Menyembuhkan Kekecewaan "Mark Chapman" Masa Kini
Oleh: Suyito Basuki
Â
Tgl. 8 Desember 1980, 41 tahun yang lalu terjadi peristiwa pembunuhan di New York terhadap John Lennon, penyanyi legendaris dari grup musik The Beatles. Â
Motif pembunuhan John Lennon terungkap. Â Mark Chapman kemudian tertangkap dan mengaku, mengapa ia membunuh penyanyi kondang tersebut. Â
Katanya," Penembakan itu aku lakukan untuk memperoleh perhatian. Â Aku ingin mencuri popularitas John Lennon. Â Aku melakukannya karena aku bukanlah siapa-siapa. Â Tapi sekarang, karena orang membenciku, aku merasa lebih dikenal."
Lanjutnya, "Semua yang aku lakukan adalah dorongan dari kekosongan hidupku. Â Aku bukan siapa-siapa, bukan apa-apa dan hal itu sangat menyiksa. Â Akhirnya aku memutuskan untuk melakukan sesuatu yang gila dan hal itu tak bisa kuhentikan."
Motif pembunuhan itu dapat disimpulkan: keinginan cepat populer dan kekosongan hidup. Â Kedua hal itu menjadi penyebab adanya rasa kecewa yang mendalam terhadap diri sendiri. Â Sangat tragis sekali ketika Mark Chapman berkata,"aku bukan siapa-siapa, bukan apa-apa.." (Suara Merdeka, 18 Oktober 2004)
Dalam kasus Mark Chapman di atas, rasa kecewa atau discouraged disebabkan karena kekosongan dirinya. Â Dia tidak menemukan identitas diri yang sebenarnya. Â Ada keinginan populer, tetapi dia tidak dapat menemukan melalui jalan yang wajar. Â Rasa kecewa dapat juga disebabkan karena kecanduan obat terlarang, sering mabuk, atau orang yang baru melakukan perceraian. Â .
Orang yang kecewa dengan diri sendiri atau orang lain, biasanya menunjukkan empat macam respon untuk mengatasi masalah mereka:
- Denial. Â Mereka menolak dan menyangkal perasaan kecewa mereka. Â Mereka bersikap seolah tidak ada apa-apa dalam hidup mereka. Â Mereka selalu menjawab "Everything is okey", kepada setiap orang yang bertanya. Â Misalnya seorang istri yang selalu mendapat perlakuan kasar dari suaminya, sehingga ia kecewa dengan perkawinannya; tetapi selalu berkata bahwa segala sesuatunya baik-baik saja. Â Mungkin ia ingin menutupi harga dirinya atau keluarganya.
- Repression. Â Mereka menekan dan menutupi perasaan kecewa mereka. Â Tetapi hal ini akan menyebabkan perasaan kecewa itu akan meledak suatu saat jika kendali perasaan itu tidak cukup kuat. Â Misalnya seorang yang artis yang menjadi idola banyak orang yang terpaksa harus senantiasa tersenyum di hadapan publik, walaupun sebetulnya dia punya masalah yang sangat berat dalam kehidupannya.
- Projection. Â Mereka melontarkan persoalan yang dihadapinya kepada orang lain. Â Seolah-olah orang lainlah yang memiliki masalah, bukan dirinya. Â Misalnya seorang anak yang "broken home", yang tentunya punya gaya hidup yang semrawut; selalu menyalahkan kedua orang tuanya, seolah-olah kesalahan hanya pada kedua orang tuanya.
- Rationalization. Â Mereka membenarkan tingkah lakunya dengan mencari alasan logis untuk rasa kecewa yang tengah merundungnya. Â Misalnya seorang yang tengah melakukan usaha perceraian, selalu membenarkan diri sendiri dengan menunjuk kesalahan pasangannya yang menjadi akibat perceraian itu.
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulihkan kekecewaan seseorang. Â Menurut Dun Lundblad, pendeta di Colonial Woods Missionary Church di Port Huron, Michigan, (Lee R. Robertson, Yogyakarta 2003) cara tersebut adalah:
- A place to belong. Â Rasa kecewa dapat terjadi karena ditolak oleh keluarga. Â Misalnya seorang anak yang sejak kelahirannya tidak diharapkan oleh orang tuanya, sehingga sampai remaja pun dia tidak mendapat perhatian yang penuh dari keluarganya, maka keberadaannya perlu "diterima". Â Lingkungan keluarga dan masyakarat yang bisa menerima keberadaannya akan menolong membangunan rasa percaya dirinya dan akhirnya menghilangkan rasa kecewanya itu.
- A place to be encouraged. Â Untuk pemulihan seseorang, perlu tempat yang dapat memberi semangat pemulihan. Â Materi yang membahas eksistensi manusia yang dikasihi Allah, yang bernilai di hadapan Allah, yang memiliki tugas mulia bagi Allah, perlu disampaikan di sini. Â Misalnya seorang yang merasa gagal dalam pekerjaannya, sehingga ada niat untuk bunuh diri, maka dapat dipulihkan dengan dorongan-dorongan yang menggairahkan kembali semangat dan antusias kerja dan hidupnya.
- A place to serve and share. Â Seseorang yang kecewa, dapat juga dipulihkan dengan pemberian tempat yang layak bagi mereka untuk terlibat dalam pekerjaan dan sharing pengalaman hidup. Â Dengan demikian, akan ada penyembuhan secara emosional. Â Misalnya seorang pemuda yang frustrasi karena cintanya ditolak, maka dapat dilibatkan dalam penanganan-penanganan atas masalah yang serupa.Â
Ketidakberhasilan penanganan rasa kecewa ini, baik oleh diri sendiri, keluarga  atau masyarakat akan mengakibatkan lahir banyak generasi "Mark Chapman" yang membahayakan "John Lennon-John Lennon" masa kini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H