Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Swike Kodok Betokan Beji Demak, Rasanya Mantap dan Enak

12 Mei 2022   09:29 Diperbarui: 12 Mei 2022   10:06 1901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita melakukan perjalanan dari Demak ke arah Kudus atau Pati, dari kota kita akan melewati jalan yang menghubungkan Pasar Bintoro Demak dengan daerah Trengguli.  

Di kanan kiri jalan akan kita jumpai banyak terdapat warung swikee kodok (katak).  Namun meski demikian, tidak seramai pengunjungnya dibanding sebuah warung swike kodok yang diberi nama: Swike Make Pak Eko.  Lokasi warungnya masuk gang agak ke dalam.  

Jika dari jembatan Pasar Bintoro Demak, jalan ke arah Trengguli/ Kudus/ Pati, maju sekitar 500 meter, belok kiri melewati jembatan biru, Jembatan Garuda, lurus sampai pertigaan daserah Betokan, belok kanan, sampailah warung swike yang dikelola Bu Siti dan keluarga ini.

Warungnya sangat sederhana, tidak menunjukkan warung dengan bangunan megah atau mewah.  Di depan warung ada penutup tenda sekaligus banner nama warung tersebut.  

Di dalam warung ada 3 deret kursi memanjang ditambah deretan kursi yang mepet di dinding.  Demak terkenal dengan hawanya yang panas, mirip hawa kota Semarang.  

Masuk ke warung yang persisnya merupakan halaman sebuah rumah itu, hawa panas akan terasa.  Tidak ada kipas angin.  Angin semilir lewat lubang angin di antara rumah dan penutup warung tersebut.  Siap-siap saja, setelah makan swike yang hangat dan pedas itu, kita akan "gobyos" dengan keringat kita, hehehe... 

Tiga Puluh Kilogram Setiap Hari

Pengelola, Bu Siti dan kakaknya Pak Wiryanto (dokumen prinadi)
Pengelola, Bu Siti dan kakaknya Pak Wiryanto (dokumen prinadi)

Menurut keterangan, bu Siti (42), pengelola pertama usaha swike kodok itu adalah Ibu Masripah, asli Demak, 75.   Bu Siti adalah pengelola generasi berikutnya.  

Usaha ini, seperti yang dituturkan  mulai buka tahun 1994. Semula tanpa nama, hanya Swike saja.  Nama "Swike Make Pak Eko" karena spanduk yang dibuatkan oleh produsen teh.  Warung swikee ini terletak di Desa Betokan Beji.   Bu Siti sendiri memiliki 3 anak: laki-laki tamat SMA, perempuan SMP klas 9, dan laki-laki 18 bulan.

Setiap hari ramai, terutama hari Minggu.  Satu hari menurut penjelasan bu Siti  butuh sekitar 30 kg daging kodok (katak).  Musim penghujan diakui banyak setoran kodok, musim kemarau agak berkurang.  Pemasok kodok menurut keterangan bu Siti para pencari kodok dari Purwodadi, Semarang dan Karangsari Demak.  Bu Siti menjelaskan bahwa mereka mengantar sendiri barangnya ke Betokan Demak ini. 

Cita rasanya mantap dan enak.  Menurut saya, pemberian tauchonya pas.  Tauchonya ternyata diambil dari Gang Baru Semarang.  Kadang ada masakan swike yang bening, itu menurut  bu Siti ditambah air.  Kalau masakan swikeenya relatif kering tauchonya, demikian keterangannya.

Omset 60-90 juta

Lebaran kemarin menurut bu Siti,  tutup dua hari, tetapi sebelum dan sesudahnya tetap buka.  Pelanggan dari luar kota banyak yang datang, bahkan ada yang dari luar Jawa yang tengah mudik ke Demak.  "Mereka kangen dengan masakan swike," ujar bu  Siti dengan tersenyum.

Omset sehari-hari, menurut bu Siti, jika ramai mencapai kisaran 3 juta.  Kalau biasa-biasa, tidak begitu ramai, kisaran 2 juta atau 1,5 juta.  Saya membayangkan, jika rata-rata saja omset per-harinya 3 juta, maka satu bulan dikalikan 30 sudah 90 juta.  Misal saja hanya 2 juta setiap harinya, dikalikan 30 hari sudah 60 juta.  Jika keuntungan bersih 50 persennya saja sudah ada keuntungan 30 juta setiap bulannya.  Waduh keuntungan yang luar biasa.  Ini yang bisa disebut, orang desa rejeki kota, hehehe...

Herbal yang Menyehatkan

Taburan bawang putih gorengnya mantap (dokumen pribadi)
Taburan bawang putih gorengnya mantap (dokumen pribadi)

Menurut bu Siti, hambatan dalam mengelola warung ini, hampir tidak ada.  "Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, lombok dan lain-lain meski kadang naik turun, tetapi harga swike per porsi diakui oleh  sama," demikian bu Siti.   Satu porsi swike dengan sepiring nasi putih 35 ribu.  

Jika pesan untuk dibawa pulang, swikee saja, per bungkusnya 25 ribu.  Taburan goreng bawang putihnya cukup banyak, demikian juga jahenya.  Menurut saya ini bisa menjadi obat herbal bagi stamina dan kesehatan, karena katanya sih, bawang putih, jahe, lombok mengandung antibiotik yang berguna untuk imunitas tubuh.  Bukankah kira-kira begitu?

Warung Swike Betokan ini juga melayani orang yang mempunyai kerja pernikahan.  Kakak bu Siti, Pak Wiryanto  menimpali,  katanya  pernah melayani di acara pernikahan dan habis 1 kuintal kodok. "Dua jam langsung habis, "bu Siti memberi imbuh keterangan.  Wiryanto juga anak bu Masripah.  Kesehariannya adalah mengelola kebun jambu air.  Asal tahu saja, kota Demak ini buah khasnya adalah belimbing dan jambu air.

Ayolah, jika ke Demak, mencoba mencicipi swike di desa Betokan Beji Demak ini.  Anda akan merasakan sensasi "gobyos" keringat di tempat ini.

#gobyos (bahasa Jawa yang berarti berkeringat sekali, bisa jadi muka sampai basah, demikian pula badan; istilah lain "gemrobyos")

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun