Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lawan Hoaks! Kebangkitan Yesus Bukan Isapan Jempol, Tetapi Sebuah Fakta

17 April 2022   06:44 Diperbarui: 17 April 2022   11:19 1523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kubur kosong (Sumber Foto: sabdaharian.com)

Lawan Hoaks! Kebangkitan Yesus Bukan Isapan Jempol, Tetapi Sebuah Fakta

Oleh: Suyito Basuki

Benarkah Yesus bangkit dari kubur?  Pertanyaan ini adalah wajar dalam dunia yang sudah semakin maju dan modern ini.  Ada sebuah novel: The Da Vinci Code menceritakan Yesus tidak mati karena penyaliban.  Dengan demikian novel tersebut juga menyangkal kebangkitan dan tentu saja berakibat juga tidak mempercayai keilahian Yesus.

Hoaks Sudah Sejak Dulu Kala

Berita usaha untuk menyangkali kebangkitan Yesus, sejak abad 1 Masehi sudah dikumandangkan.  Kitab Injil Matius mencatat penipuan oleh para imam kepala Yahudi tentang kebangkitan Yesus ini.  Mereka meminta para prajurit yang menjaga kubur Yesus, dengan menyogok mereka uang,  untuk menyampaikan berita hoaks bahwa mayat Yesus dicuri oleh murid-muridnya.  Padahal kubur itu ditutup dengan batu besar yang sudah dimeteraikan oleh raja dan ada prajurit yang berjaga-jaga.  Bagaimana mungkin para murid bisa menggulingkan batu dan mencuri mayat Sang Guru?

Namun demikianlah, tidak dulu tidak sekarang.  Yang namanya berita hoaks selalu ada yang mencipta demi tujuan politik atau tujuan tertentu lainnya.  Celakanya, orang lebih menikmati berita hoaks sebagai suatu kebanaran.  Mungkin mereka masa bodoh atau malas untuk mencari sumber-sumber kebenaran yang sesungguhnya.

Rasul Petrus dengan tegas menyampaikan pendiriannya: "Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya". (2 Petrus 1:16) Rasul Petrus menyatakan bahwa dia adalah "saksi mata dari kebesarannya", dalam hal ini menjadi saksi juga atas kebangkitan Yesus!

Kata 'dongeng-dongeng isapan jempol manusia' dalam bahasa Yunani digunakan satu istilah 'muthos' yang berarti cerita fiktif yang tidak ada kenyataannya. Dalam terjemahan alkitab-alkitab berbahasa Inggris, digunakanlah istilah-istilah: fables, tales, story, myth dan lain-lain.  Yang kesemuanya menunjukkan hal-hal yang bersifat tidak nyata.  Alkitab bahasa Indonesia LAI menerjemahkan: 'dongeng-dongeng isapan jempol manusia', sebuah istilah yang mudah sekali difahami. Alkitab bahasa Jawa formal LAI menggunakan istilah: 'dongenge wong kang ora nyata'. 

Rawa Pening dan Hilangnya Mbah Suta

Di dekat rumah kami, di Ambarawa Kabupaten Semarang, ada sebuah rawa yang disebut Rawa Pening.  Menurut dongeng, terjadinya rawa pening itu karena seorang bocah kecil, jelmaan seekor ular besar yang bernama Baru Klinting.  Baru Klinting atas petunjuk ayahandanya, bertapa di sebuah bukit supaya bisa berwujud manusia.  Saat bertapa, tubuh Baru Klinting ditemukan oleh para pemburu hewan dan dijadikan daging pada acara yang diadakan orang kampung di dekat bukit itu.   Baru Klinting kemudian berubah menjadi seorang anak kecil yang berbau anyir tubuhnya.  

Anak tersebut kemudian masuk kampung dan memberikan tantangan  sebagai berikut.  Anak kecil tadi berkata menantang orang-orang di kampung untuk bisa mencabut sebuah lidi yang ia tancapkan di tanah.  Ternyata semua orang, baik dewasa maupun anak kecil, baik perorangan maupun kelompok tidak bisa mencabut lidi tersebut.  

Hanya anak kecil jelmaan Baru Klinting tadi ternyata yang bisa mencabut lidi tersebut.  Dari lubang bekas lidi itu ditanam, muncratlah air, semakin lama semakin membesar keluarnya air, sehingga menjadilah sebuah rawa yang menenggelamkan kampung yang berisi orang-orang itu.  Sehingga jadilah sebuah rawa yang disebut Rawa Pening sampai sekarang ini.

Di Bondo, dusun Ngelak Mulyo Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara dekat tempat saya melayani di sebuah gereja, ada sebuah petilasan yang pada hari tertentu banyak didatangi orang untuk berziarah.  

Menurut cerita, petilasan itu ada kaitannya dengan mbah Suta.  Konon mbah Suta itu teman karib dari Kyai Tunggul Wulung, pendiri pasamuwan Kristen desa Bondo.  Kyai Tunggul Wulung sering bercakap-cakap dengan mbah Suta ini.  Suatu ketika, menurut dongeng, mbah Suta ini mendengar suara sebuah burung perkutut.  

Mbah Suta sangat terkesima dengan suara burung perkutut yang amat merdu itu.  Kemudian mbah Suta ingin menangkapnya.  Kemana pun burung perkutut itu terbang diikutinya.  

Sampailah burung perkutut itu di sebuah tempat di pinggir pantai yang sekarang dikenal pantai Ngelak Mulya itu.  Di tempat itulah kemudian baik burung perkutut maupun mbah Suta kemudian menghilang.  Sehingga barangkali itulah alasan di tempat tersebut dibuatlah sebuah petilasan.  

Konon lagi, meski mbah Suta sudah tidak bisa lagi dilihat oleh mata, tetapi Kyai Tunggul Wulung masih juga kelihatan bercakap-cakap dengan mbah Suta.  Pertanyaannya, fakta atau fiktif cerita di atas, baik Rawa Pening maupun mbah Suta?  Nyata atau dongeng? Kita bisa menilai sendiri.

Saksi-Saksi dan Sikap Hidup Sebagai Bukti

Rasul Petrus adalah "saksi mata" dari kehidupan, kuasa, kematian, kebangkitan dan kenaikan Tuhan Yesus Kristus.  Tentang kebangkitan itu sendiri, Rasul Paulus pun mencatat bahwa kebangkitan Kristus itu adalah fakta.  Dalam 1 Korintus 15:4-8 disebutkan saksi-saksi yang melihat kebangkitan Yesus itu yakni: Petrus/ Kefas, ke-12 murid, 500 orang percaya yang saat itu banyak yang masih hidup yang bisa dicros chek kebenaran kebangkitan itu, Yakobus, para rasul dan Paulus!  Tidak ada yang meragukan kebangkitan Yesus!

Rasul Paulus menyebutkan bahwa jika saja kebangkitan Yesus tidak nyata, maka sia-sialah imannya, sia-sialah pengorbanan dirinya dalam pelayanan kepada Tuhannya.  Kenyataannya, Rasul Paulus dan para rasul lainnya membaktikan diri dengan sepenuh hati kepada Tuhannya.  Rasul Paulus, Rasul Petrus dan rasul-rasul yang lain memberitakan berita suka cita keselamatan dari Yesus Kristus, mereka lakukan hingga akhir usia mereka. 

Blog http://katolisitas-indonesia.blogspot.com/ menyebutkan bahwa Eusebius menulis tentang kematian para murid dan telah ditelusuri seorang sejarawan Schumaker kebenarannya. Disebutkan kematian para murid Tuhan oleh Eusebius antara lain seperti ini:

a. Matius meninggal dunia, karena disiksa dan dibunuh dengan pedang di Etiopia.

b. Markus meninggal dunia di Alexandria (Mesir), setelah badannya diseret hidup-hidup dengan kuda melalui jalan-jalan yg penuh batu sampai ia menemukan ajalnya.

c. Lukas mati digantung di Yunani, setelah ia berkhotbah di sana kepada orang-orang yg belum mengenal Tuhan Yesus.

d. Yohanes direbus atau lebih tepatnya digoreng di dalam bak minyak mendidih di Roma, diselamatkan Tuhan dan akhirnya dibuang di pulau Patmos.  Di pulau ini, ia mendapatkan wahyu akhir zaman yang membuka tabir sorga dan kerajaan kekal di masa mendatang.

e. Petrus mati disalib dengan kepala di bawah.  Itu adalah permohonannya sebab ia merasa tidak layak disalib seperti Tuhannya.  

Selain itu masih banyak para rasul yang meninggal dengan penganiayaan yang kejam oleh penguasa waktu itu, bahkan ada yang dipenggal kepalanya.  Mereka adalah Yakobus sepupu Tuhan Yesus, pemimpin gereja Yerusalem, Yakobus anak Zebedeus, Bartolomeus atau Natanael, Andreas, Thomas, Yudas saudara Yesus, Matias, Barnabas dan juga Rasul Paulus.

Rasul Paulus berkata bahwa kebangkitan itu nyata sehingga iman dan pengharapan mereka tidak sia-sia. Oleh karena itulah Rasul Paulus pun merelakan diri disiksa dengan kejam dan akhirnya dipenggallah kepalanya oleh Kaisar Nero di tahun 67.  Rasul Paulus adalah rasul yang banyak menulis surat-surat kiriman kepada jemaat-jemaat yang bertumbuh saat itu dan mengirimkan pula surat tuntunan penggembalaan bagi Timotius dan Titus.  Rasul Paulus semangat sekali melayani Tuhannya, karena keyakinannya bahwa kebangkitan Yesus itu bukan isapan jempol, bukan dongeng, bukan omong kosong, bukan hoaks, tetapi sebuah fakta!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun