Alam selalu menjadi tempat yang paling aku sukai, apalagi gunung. Suasana segar, dingin dan menikmati hamparan luas mahakarya sang pencipta dari ketinggian. Bagaimana jika kita tidak banyak waktu untuk mendaki gunung? Tenang di Ngglanggeran kamu bisa menikmati gunung tanpa harus lelah mendaki berjam-jam bahkan seharian.
Adalah geosite Ngglanggeran, kawasan yang menjadi bagian dari geopark Gunung Sewu yang meliputi 3 daerah yakni Gunungkidul, Wonogiri dan Pacitan. Lokasinya berada di desa Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berdasar penuturan cak Budi Martono, pengelola Geopark Gunung Sewu;  kawasan kars gunung Sewu memegang peranan penting dalam pembentukan budaya masyarakat sejak  prasejarah hingga peradapan saat ini. Geopark memiliki potensi besar jika dikelola dengan baik. Ia memberi sumbangan besar bagi produk domestik bruto seperti geopark Langkapi yang telah dikunjungi oleh 3,6 juta wisatawan mancanegara dan geopark Yuntaishan China yang telah dikunjungi 1,2 juta wisman dengan pendapatan mencapai US 90 juta dolar. nah besar sekali kan!
Geopark merupakan kawasan geografis dimana situs-situs warisan geologis menjadi bagian dari konsep perlindungan, pendidikan dan pembangunan berkelanjutan secara holistik. Geopark Gunung Sewu sendiri pada mulanya bernama Geopark Pacitan, berubah setelah ditetapkan menjadi geopark nasional pada tahun 13 Mei 2013 oleh Komite Nasional Geopark Indonesia (ad hoc). Kemudian setelah melewati tahapan panjang, akhirnya disyahkan menjadi geopark global yang didukung UNESCO pada 19 September 2017 di Tottori, Jepang.Â
Geopark gunung sewu memiliki eksotika tersendiri yang meliputi geodiversity, biodiversity dan cultural diversity. Ada 33 geocity diantaranya Ngglanggeran ini. Geopark Gunung Sewu memiliki wilayah seluas 1.802 km2 dibagi menjadi 3 geoarea yakni Gunungkidul (13 situs), Wonogiri (7 situs) dan Pacitan (13 situs) dengan total 30 situs geologi dan 3 situs non-geologi.
Konsep geopark Gunung Sewu sesuai dengan UNESCO Global Geopark yakni melakukan manajemen pembangunan dan pengembangan kawasan Gunung Sewu secara berkelanjutan yang memaduserasikan 3 keragaman alam yaitu: geodiversity, biodiversity, dan cultural diversity dengan berpijak pada aspek konservasi, edukasi dan penambahan nilai ekonomi lokal melalui geowisata.
Pengunjung tidak saja sekedar bisa menikmati alam di kawasan ini, namun juga bisa melihat pembuatan coklat di kampung coklat. Setelah berdiskusi panjang lebar seputar geopark Gunung Sewu kami berkesempatan untuk melihat keindahan alam di kawasan Ngglanggeran. Kami menuju kampung pitu, kampung yang hanya dihuni oleh tujuh keluarga. Konon di kampung ini selalu hanya tujuh keluarga. Jika ada yang meninggal misalnya, sebentar kemudian ada yang menikah. Jika ada yang pergi, ada saja keluarga yang kembali dari perantauan. Inilah yang membuat kampung ini unik. Disini kami disuguhi hidangan istimewa yaitu jadah thiwul, jadah yang biasanya dari beras ketan kali ini dibuat dari thiwul.Â
Tak jauh dari kampung ini terdapat tempat yang keren, dimana kita bisa menyaksikan sunrise dan sunset sekaligus. Disini juga menjadi salah satu tempat syuting salah satu acara traveling. Bahkan menurut penuturan pemandu kami sudah tiga kali mereka syuting disini. Tempat itu bernama puncak gunung Wayang dan watu bantal. Pemandangannya sungguh mempesona.Â
Suasana hening dengan udara sejuk dan pemandangan indah, tiga kombinasi maut yang membuat siapapun betah disini. Jika punya waktu panjang, bermalamlah beberapa hari disini. Nikmati sunrise dan sunset, tracking naik turun gunung, melihat pembuatan cokelat, menikmati embung yang aduhai khususnya disenja hari serta menyaksikan wisata lain seperti air terjun Kedung Kandang  atau kesenian warga sekitar. Nikmati keramahan, nikmati kesejukan dari sesaknya aktifitas pekerjaan.
Berikut Video Vlog dan foto Nglanggeran :Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H