Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mendapatkan Sesuatu yang Tidak Terduga Sebelumnya

19 Maret 2022   02:50 Diperbarui: 19 Maret 2022   13:32 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musa bersama kedua adiknya: Gones dan Vena (Dok.Pri)

Mendapatkan Sesuatu yang Tidak Terduga Sebelumnya

Oleh: Suyito Basuki

Jepara, 2 Oktober 2012

Agak terkejut ketika kubaca sms Musa: pengen balek  ke jepara, gak betah aqhu di sini.  Timbul pertanyaan dalam hati ada apa?  Segera saja aku balas sms-nya: kenapa mas, sing sabar.  Mamanya kuberi tahu, segera saja pengin nelpon.  Tapi kemudian ada sms balasan dari Musa: nanti saja, aku lagi ibadah.  Walau aku sendiri ingin segera tanya, masalahnya apa kok sampai Musa sms seperti itu.  Terpaksa kutunda, menunggu dia selesai mengikuti ibadah di asrama.

Jam setengah tujuh malam hingga sekitar jam tujuh malam, ada ibadah di asrama.  Setelah ibadah, HP kemudian dikumpulkan di dalam locker.  Bisa diambil sekitar jam lima sore keesokan harinya, sepulang dari sekolah.  Aku merasa kebijakan itu sangat baik, dengan demikian anak tidak terbuang waktunya dengan main-main HP yang sekarang ini semakin banyak fiturnya.  Biasanya kalau sudah FB-nan atau internetan, bisa lupa tugas utama seorang pelajar yakni: belajar!

Aku dan Tutik, mamanya Musa, melihat hasil positif selama Musa 3 bulan di asrama.  Jumat hingga Minggu kemarin, ketika pulang, aku perhatikan, suatu pagi dia membuka Alkitab dan tentunya dengan berdoa juga.  Padahal sebelum belajar dan tinggal di asrama SMK Bagimu Negeriku Semarang, dia tidak pernah bangun pagi, kemudian baca alkitab seperti adiknya: Yahya, walau rasanya aku sudah sering meminta dan mengingatkannya.

Malah bulan lalu, Musa sms: pah, bsOg pagi aqhu dpt bgian firman tuhan, aqhu kirimi ayat alkitab yang  bgus b arti.x.  Aku terharu waktu baca sms itu.  Segera saja kusarankan dia membaca ayat Matius 6:33 dan Yeremia 29:11.  Saat itu dia lebih milih Matius 6:33.  Kemudian saya sms cara menguraikannya secara singkat.   Musa mau menyampaikan renungan firman Tuhan?  Itu sebuah kemajuan yang luar biasa bagiku. 

Guru agamanya Musa waktu di SMP Masehi, bu Ana, juga memberikan pendapat bahwa Musa setelah sekolah di Semarang, berubah.  Dulu pendiam, tetapi waktu ngurus SKHU, bu Ana terkejut, karena Musa menjadi anak yang terbuka dan banyak bercerita.  Di rumah, meski  mungkin Musa cuma mengutip pernyataan yang ia dengar di sekolahnya, menurut mamanya, Musa berani memotivasi Woro, kakaknya.  Mamanya bilang, wah Musa besok bisa-bisa malah jadi seorang motivator!

Jam dinding menunjuk pukul tujuh malam lewat sepuluh menit.  Kulihat HP ada tanda sms masuk.  Kubuka, dari Musa yang intinya minta ditelpon besok saja, karena HP akan segera dikumpulkan.  Lalu kubalas smsnya: sebentar saja.  Lalu jawabnya: ya.  Segera kutelpon, ketika nyambung lalu kutanya kenapa dia sampai sms bahwa dia tidak kerasan?

Jawabnya: yang pertama, tugas-tugas sekolahnya terlalu banyak ia rasakan; yang kedua, istirahatnya dirasa kurang; dan yang ketiga, sebagai anak dari Jepara, dia sering diganggu oleh anak Semarang, bahkan anak Semarang tersebut menyalakan korek dan dilemparkan ke kaos Musa.

