Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Lapangan Pancasila Salatiga, Semakin Ramai Saja

8 Agustus 2022   08:52 Diperbarui: 8 Agustus 2022   08:56 2509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marsekal Agustinus Adisutjipto yang akrab disapa Tjip lahir di Salatiga pada tanggal 4 Juli 1916. Merupakan putra sulung dari empat bersaudara yang semuanya adalah laki-laki.  Ia adalah Komodor Muda Udara.  Dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Adi Sutjipto berjuang melalui Angakatan Udara.  Ia mengangkut obat-obatan bantuan dari Palang Merah Malaya.  Pesawat Dakota VT-CLA yang ditumpanginya ditembak jatuh oleh Belanda. (https://mediajabodetabek.pikiran-rakyat.com (14 Juli 2022)

Nama Salatiga

Selain patung ketiga pahlawan tersebut, juga terdapat replika batu Plumpungan yang menjadi dasar cerita kota Salatiga ini dinamakan.  Konon kata Salatiga, berasal dari kata "sela tiga" (tiga batu). 

Ada juga yang berpendapat bahwa Salatiga berasal dari kutukan Ki Ageng Pandanaran yang dicegat oleh perampok yang berjumlah 3 orang.  Saat itu Ki Ageng Pandanaran, penguasa Kabupaten Semarang sedang melakukan perjalanan ke daerah Bayat Klaten.  Saat dicegat itulah Ki Ageng Pandanaran berkata,"Salah tiga" (tiga orang yang bersalah), sehingga menjadi nama tempat atau kota sekarang ini: Salatiga.

Tersedia Sarana Olah Raga

Di Lapangan Pancasila ini tersedia sarana olah raga yang dapat digunakan oleh masyarakat umum.  Sarana tersebut antara lain alat untuk mempertinggi badan, mengencangkan otot perut, mengencangkan otot tangan dan lain-lain. 

Anak sekolah memanfaatkan sarana olah raga (Foto: Dokumen Pribadi)
Anak sekolah memanfaatkan sarana olah raga (Foto: Dokumen Pribadi)

Para pedagang dilarang berjualan di arena lapangan.  Mereka diberi tempat di luar lapangan.  Hanya saja kemudian muncul pedagang-pedagang yang tidak mendapat tempat, sehingga mendirikan tenda atau menghampar dagangan di area trotoar.  Tentu saja sebenarnya ini mengganggu pengguna jalan, khususnya pejalan kaki.

Ramai di Pagi Hari

Sejak pukul 04.30 dini hari, lapangan Pancasila telah dipadati oleh masyarakat Salatiga, tua muda, besar kecil.   Bahkan juga ada warga yang berasal dari Kopeng wilayah Kabupaten Semarang, turun ke lapangan Pancasila, sekedar melemaskan otot kaki dengan olah raga jalan sehat sambil menghirup udara segar di kota Salatiga yang berhawa sejuk ini.

Ada yang sekedar berjemur (Foto: Dokumen Pribadi)
Ada yang sekedar berjemur (Foto: Dokumen Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun