Kami kemudian mengurusnya kepada petugas bandara. Akhirnya memang diketahui tas siapa yang masih tertinggal itu. Hanya sayang, tidak ada informasi perihal nomor telponnya. Kami disuruh menunggu, sebab petugas akan mengurus keesokan harinya, sebab hari sudah tengah malam.Â
Akhirnya kami pergi ke resort penginapan dengan perasaan yang tidak nyaman. Selama perjalanan dengan taksi, kami terus menebak-nebak tentang siapa dan memiliki motif apa orang yang membawa tas koper Herin tadi.Â
Diantara kami ada yang berpendapat, mungkin itu memang sebuah kekeliruan, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa itu adalah sebuah kesengajaan, barangkali itu adalah sebuah bentuk modus kejahatan di negara Filipina yang baru pertama kali kami datangi itu. Â Sopir taksi yang mengajak untuk bergurau tak bisa menyurutkan kegalauan hati kami, terutama hati Herin.
Ketika kami sampai di resort, kami masih berbincang lagi sampai jauh malam tentang tas koper yang entah sedang ngeluyur pergi kemana. Kami tahu kegundahan hati Herin.Â
Tetapi yang mengejutkan kami adalah, sebuah kalimat yang muncul dari Herin saat. Ia berkata dengan bijaksana,"Ya sudahlah kalau memang ini yang terjadi...kita harus menerima setiap peristiwa, kalau memang itu diijinkan terjadi oleh Yang Maha Kuasa. Kita hanya bisa menjalaninya." Â Betapa pasrahnya dia, amazing! Â Tetapi saya sendiri, Anas maupun Najahan sudah bersiap untuk berbagi pakaian kalau memang dibutuhkan.
Keesokan harinya kami melapor kepada panitia pelatihan. Kemudian dengan sigap panitia bertanya ini dan itu. Beberapa saat kami menunggu. Â Saat kami sarapan pagi, panitia memberi kabar bahwa petugas bandara memastikan tas koper Herin telah dikembalikan oleh seseorang yang ternyata memang keliru mengambil tas koper tersebut.Â
Panitia kemudian memberi fasilitas mobil dan sopir kepada kami menuju bandara Davao mengambil tas koper yang berisi pakaian yang sangat berguna untuk Herin selama tiga minggu itu di Davao. Â Akhirnya tas koper Herin ditemukan!
Peristiwa  terjadi,  kadang tidak kita harapkan, dapat saja menimpa. Kecewa, sedih, galau pasti dirasakan. Tetapi reaksi kita atas peristiwa itulah yang menentukan bagaimana kehidupan kita selanjutnya.Â
Bisa saja karena reaksinya negatif, misalnya meluapkan kemarahan membabi buta, membenci orang tanpa ampun an lain-lain; hal itu bisa membahayakan kehidupan fisik maupun psikis kita. Â Bagaimana reaksi kita terhadap masalah yang saat ini kita hadapi? Itu sangat menentukan damai sejahtera, sukacita dan langkah-langkah hidup kita!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H