Mohon tunggu...
Suyatno Budiharjo
Suyatno Budiharjo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Telekomunikasi Telkom University

Hobi ngoprek perangkat IT, ngoding, dan membuat perangkat IoT

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Hikmah sebuah Musibah: Dibalik Bayi yang Tertukar

3 September 2023   22:11 Diperbarui: 4 September 2023   03:47 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Awal Mula Peristiwa

Kisah nyata tertukarnya dua bayi dari ibu bernama Siti Mauliah (37 tahun) dan Dian Prihatini (33) di salah satu rumah sakit di Bogor merupakan peristiwa yang langka terjadi, dan tanpa adanya unsur kesengajaan. Meskipun tentu ada pihak yang dianggap lalai tentu semua berharap dapat diselesaikan dengan baik, tanpa adanya pihak-pihak yang menfaatkan kejadian ini untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. 

Sebagai seorang ayah dan bapak dari anak-anak kami, penulis turut perihatin, dan kita berharap dua bayi dari dua keluarga ini mendapatkan hikmah dan berkah dari peristiwa ini. Semua pihak,dan  semua orang tentu berharap hal ini tidak terjadi, dan tidak terulang kembali, maka upaya yang dilakukan adalah bagaimana memperbaiki sistem agar hal ini tidak terjadi kembali, dan pihak yang bertanggung jawab tidak kembali lalai. Termasuk penggunaan teknologi agar dapat meminimalkan kesalahan dan kelalaian, seperti teknologi ini https://incubator.smartiotindo.com/ IoT based Baby Incubator Monitoring System.

Hal yang bisa dijadikan pertimbangan adalah dampak dari kelalaian tersebut seperti apa? Kelalaian yang menyebabkan tertukarnya dua bayi tersebut membuat kedua orangtua tersebut tidak mengetahui mereka merawat anak atau bayi yang bukan anaknya, sehingga keduanya tetap merawat bayinya dengan penuh tanggungjawab dan penuh kasih sayang, apapun kondisi ekonomi kedua keluarga tersebut. 

Artinya tanpa perlu melihat keadaan ekonomi keduanya, pasti akan merawat bayinya dengan tulus dan ikhlas, dengan perawatan terbaik yang bisa dilakukan oleh kedua keluarga tersebut. 

Dan puji syukur Alhamdulillah jika pada akhirnya bisa kembali ke pangkuan ibu kandungnya masing-masing, inipun juga hal yang jarang terjadi, tetapi itu bisa terjadi. Maka semua yang terjadi adalah atas kuasa Allah SWT, maka sudah selayaknya sebagai seorang muslim, jika mendapat musibah bersabar dan disaat mendapat nikmat bersyukur. Lantas hikmah dan berkah apa yang bisa diambil dari kejadian ini?

Hikmah dan Berkah

Lantas hikmah apa yang bisa diambil dari kejadian ini? Sebagai pembanding, meski tidak sama, kejadian kelalaian atau malpraktek yang terjadi juga pernah penulis alami, tepatnya dialami oleh putera kedua kami, yang menurut dokter didiagnosa mengidap hipoglikemia. Hipoglikemia neonatus adalah kondisi di mana kadar gula darah bayi baru lahir turun di bawah nilai normal dalam beberapa hari pertama setelah kelahiran. 

Secara umum, kadar gula yang rendah pada bayi baru lahir adalah hal yang biasa terjadi dan seringkali akan kembali normal dalam beberapa jam. Tetapi jika kadar gula tidak membaik, perawatan khusus di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) mungkin diperlukan. 

Glukosa sangat penting untuk memberikan energi kepada otak dan organ tubuh lainnya. Biasanya, bayi mendapatkan pasokan glukosa ini dari plasenta sebelum lahir, dan setelah kelahiran dari ASI atau susu formula.

Menurut informasi dari Medscape, kadar glukosa normal bayi baru lahir adalah 30 mg/dL dalam 24 jam pertama setelah kelahiran, dan 45 mg/dL setelahnya. Kadar di bawah batas ini dapat menunjukkan adanya gejala hipoglikemia pada bayi. Seharusnya dokter bisa melakukan penanganan dengan baik, tapi karena bayi kami tidak mendapatkan penanganan dengan baik, kami meminta rujukan ke Rumah Sakit yang lebih baik di Jakarta. 

Salah satu malpraktek yang dilakukan adalah tindakan penginfusan yang dilakukan di tangan dan di kaki bayi kami yang seharusnya pemasangan jarum infus dilakukan dibawah ketiak, bukan di tangan atau di kaki bayi yang nadinya masih teramat kecil, informasi ini kami dapatkan dari dokter yang merawat anak kami rumah sakit di Jakarta. 

Sementara dokter di salah satu rumah sakit yang ada di bogor, sudah mengklaim bahwa ini penyakit bawaan dari orangtuanya yang itu menjadi sebab tidak dicover oleh asuransi, maka kami memerlukan second opinion dari dokter rumah sakit rujukan. Bayangkan kami harus bolak-balik dari bogor ke Jakarta, hanya untuk menganter ASI untuk bayi kami, selama seminggu lebih. 

Dan akhirnya dengan penanganan yang tepat oleh Dokter spesialis Endokrin, bayi kami bisa terselamatkan, dan dinyatakan normal, sehingga seluruh biaya rumah sakit bisa dicover oleh asuransi sampai puluhan juta, sampai bayi kami, kami beri nama Akmal alias Anak Mahal. 

Andai kami mau bisa aja kami menuntut pihak rumah sakit, namun tidak kami lakukan, yang penting bayi kamu normal, klaim asuransi dapat dilakukan itu sudah alhamdulillah. Maka dalam kasus bayi tertukar dan akhirnya bisa kembali ke pangkuan ibu kandungnya ini, tentu lebih bisa memaafkan kelalaian ini, yang penting tidak mengakitbatkan korban jiwa. Hikmah yang bisa diambil dari kejadian ini adalah:

1. Kedua bayi memiliki dua orang ibu

2. Kedua bayi menjadi saudara sepersusuan

3. Kedua keluarga dapat menjalin persaudaraan lebih lanjut karena adanya ikatan batin antara kedua anak dan kedua ibunya. 

4. Kedua keluarga tersebut dapat menjalin hubungan dan komunikasi lebih lanjut dengan pihak rumah sakit

5.  Tentu dengan kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak termasuk rumah sakit untuk lebih berhati-hati ke depannya nanti agar tidak terjadi lagi kelalaian serupa.

Lantas berkah apa yang bisa diambil dari kejadian ini? Pihak rumah sakit telah menawarkan upaya damai dengan memberikan tawaran sebagai bentuk tanggung jawab moral dan kompensasi  di antaranya jaminan kesehatan dan pendidikan kepada bayi. Itu dapat dikatakan sebagai berkah dan rizki dari bayi tersebut. 

Namun sayangnya ditolak oleh pihak keluarga. Seharusnya pihak keluarga dapat mendiskusikan dengan baik bersama keluarga dan rumah sakit tanpa perlu melibatkan pihak-pihak yang takutnya hanya memperkeruh suasana dan ingin memanfaatkan kejadian ini. 

Menurut saya, sebagai penulis semua biaya yang dikeluarkan orangtua untuk menjaga dan merawat anak orang lain itu sebagai kewajiban yang memang harus dilakukan, pun juga dilakukan oleh ibu yang lainnya karena keduanya bersama-sama merawat bayinya dengan baik. 

Untuk selanjutnya upaya yang perlu dilakukan adalah membangun hubungan antara anak dan ibu kandungnya agar lebih dekat dan lebih baik lagi. Dan menurut penulis pertukaran bayi ini tidak bisa instan atau cepat, tapi pelan-pelan secara bertahap dan perlu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dan apabila terjadi kendala dapat melibatkan rumah sakit untuk membantu mencarikan solusinya.

Terakhir, penulis berharap, semua pihak dapat membantu untuk dapat menyelesaikan kasus ini dengan baik, wabil khusus demi kebaikan sang anak untuk mendapatkan kasih sayang dari ibu kandungnya sendiri. 

Dalam banyak hal, perhatian dan kasih sayang anak harus diberikan tidak terbatas dari ibu kandungnya sendiri. Dari kasus ini tentu mengingatkan kita semua, bahwa kita bisa memberikan kasih sayang kita untuk anak-anak kita sendiri namun juga bisa memberikan kasih sayang kita untuk anak-anak yatim, anak-anak di panti asuhan, bahkan anak-anak jalanan. 

Semoga kita bisa menjadikan ibrah atau pelajaran dari kasus ini, bahwa manusia tidak akan terlepas dari salah dan khilaf. Tidak ada manusia yang tidak pernah salah. Yang bisa dilakukan adalah menyadari kesalahan, meminta maaf dan memperbaiki diri untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Dan sebagai korban berusaha untuk mengerti kesalahan orang lain, memberi maaf dan instrospeksi diri untuk menjadi insan yang berbuat baik untuk sesama.

Referensi:

1. https://news.republika.co.id/berita/s0awhi409/dua-ibu-bayi-tertukar-kompak-laporkan-rs-sentosa-ke-polres-bogor

2. http://buahhatikusayang.blogspot.com/2007/08/nama-bayiku-sayang.html

3. https://er-indonesia.co.id/info-tips/hipoglikemia-pada-bayi/

4. https://news.detik.com/berita/d-6909911/rs-sebut-kompensasi-ditolak-ortu-bayi-tertukar-di-bogor-gegara-nilainya-keci

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun