Mohon tunggu...
Suyatno Budiharjo
Suyatno Budiharjo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Telekomunikasi Telkom University

Hobi ngoprek perangkat IT, ngoding, dan membuat perangkat IoT

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Banyu Biru: Kemarau, Kekeringan, dan Kebakaran

24 Agustus 2023   09:13 Diperbarui: 26 Agustus 2023   11:52 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pohon-pohon kering ketika memasuki musim kemarau. Sumber: Shutterstock/krisbiantoandy via kompas.com

Ini data apa ada kaitannya dengan Kemarau dan El Nino? Mudah-mudah ada, kalau ngga ada kita kait-kaitkan. Dampak dari kekeringan dan suhu tinggi menyebabkan banyaknya bahan-bahan yang mudah terbakar seperti rumput, daun, dahan dan ranting ditambah lagi kecerobohan orang, buang puntung rokok sembarangan, menjadi salah satu sebab terjadinya kebakaran.

Tentu berbeda kejadiannya jika buang puntung rokok pada kubangan air saat musim hujan. Kebakaran yang terjadi di TPA Sari Mukti terjadi diduga karena puntung rokok. Kembali kemarau, panas dan kering menyebabkan sampahpun mudah terbakar, tidak hanya emosi saja yang mudah tersulut karena panas. 

Ditambah lagi di TPA, timbunan sampah yang mengandung sampah organik ini akan terurai secara anaerob dan menyebabkan timbulnya gas bio atau Land Fill Gas (LFG) yang didominasi oleh gas metana (CH4). Semakin membara saja api karena gas metana, terlebih lagi pasokan air untuk pemadam kebakaran (damkar) juga sulit atau jauh. Memang tepat kata pepatah lebih baik mencegah daripada mengobati, dan kecil menjadi kawan besar menjadi lawan. 

Dampak dari suhu yang tinggi atau cuaca yang panas, dan kering, menyebabkan beberapa komponen elektronik termasuk handphone dan laptop semakin panas, meleleh, termasukmelelehnya kabel listrik, terutama untuk kabel-kabel dengan kualitas yang rendah. Sehingga berpotensi terjadinya kebakaran karena korsleting.

Bagaimana Solusi dan Pencegahannya?

Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT. diantara makhluk-makhluk lain di dunia ini, sebab selain diberikan akal untuk berpikir mencari solusi juga diberikan hati agar memiliki rasa empati dan peduli sesama. Maka perubahan iklim dan fenomena El Nino tidak seharusnya menyebabkan kita menyerah kalah. Namun yang harus kita sadari bahawa bencana yang terjadi itu juga karena ulah tangan-tangan manusia itu sendiri, maka sudah menjadi keharusan untuk terus mencari solusi terhadap permasalahan ini. Tanpa perlu berpanjanglebar lagi, selain capek nulisnya, pembaca juga capek bacanya, apa solusinya?

  1. Membangun atau melakukan rehabilitasi terhadap jaringan irigasi.
  2. Pembuatan waduk buatan di beberapa daerah.
  3. Memelihara dan melakukan rehabilitasi terhadap konservasi lahan maupun air.
  4. Melakukan sosialisasi untuk penghematan air.
  5. Reboisasi hutan dan penghijauan di area pemukiman warga maupun di jalan besar.

Itu adalah solusi yang disampaikan oleh dinas lingkungan hidup. Lantas apa solusi yang bisa diberikan oleh penulis sendiri? wah, kok saya ditanya juga? Kirain udah cukup? Baiklah, sesuai bidang saya, untuk solusi dari Kemarau, saya tidak bisa ngasih solusi? Gimana cara mengubah Kemarau? 

Paling yang bisa saya berikan adalah solusi untuk mengurangi dampak karena kemarau yaitu Tata kelola atau manajemen pengelolaan dan penggunaan Air, termasuk pengaturan pemakaian air irigasi untuk persawahan, dan siklusnya. Selain melakukan upaya penghematan dengan sentuhan teknologi untuk menghemat pemakaian air, serta upaya daur ulang air limbah rumah tangga menjadi air bersih, termasuk tidak menutup kemungkinan mengolah air laut menjadi air tawar. Ini sebagai solusi untuk mencegah kekeringan. Ada baiknya nanti saya mengenalkan dengan Program Banyu Biru.

Upaya apa yang bisa dilakukan untuk mencegah kebakaran dan menanggulangi kebakaran? Kita bisa menerapkan pepatah ini: Kecil jadi kawan besar jadi lawan. Sehingga upaya yang bisa dilakukan adanya mendeteksi sedini mungkin titik-titik api tersebut, untuk segera ditangani untuk segera dipadamkan. Contoh sederhana bisa tidak memasang sensor dan sprinkler air hidrant untuk pemadamnya, terutama dipasang ditempat-tempat yang rawan terjadi kebakaran, termasuk  di hutan. 

Upaya selanjutnya, rasanya sudah saatnya kita memiliki Drone Dam Kar (Dr. DamKar), yang berfungsi untuk secara segera dan cepat mengatasi kebakaran sebelum membesar yang terbang dengan membawa APAR Cair, APAR Foam/Busa, atau Dry chemical Powder, termasuk terbang untuk mendeteksi titik api yang ada di hutan. Wah penulis mulai halu nih mimpinya ketinggian, sehingga omongannya menjadi ngelantur ngga jelas?

Sebagai penutup, apa yang saya tulis adalah apa yang sudah saya kerjakan, meski masih ditingkat pengujian laboratorium dan itu bisa dilakukan, sehingga kembali lagi tulisan ini adalah upaya untuk memprovokasi, mengajak berkolaborasi untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan yang ada disekitar kita, sesuai dengan bidang dan keahlian kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun