Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Resensi, Dapat Kiriman Buku

11 April 2022   08:10 Diperbarui: 11 April 2022   14:20 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivitas Membaca, Awal Menulis Resensi (Sumber Foto: pexels.com)

Resensi adalah menimbang atau menilai.  Jika yang dimaksud resensi buku, maka pengertiannya adalah menimbang atau menilai sebuah buku yang telah diterbitkan.  Penulis resensi buku, selanjutnya saya sebut penulis resensi, dalam hal ini menimbang relevansi tema penulisan buku, apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 

Selain itu, tentu saja penulis resensi  menimbang atau menilai cara penulisan buku, dalam pengembangan kalimat-kalimatnya, pemilihan diksi dan kesesuaiannya dalam ejaan yang telah ditetapkan sebagai aturan.  Dalam hal ejaan, penulisan resensi berpedoman pada Ejaan yang Disempurnakan.

Manfaat Resensi

Tulisan Resensi memiliki manfaat bagi pembaca, penerbit dan penulis buku itu sendiri.  Pembaca sebelum memilih buku apa yang akan dibelinya dapat dipandu dengan tulisan resensi yang dibacanya di media.  Pembaca yang tertarik dengan uraian dalam tulisan resensi akan termotivasi untuk membeli buku yang diresensi tersebut di toko buku atau saat ini ada model pembelian buku secara on line. 

Penerbit akan menerima feed back atau umpan balik yang terkait dengan tata letak, design cover dan hal-hal yang bersifat teknis penerbitan dari tulisan resensi.  Selain itu, penerbit bisa memantau perkembangan pemasaran buku dari tulisan resensi yang ada. 

Bagi penulis buku, tulisan resensi atas bukunya akan bermanfaat sebagai sarana promosi dan koreksi.  Jika buku dipuji bernilai baik atau sangat baik, sangat berbanggalah hati penulis dan tentunya semakin cepatlah buku itu terjual.  Namun sebaliknya jika tulisan resensi banyak memaparkan kekurangan buku, maka sedih dan mungkin sakit hatilah penulis buku.  

Sebenarnya sikap penulis buku saat membaca resensi atas bukunya, entah bukunya dipuji atau dikritik, ia harus berterima kasih karena tulisan resensi atas bukunya bukti adanya perhatian dan apresiasi pembaca terhadap bukunya.  Feed back yang ia terima hendaknya diterima untuk perbaikan cetakan berikutnya atau karya buku baru berikutnya.

Obyektifitas dan Profesionalisme 

Bagi penulis resensi buku, tentu tidak sembarangan dalam menimbang atau menilai sebuah buku.  Sebelum menulis resensinya, seorang penulis resensi, pasti lebih dulu membaca sebuah buku yang akan ia resensi.  

Sangat baik kalau ia membaca sebuah buku secara menyeluruh, meski juga tidak disalahkan jika ia menilai sebuah buku antologi misalnya, karena ketebalan buku yang sangat banyak sedang waktu yang tersedia untuk menulis mepet, penulis resensi bisa memilih bagian tulisan yang akan ia baca. 

Penulis resensi buku dalam hal ini melakukan tugas penulisannya dengan berdasar obyektifitas dan profesionalisme.  Obyektifitas berarti menulis bukan dengan maksud memuji-muji penulis buku karena mungkin penulis buku itu sahabat dekatnya atau pesanan penerbit sebelumnya dan alasan lain yang bersifat subyektif.  

Profesionalisme artinya menulis dengan kaidah-kaidah sebagaimana kaidah resensi buku yang lazim.  Tidak elok jika penulis resensi menonjolkan kemampuannya dalam bidang buku yang sedang diresensinya.

Untuk mempertajam sebuah tulisan resensi, bisa juga penulis resensi membandingkan dengan buku lain yang telah terbit yang memiliki tema yang sama.  

Pembandingan atau komparasi ini tentu saja akan lebih menonjolkan atau mengkritisi buku yang tengah diresensi.  Pembandingan yang dilakukan secara obyektif dan dikerjakan dengan cara profesionalitas akan menghasilkan sebuah tulisan resensi yang lebih berbobot dan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Dapat Kiriman Buku

Saya menulis resensi buku di Kompasiana baru beberapa kali.  Buku-buku yang telah saya resensi tersebut: Sebuah Resensi Antologi: Betapa Bernilainya Seorang Anak (10/4/2022), Resensi Kamus Jawa-Indonesia: Usaha Keras Menjelaskan Kata (26/2/2022), SMKI dalam Puisi, Kedahsyatan Cinta pada Institusi (14/2/2022), Minibiografi Ajang Siswa Berkaca Diri untuk Raih Prestasi (6/2/2022), Tamasya di Dunia Jungkir Balik, Sebuah Resensi Injil Yudas (30/1/2022) dan Mengapa Mimpi Itu Menjadi Nyata? Resensi atas Sebuah Buku Antologi (25/1/2022).

Penulis dan penyunting buku tersebut memberi tanggapan yang baik.  Mereka mengucapkan terima kasih atas feed back yang terkait dengan penulisan kalimat, pemakaian ejaan, diksi dan lain-lain yang saya tuliskan atas buku terbitan mereka.  Padahal ada beberapa buku yang saya kritisi cukup hebat, meski dalam tulisan saya mengatakan: catatan kecil saja yang mau saya sampaikan.

Buku Kamus Bahasa Indonesia-Jawa memang saya beli, karena berkaitan dengan tugas-tugas keseharian saya; buku Injil Yudas dipinjami tetangga.  Sedangkan buku yang lainnya, itu adalah kiriman rekan-rekan yang menyunting atau menulis isi buku tersebut.  Dalam hal ini saya mengucapkan terima kasih kepada rekan Elly Prihmono dan Endah Kusdiningsih yang telah dengan rela hati mengirimkan buku-bukunya.

Keuntungan Penulis Resensi

Seperti yang saya jelaskan di atas, bahwa penulis resensi kemungkinan akan mendapatkan kiriman buku-buku dari penulis atau penerbit.  Dengan demikian, ia akan dapat menambah koleksi rak bukunya tanpa mengeluarkan biaya untuk memiliki buku-buku tersebut.

Jika tulisan resensi buku dikirimkan ke media massa yang memiliki rubrik resensi buku, manakala tulisan resensi bukunya dimuat, maka ia akan menerima honorarium dari penerbit media massa tersebut.  

Seorang rekan yang sekarang ini menjadi seorang dosen di sebuah perguruan tinggi negeri di Semarang dan bergelar doktor (S3), saat mahasiswa S1, ia rajin menulis resensi buku.  Dia mengirimkan naskah-naskah resensi bukunya ke berbagai media massa.  Dari honorarium penulisan resensi buku itulah dia bisa melanjutkan kuliahnya hingga selesai.

Selain keuntungan tersebut di atas, seorang penulis resensi saat mengerjakan tugasnya, ia bagaikan peribahasa: sambil menyelam minum air.  Dengan ia membaca dan menimbang serta menilai buku yang dibacanya, ia akan mendapatkan informasi dan pengetahuan dari buku tersebut.  Dengan demikian, ia juga dapat belajar cara penulisan buku dan pengembangan kalimat dari buku itu.  

Hal ini akan sangat berguna dalam karya penulisannya sendiri, entah menulis resensi atau buku, sehingga tulisannya menjadi lebih efektif.  Dengan demikian karangan atau bukunya menjadi berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat, khususnya para pembaca.

Menulis Resensi, Dapat Kiriman Buku

Oleh: Suyito Basuki

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun