Berikan Beasiswa
Penderitaan masa remaja dalam menempuh pendidikan membuat Chris Marantika begitu perhatiannya pada pendidikan para generasi muda. Â Pada awal-awal UKRIM didirikan, Chris Marantika yang kala itu menjadi rektornya, ia membebaskan biaya pendidikan bagi anak-anak muda, khususnya dari Indonesia bagian Timur. Kepada keluarga pendeta pun dia memberikan harga kuliah khusus. Â Mungkin ia memahami bagaimana kehidupan pendeta dan keluarganya. Â Demikian juga kepada anak-anak yang orang tuanya dalam kondisi miskin, diberi peluang untuk mendapatkan keringanan atau beasiswa.Â
Sampai menjelang akhir hayatnya, Pdt. Dr. Chris Marantika tetap memikirkan kemajuan pendidikan dan masyarakat di Indonesia terutama pedesaan-pedesaan. Â Ia membuka cabang-cabang sekolah teologia dengan nama Akademi Teologia Injili Indonesia (ATII) di berbagai kota di Indonesia, seperti Purwokerto Jawa Tengah, Madiun Jawa Timur, Medan Sumatra Utara, Bali, Samarinda Kalimantan Timur dan lain-lain serta kesemuanya sudah ditingkatkan statusnya menjadi Sekolah Tinggi Teologia dengan program S1 bahkan ada yang memiliki program S2.
Pdt. Dr. Chris Marantika meninggal dunia pada tanggal 13 Maret 2016 di Yogyakarta. Â Menurut Keterangan Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII), Freddy Soenyoto Pak Chris meninggal dirawat di rumah sakit karena komplikasi tiga penyakit darah tinggi, gula dan prostat. Â Sebelumnya, di tahun 2014, Ibu Saria Iswari Marantika meninggal karena berjuang melawan penyakit kanker.
Semoga kecintaan Pdt. Dr. Chris Marantika dalam pelayanan gereja dan bangsa Indonesia, terutama masyarakat desa, tetap mengakar dan bertumbuh di hati para mahasiswanya dan alumni sekolah tinggi dan universitas yang didirikannya serta membuahkan karya-karya yang nyata bagi kesejahteraan bersama masyarakat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H