Pada tahun 1877 di desa Kedungpenjalin didirikan Sekolah Desa Angka Loro (Volkschool) yang diadakan oleh missi DZV, Zendeling Nicolas Dirk Schuurman (orang Kedungpenjalin menyebutnya 'Tuwan Kirman'). Â Menurut S.H. Soekotjo, statistik zending tahun 1890, jemaat Kedungpenjalin memiliki anggota 66 orang dewasa dan 83 anak-anak sekolah. Â
Wolterbeek menulis di buku Babad Zending di Pulau Jawa yang semula ditulis dalam bahasa Jawa di tahun 1939, bahwa jemaat Kedungpenjalin pada saat itu memiliki warga 699, selain itu jemaat Pati 171, Kudus 143, Banyutowo-Tayu 211, Margorejo 1401, Kelet 267, Dono Rojo 182, Bumiarjo (Bandungarjo) 140, Margokerto 447, Bondo 212, Kayuapu 224, pepanthan-pepanthan kecil 187.
Pelayanan dari Waktu ke Waktu
Selanjutnya pelayanan di daerah Kedungpenjalin (Istilah Kedungpenjalin sering disingkat 'Dhungnjalin') dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahun 1892 Kedungpenjalin mendapatkan poliklinik, 2 tahun lebih dulu dibanding dengan Margorejo yang saat itu menjadi pusat zending.
2. Tahun 1893 zendeling Johann Hubert (orang Kedungpenjalin menyebutnya 'Tuwan Iber') melayani jemaat. Â Pelayananannya meliputi Kedungpenjalin, Bondo, Srobyong dan Pulojati. Â Pelayanannya dibantu oleh Guru Injil Pasrah Karso, Guru Injil Yokanan Semadin, Tresna Totruno, Partakariyo, serta Guru Injil Martin. Â
Pasrah Karso hanya sebentar membantu Johann Hubert  karena usia yang sudah tua.  Pasrah Karso meninggal dunia pada saat Johann Hubert melayani jemaat Kedungpenjalin rintisannya.
3. Tahun 1913 di Kedungpenjalin diadakan Vervolkschool, yang kemudian berkembang menjadi Standardschool.
4. Tahun 1909, poliklinik Kedungpenjalin mendapat bantuan tenaga medis. Â Tenaga medis yang pertama adalah Zuster Suzanna Rickert.
5. Dimulai tahun 1917, di Kedungpenjalin dibentuklah Kerkraad (majelis gereja) untuk persiapan jemaat didewasakan. Â Tahun 1928 diusulkan menjadi dewasa, tetapi karena dinilai belum memenuhi persyaratan, maka belum diijinkan. Â Tahun 1930 ditetapkanlah Sukar Yogapranoto dan Radiyo Nitiharjo menjadi Guru Injil di Kedungpenjalin dan Margokerto.
6. Saat Zendeling Johann Hubert pensiun, zendeling Otto Stauffer ditugaskan melayanni di Kedungpenjalin. Â Baik Hubert maupun Stauffer tidak hanya melayani di Kedungpenjalin saja tetapi juga melayani di daerah Bondo dan Margokerto.