Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Museum Alkitab LAI, Replika Benda-benda Kuno dalam Kitab Suci

7 Februari 2022   06:16 Diperbarui: 7 Februari 2022   11:04 2953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Replika Bahtera Nuh (Dok.Pri)

Museum Alkitab LAI, Replika Benda-benda Kuno dalam Kitab Suci

Oleh: Suyito Basuki

Ketika memasuki Museum Alkitab  LAI yang terletak di gedung LAI (lembaga Alkitab Indonesia) lantai II, Jl. Salemba Raya no. 12 Jakarta Pusat, maka terasa kita disuguhi dengan benda-benda yang mengandung nilai sejarah yang terkait dengan narasi dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Baru.  Ruang yang berukuran 60 x 40 meter ini di dalamnya dipajang dalam almari kaca barang-barang bersejarah misalnya peralatan ibadah orang Yahudi seperti kippah yang adalah topi rajutan berbentuk bulat yang digunakan sehari-hari maupun ibadah orang Yahud dewasa maupun kanak-kanak, minyak narwastu, replika urim dan tumim, anggur kana, dan mezuzah, tzitzit, kirbat air mata, roti tidak beragi dan hamza. 

Selain itu juga dapat dilihat dalam museum yang terbuka untuk kunjungan reguler maupun rombongan dengan biaya tiket Rp. 3000,- perorang itu, benda-benda yang disebut dalam Alkitab, seperti koin setengah sekel, koin kaisar, koin Alexander Janneus, koin janda miskin, koin gubernur Pontius Pilatus,  dan pengumban batu Daud.  Bahkan rempah-rempah dan jenis minyak yang disebut di Alkitab pun ditunjukkan, seperti: biji sesawi, bunga ketumbar, kacang merah, kayu teja, kayu manis, minyak urapan, buah zaitun, cabe merah, paprika merah, jintan, dan adas manis.  Bagi yang belum pernah melihat pasir Laut Mati, di museum itu, dapat melihatnya.  Wujudnya seperti masakan jawa: srundeng atau abon?

Replika cambuk masa sengsara Yesus (Dok.Pri)
Replika cambuk masa sengsara Yesus (Dok.Pri)

Dikoleksi juga dalam museum itu replika alat-alat penyaliban Tuhan Yesus yang berupa cambuk, paku, dan mahkota duri.  Replika cambuk romawi ini mengingatkan kita pada cambuk yang digunakan sebagai alat untuk menghukum penjahat di zaman pemerintahan Romawi (Mat 27:26; Mark 10:34, Luk 18:33).  Cambuk ini dilengkapi dengan untaian timah bulat yang memiliki bagian-bagian tajam runcing.  Timah itu biasanya akan melukai tubuh orang yang dicambuk.  Rempah-rempah yang diceritakan di Alkitab pun juga dipertontonkan di museum itu, seperti mur atau myrh yang adalah getah wangi dari beberapa macam semak, dipakai sebagai minyak wangi (Maz 45:9) untuk minyak urapan dan lain-lain.

Alat musik yang digunakan dalam ibadah orang Yahudi pun beberapa dipajang.  Alat musik tersebut: tamborin bintang Daud, tamborin Yerusalem, tamborin ikan, sistrum, tambur, kinor atau harpa atau disebut juga kecapi, ceracap, double mijwiz, mizmor Turkish, mizmor Egyptian, shofar dan gemsbok  shofar.  Shofar yang terbuat dari tanduk domba atau kambing selain sebagai alat musik; shofar yang kadang dihiasi dengan pita dan batuan permata ini juga digunakan sebagai tanda peperangan, sesuai dengan panjang atau pendeknya tiupan (Yosua 6:4; Hakim 3:27).

Shofar, alat musik tradisional Yahudi, terbuat dari tanduk (Dok.Pri)
Shofar, alat musik tradisional Yahudi, terbuat dari tanduk (Dok.Pri)

Selain itu ada display tentang perkembangan sistem tulisan, sejarah penulisan Alkitab, kanonisasi Alkitab, Terjemahan-terjemahan Alkitab, Alkitab Yahudi, Alkitab Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani, Alkitab dengan beragam bahasa asing dan dalam berbagai bahasa yang ada di nusantara.  

Yang agak unik adalah, juga dipajang Alkitab Tulis Tangan Dewasa (ATTD) dan Alkitab Tulis Tangan Anak-Anak.  ATTD yang ketebalannya mencapai sekitar 40 cm ini ditulis dalam rangka pencarian dukungan dana untuk penerbitan perdana Perjanjian Baru dalam bahasa Dayak Manyaan dan Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah.  ATTD ini didukung oleh 2.872 orang penulis yang berasal dari 44 gereja dan 54 kelompok persekutuan doa wilayah Jabotabek, Bandung dan Cirebon.  ATTD ini diselesaikan dalam waktu 21 bulan.  Beratnya mencapai 23 kg,  ATTD berisi 31.242 ayat, 1.189 pasal, 66 jumlah kitab/ buku, dan 3950 jumlah halaman. 

Sedang Alkitab Tulis Tangan Anak-Anak (ATTAA) ditulis pada tahun 2002 bertujuan untuk menggalang dukungan dana bagi pengadaan Alkitab dan bacaan rohani bagi anak-anak pedalaman.  Penulisannya melibatkan kurang lebih 6000 orang anak dari gereja dan sekolah-sekolah Kristen di seluruh Indonesia.  Diharapkan melalui program ini, anak-anak semakin mencintai Firman Tuhan melalui pengalaman langsung menulis ayat-ayat Alkitab dengan tulisan tangan mereka sendiri, sehingga mereka tahu bahwa menulis Alkitab memerlukan waktu yang lama dan banyak kesulitannya.

Masih banyak lagi benda-benda yang dipajang di Museum Alkitab  dan nyaris kesemuanya replika barang-barang kuno yang  memiliki kaitan kesejarahan dengan cerita di dalam Alkitab.  Dengan melihat dan merenungkan makna benda-benda tersebut, maka beberapa pengajaran dalam Alkitab akan semakin lebih jelas.  Misalnya dengan melihat replika kuk yang dipajang, kita bisa lebih memahami apa yang pernah dikatakan Tuhan Yesus tentang kuk tersebut. Tuhan Yesus pernah menggunakan kuk untuk menggambarkan sebuah beban beban dan perlunya hidup yang sabar, rendah hati, lemah lembut serta perlu kerja sama dalam menghadapinya (Mat 11:28-30).  Atau juga dengan melihat replika perahu Nuh yang ada, kita pun bisa lebih menghayati ketaatan Nuh dalam melakukan kehendak Allah, walau dilihat  aneh oleh orang-orang pada zamannya.  Menghayati semua itu, tentu saja itu muaranya bakal mendorong lebih taat dan mengasihi Sang Pencipta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun