Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Akses Kesehatan Pengaruhi Harapan Pemulihan

5 Februari 2022   07:02 Diperbarui: 5 Februari 2022   07:10 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akses Kesehatan Pengaruhi Harapan Pemulihan

Oleh: Suyito Basuki

Sumber foto: kuasakata.com

Belum lama ini saya bersama istri pergi melayat.  Karena sesuatu hal, kami melayat pada petang harinya, tidak bisa bertepatan dengan saat penguburan.  Bersama kami ada warga dan pengurus gereja yang ikut dengan mobil kami.  Setelah melayat, kami berencana akan makan bersama di sebuah warung lesehan di pinggir jalan.  Saat rombongan sudah turun menuju warung lesehan, ibu pengurus gereja tersebut tiba-tiba saja tidak bisa ikut turun.  Istri mendekat dan bertanya kenapa?  Ibu tersebut menjawab bahwa tiba-tiba saja kaki kiri dan tangan kirinya sulit digerakkan.  Itu yang menyebabkannya tidak bisa beranjak dari kursi mobil.

Segera saja kami masuk kembali ke mobil, dan mobil saya bawa ke arah dokter Anjar, seorang dokter yang berpraktik di desa kami.  Praktik dokter Anjar ini selalu ramai dengan pasien.  Banyak pasien dengan berbagai penyakit rela antre berjam-jam untuk mendapatkan pemeriksaan dan obat dari dokter swasta ini.  Banyak pasien yang cocok dengan pengobatan dokter ini. Dulu tempat praktiknya mengontrak sebuah rumah, sekarang sudah bisa bangun rumah sendiri untuk tempat praktik.

Sesampai di tempat praktik, segera saja kami menerobos masuk untuk bertemu dengan dokter Anjar.  Banyak pasien yang antre, bahkan ada yang berada di lantai karena tidak kebagian tempat duduk.  Oleh tenaga sekretariatnya, dokter dihubungi.  Dokter yang sedang memeriksa pasien, karena kondisi darurat, maka dokter segera keluar dan memeriksa ibu pengurus gereja yang kami tinggal di dalam mobil.  Dokter memeriksa tensi ibu tersebut. Kemudian dikatakan, meski tensi ibu tersebut tergolong normal, tetapi ibu tersebut kena serangan stroke.  Bisa saja serangan stroke itu karena gangguan kolesterol.

Kata dokter lebih lanjut, ibu tersebut harus segera dibawa ke rumah sakit; waktu ibu ini untuk segera mendapat pertolongan adalah 5 jam.  Jika dalam waktu kurang dari 5 jam tertangani, ibu tersebut akan bisa segera sembuh.  Tetapi jika tidak segera mendapatkan pertolongan selama 5 jam tersebut, maka penyakitnya sulit dipulihkan, begitu kata dokter.  Wah ini yang sering disebut sebagai golden time!

Mendengar hal itu, segera saja kami membawa ke Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus.  Meski ada RSUD Kartini di kota kami, Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus ini menjadi rumah sakit favorit warga di kota kami.  Selain itu, putri dari ibu pengurus gereja yang terkena serangan stroke ini bekerja sebagai perawat di rumah sakit swasta tersebut.  Jarak antara kota Jepara tempat kami tinggal dengan kota Kudus berkisar berkisar 45 Km.  Jarak tempuh biasanya sekitar 2 jam dengan kendaraan mobil atau motor.  Hal ini kami perhitungkan, karena dokter berkata soal golden time bagi orang yang terkena serangan stroke itu.

Sesampai di rumah sakit yang kami tuju, ibu tersebut segera dimasukkan ke ruang pemeriksaan.  Akhirnya ibu tersebut mendapat perawatan medis dari rumah sakit.  Setelah mendapat perawatan dan beroleh kemajuan ibu tersebut pulang ke kost putrinya di Kudus untuk memudahkan kontrol kesehatannya secara periodik.  Tiga bulan kemudian, ibu tersebut sudah kembali ke Jepara.  Saat kami membezuk, ibu ini sudah pulih mendekati 100 prosen kesehatannya.  Tangan dan kaki kiri yang terkena serangan stroke sudah bisa digerakkan sebagaimana semula. Puji Tuhan!

Tersedianya dan Pemanfaatan Akses Kesehatan

Terkait dengan akses kesehatan, yang bisa kami petik sebagai pelajaran dari peristiwa tersebut adalah bahwa tersedianya akses kesehatan yang memadai di masyarakat dan bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan akses tersebut secara maksimal akan mempengaruhi pemulihan kesehatan si sakit dengan segera.  Yang menjadi problem adalah jika akses kesehatan terbuka lebar seperti adanya klinik kesehatan, bidan desa, puskesmas di setiap kecamatan bahkan adanya rumah sakit umum daerah, tetapi tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat maka masyarakat akan kesulitan dalam pemulihan kesehatan saat mereka menderita sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun