Oleh karenanyalah, Chairil Anwar berdasar puisi "Aku"-nya itu terkenal dengan sebutan "Binatang Jalang", jika ditinjau dari perspektif pada waktu itu.Â
Chairil Anwar memang seperti binatang jalang yang tidak mau terikat dengan aturan-aturan dalam bersajak atau berpuisi. Sikap Chairil Anwar dalam hal ini dikenal sebagai sikap individualisme yang tinggi.
Fungsi dulce dalam puisi "Aku" karya Chairil Anwar ini dapat dilihat dari segi intrinsik puisinya. Secara intrinsik bisa dilihat adanya penataan rima atau persajakan sangat merdu. Bunyi akhir dari setiap baris saling bersahutan dan berkaitan.Â
Hal inilah yang menyebabkan puisi Chairil Anwar yang berjudul "Aku" ini mudah dihafal, baik mulai anak SD hingga para mahasiswa perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan fungsi dulce dalam puisi Chairil Anwar terpenuhi. Orang senang membaca dan merasa nikmat dengan puisi "Aku" ini.
Sedang fungsi utile dalam puisi "Aku" karya Chairil Anwar dapat dilihat dari beberapa ungkapan. Salah satu ungkapan kata dalam puisi tersebut: "...Aku mau hidup seribu tahun lagi..." selain menunjukkan semangat Chairil Anwar dalam pembaruan puisi, juga cerminan filsafat eksistensialisme yang kemungkinan besar dihayatinya.
Filsafat eksistensialisme selalu membicarakan makna diri seorang manusia di tengah alam raya yang serba kacau. Romo Dick hartoko, seorang pemerhati sastra pernah mengatakan bahwa filsafat eksistensialisme masuk ke Indonesia setelah Perang Dunia II. Romo Dick melihat karya-karya puisi Chairil Anwar ini memberi nada-nda filsafat eksistensialisme berada di dalamnya. (Sumber: Ensiklopedia Kemdikbud)
Ungkapan kata dalam puisi tersebut: "...Aku mau hidup seribu tahun lagi..." juga banyak dikutip orang dalam berkata-kata atau atau dalam lagu untuk membangkitkan semangat hidup.
Dengan demikian ada harapan supaya orang tidak mudah putus asa dalam menghadapi keterpurukan hidupnya sebab masih panjang kehidupan yang harus dilaluinya, "life must go on" kata orang barat yang berarti hidup masih akan terus berlanjut.
Menangislah sesekali karena kegagalan, tetapi sesegara mungkin, lupakan segala tangisan. Jangan sia-siakan sekecil apa pun kesempatan. Mari kita bersemangat, kita masih akan hidup "seribu tahun" lagi, kata Chairil Anwar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H