Mohon tunggu...
Dimas Suyatno
Dimas Suyatno Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka jalan-jalan di akhir pekan

Suka trevelling, tinggal di Solo | @dimassuyatno Bisa dihubungi via email thezatno@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Air Terjun Jumog, The Lost Paradise

12 Oktober 2012   11:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:53 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karanganyar memang surganya air terjun. Tak berlebihan memang, paling tidak ada 3 air terjun besar di daerah ini : Grojogan Sewu, Parang Ijo dan Jomog. Nah yang terakhir ini merupakan destinasi yang terakhir dikembangkan. Maka tak heran Air terjun Jumog terlihat belum banyak mendapat sentuhan. Saat kemarin saya kesana, kondisinya masih hampir sama dengan 5 tahun saat pertama kali saya datang saat diperkenalkan oleh warga setempat. Pembatas tangga masih berupa kayu, lokasi berjualan pedagang (khususnya yg di pintu masuk) juga masih belum dibangun permanen.

Air Terjun Jumog terletak di desa Berjo, Kecamatan Ngargoyosa, Kabupaten Karanganyar. Jaraknya sekitar 38 km dari kota Solo. Untuk mencapai lokasi ini arahkan kendaraan anda menuju Tawangmangu. Nah setelah pasar Karangpandang di pertigaan ambil jalan kiri. Grojogan Jumog masuk dalam komplek wisata alam Ngargoyoso. Tidak jauh dari Jumog ada Candi Sukuh, Kebun Teh Kemuning, Telaga Madirdo, Air terjun Parang Ijo dan dipuncak bukit kebun teh ada Candi Cetho. Tidak salah kan kalau saya bilang surga wisata alam. Tiket masuk ke lokasi ini sangat murah, pengunjung cukup membayar 3.000,- untuk tiket masuk; serta 2.000,- untuk tiket parkir sepeda motor dan 3.000,- untuk parkir mobil. Sedangkan untuk sewa homestay, tersedia dengan harga mulai 50.000,- hingga 200.000,- per malam.
Jumog, dijuluki The Lost Paradise; surga yang hilang, tersembungi. Dan baru diexpose tahun 2004. Saat pertama kali saya kesana di tahun 2004 dengan saat kemarin saya kesana kondisinya tidak banyak berubah. Dan aliran air terjunnya terbilang stabil, meski saat ini musim kemarau air mengalir cukup deras. Dan tentu saja airnya jernih dan segar karena memang air terjun ini bersumber dari mata air gunung lawu.

Air terjun Jumog memiliki ketinggian 60 m, selisih 20 m lebih rendah dari air terjun Grojogan Sewu. Memiliki 3 cabang air terjun yang oleh warga setempat dinamai Klueng, Kusumajati dan Jubleg. Saat ini air terjun ini dikelola oleh BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Berjo. Air terjun dibuka mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun