Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berkunjung ke Masjid Agung Demak = Naik Haji ke Mekah?

7 April 2022   09:45 Diperbarui: 7 April 2022   12:10 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Subandi Pamungkas, Naomi dan Kristiyanto (Dok.Pri)

Tidak diperbolehkannya kendaraan saat ini melewati depan Masjid Agung Demak mungkin karena membahayakan pengunjung yang memang ramai dari saat ke saat, terlebih menjelang dan saat bulan Ramadhan ini.  

Selain itu memang sangat membahayakan bangunan masjid itu sendiri jika setiap hari jalan tepat di depan masjid dilewati oleh kendaraan-kendaraan besar, dapat menimbulkan getaran-getaran tanah yang membahayakan bangunan masjid itu selain suara bising mesin kendaraan dan suara klakson yang dapat mempengaruhi khidmatnya orang yang melakukan ibadah di masjid itu.

Masjid yang Legendaris

Masjid Agung Demak merupakan peninggalan Raden Patah Raja Demak dan para wali yang disebut Wali Sanga pada abad 15 Masehi.  

Masjid yang terletak di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro Kecamatan Demak, Kabupaten Demak ini dipercaya pernah menjadi pusat pertemuan Wali Sanga dalam melakukan syiar Islam pada saat Raden Patah menjadi raja di Kasultanan Demak pertama kali.  Raden Patah adalah putra Brawijaya V raja kerajaan Majapahit.  

Terjadi peperangan antara Raden Patah dengan Brawijaya V yang masih menganut agama Hindhu-Budha ini.  Itu perang yang disebut Sudarma Wisuta.  

Dalam pewayangan sering disebut perang Gojali Suta, peperangan antara Prabu Danaraja melawan ayahandanya Resi Wisrawa memperebutkan Dewi Sukesi.  Dalam perang antara Raden Patah dan Brawijaya V ini berakhir dengan kekalahan Brawijaya V.

Menurut catatan wikipedia, Masjid Agung Demak diwujudkan dalam bentuk gambar serupa bulus yang terdapat di depan kubah tempat pengimaman. Hal tersebut merupakan Surya sengkala memet, dalam kalimat: Sarira Sunyi Kiblating Gusti.  

Dalam sengkalan, Gusti dihitung angka 1, kiblat dihitung angka 4, sunyi dihitung angka 0 dan sarira dihitung angka 1.  Dengan demikian bermakna tahun 1401. 

Demikian pula dengan gambar bulus terdiri atas kepala yang berarti angka 1 (satu), 4 kaki berarti angka 4 (empat), badan bulus berarti angka 0 (nol), ekor bulus berarti angka 1 (satu). 

Dari simbol ini diperkirakan Masjid Agung Demak berdiri pada tahun 1401 Saka atau di tahun 1479 Masehi. Masjid ini didirikan pada tanggal 1 Shofar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun