Mohon tunggu...
Suyitno Suyitno
Suyitno Suyitno Mohon Tunggu... Dosen - Founder Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Tijarotul Qur'aniyah Sukoharjo

Alhamdulillah, bisa bermanfaat bagi yang lain

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Belajar Kepengasuhan dari Film "The Wild Robot"

17 Oktober 2024   06:07 Diperbarui: 17 Oktober 2024   06:11 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Kesabaran ini bukan berarti menunggu segala sesuatu berubah dengan sendirinya. Sama seperti Roz yang aktif belajar dari pengalamannya dan berusaha menjadi pengasuh yang lebih baik, musyrif dan musyrifah juga dituntut untuk terus belajar dan meningkatkan diri dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi santri.

Tidak Ada yang Instan dalam Kepengasuhan

Jika ada satu hal yang sangat penting untuk dipahami dari kisah "The Wild Robot", itu adalah bahwa tidak ada yang instan dalam proses pengasuhan. Roz membutuhkan waktu untuk memahami bagaimana mengasuh dan mendidik anak bebek, dan terkadang ia harus belajar dari kesalahannya. Demikian juga dalam konteks pesantren, transformasi santri menjadi pribadi yang lebih baik bukanlah proses yang instan.

Musyrif dan musyrifah wajib meyakini bahwa setiap masalah yang muncul di pesantren sudah diukur oleh Allah SWT. Hal ini tertuang dalam Surah Al-Baqarah ayat 286, di mana Allah menjelaskan bahwa tidak ada beban yang diberikan kepada manusia melebihi kemampuan mereka. Setiap masalah pasti ada solusinya. Maka, kesabaran dan ketekunan adalah kunci utama dalam mendampingi santri. Namun, kunci lain yang tidak kalah penting adalah do'a. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa setiap usaha, termasuk pengasuhan, harus diiringi dengan do'a.

Do'a yang diajarkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 286 berbunyi, "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." Doa ini sangat relevan dalam konteks kepengasuhan. Para musyrif dan musyrifah perlu selalu meminta bimbingan dan kekuatan dari Allah SWT dalam menjalankan tanggung jawab mereka.

Pesantren Bukan Keranjang Sampah Masalah

Sebagaimana Roz yang terdampar di pulau dengan segala keterbatasan dan masalahnya, banyak yang berpikir bahwa pesantren adalah "keranjang sampah" untuk menyelesaikan masalah anak-anak yang bermasalah. Faktanya, pesantren bukanlah tempat untuk "membuang" masalah. Pesantren adalah tempat di mana santri diajarkan bagaimana menghadapi masalah mereka sendiri, dengan panduan dari musyrif dan musyrifah yang sabar dan tekun.

Para musyrif dan musyrifah bukanlah penyihir yang bisa mengubah santri menjadi pribadi yang sempurna dalam semalam. Mereka adalah fasilitator yang membimbing santri menuju pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri dan peran mereka dalam kehidupan ini. Dengan kesabaran, ketekunan, dan doa, mereka menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan karakter santri.

Teknologi dan Kecerdasan Emosional dalam Pengasuhan

Salah satu elemen menarik dari film "The Wild Robot" adalah bagaimana sebuah robot, yang pada dasarnya tidak memiliki emosi, belajar untuk mengembangkan empati dan kecerdasan emosional. Ini adalah pengingat penting bahwa dalam pengasuhan, terutama di pesantren, kecerdasan emosional sangat penting. Teknologi mungkin bisa membantu dalam pendidikan, tetapi hubungan emosional antara musyrif, musyrifah, dan santri adalah aspek yang tidak dapat digantikan oleh apapun.

Dalam Surah Al-Hujurat ayat 13, Allah berfirman,
"Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa."
Musyrif dan musyrifah dituntut untuk membantu santri mengembangkan ketakwaan, yang tidak hanya diperoleh melalui pengajaran formal, tetapi juga melalui contoh perilaku, bimbingan, dan kasih sayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun