Menerbitkan Buku karena Melihat Sebuah Kebutuhan
Oleh: Suyito Basuki
Saya sehari-hari melayani umat di sebuah gereja desa, dari pusat kota berkisar 10 kilometer. Â Ada berbagai macam pelayanan yang saya lakukan yakni pada saat warga mengadakan ibadah kelahiran, pernikahan, kematian, syukuran dan lain-lain. Â Dalam kesempatan seperti itu, saya memimpin ibadah atau mendoakan untuk acara tersebut.
Saya kadang juga diminta untuk menjadi MC di sebuah acara pernikahan. Â Dengan sedikit mengembangkan ilmu pedhalangan yang pernah saya timba di sekolah pedhalangan Habirandha Kraton Yogyakarta, maka saya bisa "nyandra" mendeskripsikan penganten yang memasuki arena pesta pernikahan dengan iringan gendhing-gendhing karawitan yang saya sesuaikan dengan suasananya.
Menginspirasi Penulisan
Pada acara-acara yang saya sebutkan di atas, maka majelis atau pengurus gereja dan tuan rumah yang sedang memiliki kerja melalui wakilnya akan menyampaikan sepatah dua patah kata untuk memberikan sambutan. Â Sambutan yang harus mereka berikan, dalam konteks pedesaan, maka mereka mau tidak mau diwajibkan untuk menggunakan bahasa Jawa sebagai alat komunikasi mereka.
Sering terdengar keluhan di antara mereka yang memberi sambutan bahwa mereka tidak mahir berbahasa Jawa dengan baik.  Mereka suka membandingkan bahasa Jawa mereka yang khas dialek pantura dengan bahasa Jawa model Solo atau Jogja yang halus dan pilihan katanya mengena.  Sehingga saat  mereka akan menggunakan bahasa Jawa dalam sambutan, mereka merasa minder, seperti seorang prajurit kalah sebelum bertanding.
Oleh karena itu kemudian timbul inspirasi dan pemikiran,"Mengapa tidak menulis sebuah buku tuntunan bagi mereka supaya dapat melakukan sambutan berbahasa Jawa dengan baik dan benar?" Â Memang harus saya akui bahwa pengalaman saya dalam hal membawakan acara sebagai MC di berbagai acara pernikahan bukan belajar dari palatihan yang dilakukan oleh lembaga Permadani yang memang secara khusus dikenal sebagai lembaga edukasi dan inisiasi bagi lahirnya para MC atau pranata cara dalam istilah bahasa Jawa. Â Sebagaimana yang sudah saya sebutkan di atas, saya hanya mengembangkan ilmu pedhalangan yang sudah saya terima.
Mulai Mengumpulkan Buku
Terdorong oleh keinginan berbuat sesuatu yang berguna bagi kalangan umat atau jemaat  terutama, maka saya kemudian membeli beberapa buku yang terkait dengan bagaimana memberi sambutan dalam bahasa Jawa.  Saya mempelajarinya dan kemudian mengungkapkannya dalam penulisan menggunakan bahasa yang sesuai dengan kemampuan saya.