Mohon tunggu...
Fori Suwargono
Fori Suwargono Mohon Tunggu... -

Owner Inem (Internet Media Consultant)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Setetes Madu dunia

31 Oktober 2014   16:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:03 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Datanglah seekor semut kecil, perlahan-lahan dicicipinya madu tersebut.

Hmmm... manis. Lalu dia beranjak hendak pergi.

Namun rasa manis madu sudah terlanjur memikat hatinya. Dia pun kembali untuk mencicipi lagi, sedikit saja. Setelah itu barulah dia akan pergi.

Namun, ternyata dia merasa tidak puas hanya mencicipi madu dari pinggir tetesannya.

Dia pikir, kenapa tidak sekalian saja masuk dan menceburkan diri agar bisa menikmati manisnya, lagi dan lagi.

Maka masuklah sang semut, tepat di tengah tetesan madu.

Ternyata? Badan mungilnya malah tenggelam penuh madu, kakinya lengket dengan tanah.

Dan... Tentu saja tak bisa bergerak.

Malang nian, dia terus seperti itu hingga akhir hayatnya. Mati dalam kubangan setetes madu.

Demikianlah analogi sederhana tentang dunia dan pecinta dunia, sebagaimana diperumpamakan dalam sebuah pepatah

"Hakikat apa-apa dari kenikmatan dunia melainkan bagai setetes besar dari madu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun