Pemimpin yang Tidak Mengambil Jalan Pintas dan Tidak Takut Menderita
Oleh: Suyito Basuki
"Jalan pintas" adalah suatu tindakan yang menyederhanakan sebuah proses yang panjang menjadi sebuah proses yang pendek; Â atau sebuah proses yang rumit menjadi proses yang sangat mudah. Â
Jika ini diterapkan untuk sebuah rumus matematika, mungkin bisa dibenarkan.  Tetapi seringkali jalan pintas ini dilakukan seseorang demi  mencapai sebuah tujuan dengan cara melakukan manipulasi dan penipuan yang kadang dibenarkan oleh masyarakat umum.  Misalnya seorang pelajar yang ingin mendapatkan hasil tes atau ujian  yang bagus, dia tidak belajar dengan sungguh-sungguh, melainkan mengandalkan kertas contekan dan cara-cara tidak terpuji lainnya. Â
Tidak semua anggota keluarga, masyarakat, bahkan sekolah menyalahkan hal ini. Â Bahkan jika anggota keluarga, masyarakat, atau sekolah yang mendasarkan kebanggaan diri dan institusi pada hasil tes atau ujian anak, maka tidak saja mereka setuju, tetapi justru mengkondisikan pekerjaan "mencontek" itu terjadi. Â
Makanya ada  cerita aneh, guru yang ingin sekolahnya populer dengan hasil kelulusan 100 persen, dengan sembunyi-sembunyi berusaha mengedarkan kunci jawaban kepada siswanya.
"Cinta ditolak dukun bertindak", itu sebuah ungkapan yang juga sering kita dengar di masyarakat. Â Pengertiannya adalah jika seorang pemuda mencintai seorang pemudi misalnya, tetapi kemudian ternyata cintanya ditolak, maka pemuda itu akan meminta pertolongan mbah dukun supaya dapat membantunya mendapatkan si pemudi untuk dirinya. Â
Meski secara iman Kristen kita tidak meyakini cesplengnya perdukunan, tetapi fakta di lapangan, masyarakat secara umum memiliki perilaku yang tak lekang dengan praktek perdukunan seperti itu. Â Mereka tidak sabar dengan proses kesulitan yang memang harus dilalui oleh seorang pemuda dalam mendapatkan cinta seorang pemudi. Â
Sebenarnya lazim, seorang pemudi agak mempersulit proses sebelum ia menerima cinta seorang pemuda. Â Mungkin sekedar menguji kesungguhan dan kecintaan seorang pemuda yang mencintainya. Â
Oleh karena itu, pemuda tersebut jangan buru-buru pergi ke dukun, tetapi harus berupaya menunjukkan kesungguhan dan kesetiaannya kepada pemudi tersebut, jika memang ia betul-betul mencintainya. Â Dengan doa dan usaha, segala sesuatu akan indah pada waktunya. Mestinya begitu, bukan jalan pintas yang mesti dilaluinya.