Segera kuberikan nasihat.  Yang pertama, masalah tugas banyak, itu biasa.  Kalau sekolah semakin tinggi tatarannya memang begitu, lebih-lebih SMK.  Kuberi gambaran sedikit, waktu papa dulu sekolah di SPGN Salatiga, juga tinggal di asrama, tugas sekolah juga banyak.  Yang kedua, soal waktu istirahat kurang, aku sarankan supaya dia bisa ngatur waktu.  Memang, dia pulang dari Senin sampai Jumat sekitar pukul 3 sore.  Tapi toh tetap bisa istirahat, sebelum aktivitas di asrama sore hari.  Sabtu toh libur, sehingga bisa digunakan untuk istirahat.  Yang ketiga, masalah anak Semarang yang mengejek anak Jepara, kukatakan supaya jangan terlalu menampakkan diri sebagai orang Jepara.  Musa ini kan termasuk simpatisan Persijap.  Padahal kan ada permusuhan antara suporter Persijap Jepara dengan suporter PSIS Semarang.  Aku bilang kepadanya di sekolah jangan sombong dan bilang saja kalau sebenarnya kamu masih mambu-mambu orang Semarang juga, karena papa kan orang Semarang, hehe...Intinya jangan kecil hati...

Kemudian kutambahkan jika dia memaksa untuk keluar dari SMK Bagimu Negeriku, karena tidak kerasan sebab masalah-masalah di atas, kujelaskan bahwa aku harus membayar ganti rugi uang asrama, uang sekolah, termasuk seragam yang telah dia dapatkan dan nikmati selama ini.  Itu pasti jumlah uang yang tidak sedikit.  Belum lagi kalau memang keluar; kemudian cari sekolah di Jepara, karena waktunya nanggung, kalau pun toh bisa masuk, pasti harus membayar uang gedung atau apa namanya, yang tidak sedikit pula.  Kusampaikan, dengan demikian, uang tabungan papa akan berkurang banyak, padahal Musa, setelah lulus SMK minta dibelikan motor satria atau vixion (maunya sih Kawasaki ninja) untuk kuliah.  Lha kalau uang itu sudah untuk mengganti rugi di SMK Bagiku Negeriku dan mencari sekolah di Jepara, berarti papa tidak punya uang lagi untuk membelikan kamu motor di kemudian hari.

Mendengar penjelasanku, rupanya dia bisa paham.  Aku minta supaya besok kalau ditanya mas Dani, guru SMK Bagimu Negeriku jurusan Tata Bangunan, yang adalah orang Jepara dan warga GITJ Kedungpenjalin, harus jujur jawabannya, agar ada solusi masalah yang tepat.  Memang setelah bicara dengan Musa, aku kemudian telpon mas Dani.  Kusampaikan apa yang dikeluhkan Musa.  Kuminta esok hari dia bisa mendekati Musa dan juga anak Semarang yang mengejek Musa  supaya dinasihati.  Mas Dani yang memberi informasi SMK Bagimu Negeriku dan yang mendukung Musa masuk ke SMK tersebut berjanji esok hari akan menyanggupi.  Bahkan dia akan menyampaikan ke ketua jurusan otomotif supaya ada pembinaan terhadap anak-anak agar tidak saling mengejek dan merendahkan.

Musa kemudian mengirim sms: doakan yha pah, aqhu biar bs kerasan.  Lalu kujawab: Ya, jgn takut unt meraih masa depan,  Tuhan menyertai kita mas.  Lalu dia membalas: Ya. 

Ya Tuhan, semoga Musa anak kami Kauberikan ketabahan dalam menghadapi tantangan-tantangan dalam kehidupan ini.  Ajarlah dia untuk menyerahkan segala persoalannya hanya kepada-Mu, Tuhan yang penuh kuasa dan pemegang masa depan anak-anak-Nya.

Ambarawa, 19 Maret 2022

Saat ini Musa bekerja di sebuah klinik kesehatan di kota Ponorogo Jawa Timur.  Setelah lulus SMK, atas saran omnya, dia mengambil kuliah di Poltekkes Negeri Solo prodi Okupasi Terapi D-IV.  Om-om dan tantenya banyak mendukung dalam penyelesaian kuliahnya, dalam hal doa, dana dan motivasi-motivasi yang dibutuhkannya.  Saat ini, dia telah menjadi terapis bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus padahal semula ia ingin menjadi ahli di bidang mekanik, karena di SMK ia mengambil jurusan otomotif.  Kami bersyukur atas perkembangan kehidupan anak kami sejauh ini.  Dalam perjalanan waktu, ia mendapatkan sesuatu yang tidak pernah ia duga sebelumnya, dan itu semua adalah kemurahan Tuhan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun