban atau komunitas yang bernama "Ikaisyo" kependekan dari Ikatan Istri Senirupawan Yogyakarta. Â
Ikaisyo yang jatidirinya sebuah komunitas yang mendukung pekerjaan suami mereka masing-masing serta berkarya untuk masyarakat, mengadakan doa syukur 14 Agustus 2022 yang baru lalu, karena sudah 40 tahun komunitas ini hadir di Yogyakarta. Subroto Sm alumnus dan mantan pengajar ASRI/FSR ISI Yogyakarta memberi penjelasan tentang Ikaisyo, proses lahir dan kiprahnya sampai hari ini.