Pada hari Sabtu, 5 Maret 2022 yang lalu akhirnya yang bersangkutan dibawa ke puskesmas dan kemudian dirujuk di RSUD di kota kami. Â Info dari keluarga bahwa yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit jantung. Â Informasi terakhir yang saya dapat saat memakamkan di peristirahatan terakhir, bahwa yang bersangkutan belum pernah menerima vaksin baik yang pertama maupun yang kedua, karena terhambat oleh tekanan darah yang bersangkutan yang tinggi dan tidak bisa ditolerir dan lain-lain.
Dari debu, kembali menjadi debu, berbahagialah yang percaya dan menerima kasih-Nya, mereka tidak akan mendapatkan kerusakan, tetapi hidup yang kekal. Â Upacara pemakaman mencapai fase akhirnya.
Saya merenungkan beberapa hal: ternyata varian omicron tidak bisa dianggap sepele, terutama mereka yang memiliki komorbid karena masih juga bisa menjadi potensi membawa kematian bagi yang terpapar. Â Hal yang lain yang saya pikirkan adalah vaksinasi seperti anjuran pemerintah itu sangat penting untuk dilakukan, karena bisa menjadi perisai saat corona itu hendak menyerang. Â Memang kenyataannya, bahkan yang sudah vaksin booster pun bisa terpapar; tetapi vaksinasi sebagai pelindung terhadap paparan corona memang sangat urgen, dan ini sebuah prasyarat kondisi pandemi berubah ke suasana endemi.
Jika masyarakat secara prosentase minim dalam menerima vaksin, memang kondisi endemi belum bisa dilakukan. Â Jika suatu ketika kondisi endemi diberlakukan terhadap Covid-19 ini dengan prasyarat yang harus dipenuhi tentunya, maka benar kata Pak Presiden Jokowi di awal pandemi, bahwa kita harus bersiap hidup damai berdampingan dengan corona. Â Semoga hidup kita semakin bijaksana ya, tetap sehat, semangat dan sukses senantiasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H