Sabtu, 2 April 2022 hari kemarin akhirnya jam 20.00 WIB, mobil kami selesai diperbaiki. Â Bengkel yang diundang setelah membongkar dan menurunkan mesin menyebutkan kerusakan mobil kami, jenis Suzuki Karimun Estilo, mengalami kerusakan kampas kopling, berikut mataharinya rusak berat. Â
Dalam foto yang dikirimkan kepada kami yang tengah makan siang menunjukkan bahwa matahari, komponen yang menyebabkan kopling bisa berpindah gigi, patah sedang kampas kopling menjadi serpihan-serpihan. Â Tenaga bengkel yang dipanggil menyatakan bahwa,"Kerusakan kampas kopling dan matahari sebuah kendaraan, baru kali ini saya jumpai separah ini."
Kami sejak siang menunggui 2 orang tenaga bengkel membuka dan menurunkan mesin.  Pekerjaan ini dilakukan di halaman rumah seorang teman yang baik yang baru kami kenal bernama Pak Frans di sebuah daerah Bergas Kabupaten Semarang.  Karena kami, saya dan istri  merasa lapar, maka kami pamit mencari rumah makan di sekitar itu. Â
Kami mendapatkan rumah makan, dan ternyata itu rumah Pak Asmuni, rekan yang juga baru saya kenal juga semalam. Â Saya kemudian mengiyakan supaya tenaga bengkel membeli onderdil mobil yang diperlukan, tentu saja dengan menyampaikan bahwa kami akan ganti sesuai nota. Â Mereka sebetulnya menanyakan apakah kami yang akan membeli sendiri onderdil yang dimaksud atau mereka saja?
***
Jumat, 1 April 2022 hari sebelumnya saya mengikuti sebuah rapat panitia pesparawi Jateng di Semarang. Â Rapat berlangsung hingga pukul 16.00 WIB. Â Saya yang datang rapat sendiri dari Jepara bersyukur mendapat teman yang akan pulang ke Ambarawa Kabupaten Semarang yang bernama Bu Tri, salah seorang panitia juga. Â Kebetulan saya memang mau menjemput istri di Ambarawa. Â Sehari-hari istri bekerja di SMAN Ambarawa. Â
Setiap Kamis malam atau Jumat pagi saya menjemput istri untuk ke Jepara. Â Seringkali saya yang menjemput atau anak laki-laki saya bersama anak-anak perempuan saya atau kadang istri naik travel jika memang saya ada acara. Â Minggu malam saya atau anak-anak yang mengantar balik atau pulang ke Ambarawa, karena ada rumah juga di Ambarawa.
Mobil kami sejak dari Babadan Ungaran sudah terjebak iring-iringan kendaraan yang macet. Â Biasalah, saat mobil berjalan ekstra pelan, maka kopling kendaraan sebagaimana kalangan sopir sebutkan yakni setengah kopling. Â Maksudnya adalah mobil dalam gigi persneleng 2 atau 1 sementara gas diinjak tidak terlalu kuat dibarengi dengan pedal persneling diinjak separo, tidak dilepaskan. Â
Jadinya mobil seperti menahan suara bahasa Jawanya "nggereng" dan kendaraan bisa stabil berjalan pelan. Â Dalam kondisi ini sopir memang harus hati-hati. Â Posisinya di tengah-tengah kendaraan yang lain yang berada di depan dan di belakangnya. Â Juga harus waspada karena kendaraan mobil atau motor berseliweran berebut kecepatan di sampingnya.
Saya sadar benar bahwa mengendarai mobil model begini bisa mengikis kampas rem maupun kampas kopling. Â Oleh karena itu model mengendarai mobil seperti ini hanya dilakukan saat kendaraan macet dan kendaraan saat menerobos banjir yang masih bisa ditolerir ketinggian airnya. Â